Pagi-pagi sekali Raskal telah mempersiapkan sarapan pagi dan peesiapan kuliahnya. Ya kuliah, hari ini ia ada jadwal jam 08.40 pagi di mata kuliah akuntansi. Mata kuliah yang paling menyenangkan menurutnya karena ia bisa berolahraga otak.
"Kakak, besok adalah hari terakhir untuk pelunasan tunggakan SPPku".
Dewa yang sudah rapi dengan seragam sekolahnya kembali mengingatkan kakaknya tentang kata terlarang itu "SPP".
Raskal hampir lupa dengan permasalahan adiknya karena ia terlalu fokus dengan masa pemulihan patah tulangnya.
Dewa mengeluarkan uang tabungan 1 bulannya yang mustahil cukup/lebih karena tunggakan keseluruhan SPP ditambah uang untuk ujian adalah Rp 2.899.000,-. Sementara ia hanya memiliki uang sebesar Rp 300.000,- yang setengahnya saja tidak cukup.
Dewa langsung menyerahkan uangnya.
"Hanya ini kak yang aku punya dan itu tidak cukup".
Raskal bingung harus mencari bantuan kepada siapa? Teman saja tidak punya, adasih tapi di luar negeri itupun sudah lost contact.
Untuk makan saja kadang-kadang tidak cukup, untung dia kuliah mendapatkan beasiswa.
"Hmm apa aku pinjam uang di restaurant Pak Adit aja ya? Inikan keperluan mendesak mana mungkin dia tidak mau memberikannya." Batin Raskal berkata.
Kamu tenang saja, besok kakak jamin uang itu sudah ada, kakak sendiri yang akan membayarkannya ke sekolah kami". Ucap Raskal menenangkan sambil mengelus kepala adiknya.
"Apa kakak yakin? jika kakak tidak bisa melunasi tunggakan SPPnya mendingan aku berhenti sekolah aja?". Dewa masih ragu dengan perkataan kakaknya.
Mendengar keraguan adiknya, Raskal langsung marah.
"DEWA kamu itu tinggal 1 bulan lagi ujian, sudah tidak usah mempermasalahkan tunggakan kamu, kamu hanya fokus belajar saja! Biar kakak yang mengurus pembayaran sekolah kamu".
Raskal menasihati adiknya sambil mengelus kepalanya.
"Kamu itu adik kakak satu-satunya, kita itu jangan mengecewakan Ibu dan Ayah. Kamu ingat pesan terakhir yang mereka sampaikan ke kita sebelum mereka pergi dari dunia ini?". Tanya Raskal sambil mengingatkan Dewa.
"Kita harus menjadi orang sukses". Jawab Dewa.
"Hmm maka dari itu dari sekarang kamu harus belajar dengan sungguh-sungguh".
"Ayo cepat berangkat ke sekolah, ini sudah jam 06.30!". Ucap Raskal sambil melihat jam yang tergantung di dinding ruang tamu.
"Ini bekal kamu jangan lupa di makan!".
Setelah mencium tangan dan kening kakaknya, Dewa langsung pergi ke sekolah dengan sepeda bututnya sambil membawa gitar untuk mengamen sehabis pulang sekolah.
RASKAL POV
Huff, akhirnya kuis 15 soal itu terjawab dengan lancar juga, untung soal-soalnya mudah.
Pukul 13.20, berarti 10 menit lagi mata kuliah ini akan selesai. Sekarang waktunya beres-beres dan langsung pergi bekerja.
"Waktunya habis, silahkan kertasnya di kumpul!". Perintah Pak Guntoro, si dosen berkepala botak depan dan berbadan gendut.
"Yaaa Pak", protes seluruh penghuni kelas ini terkecuali aku dan Pak Guntoro sendiri.
"Bapak beri kalian waktu 30 detik untuk mengumpulkannya, jika pak telah keluar dari sini pak akan pastikan nilai mata kuliah kalian akan E". Ucap pak Guntoro tanpa mau di ganggu gugat.
Lalu setelah itu Hanya terdengar bunyi grasak-grusuk yang pelakunya adalah teman-temanku sendiri.
Sementara aku hanya duduk santai dan menjadi penonton karena aku adalah pengumpul pertama. Senang juga melihat mereka si anak orang kaya yang masih hidup dibawah ketiak ayah/ibunya sedang mengalami masa-masa sulit seperti ini.
Ah lupakan mereka, sekarang lebih baik aku pergi ke restaurant d'Cafe.
d'Cafe I'm coming!!
&&&
Suasana sore ini terlalu ramai di restaurant d'Cafe, banyak pelanggan yang datang terutama para gadis remaja yang tentunya mempunya maksud terselubung di restaurant ini.
Ayo ayo tebak!!
Ya benar, restaurant ini datang karna pemiliknya yang tampan, kaya, dan rupawan datang memeriksa keadaan cabang restaurantnya ini.
Ah kalau bukan karena sedang butuh, malas saja aku memuji atasanku ini yang sayangnya memang ganteng si Bapak Aditya yang bermuka triplek karena terlalu datar dan si kulkas berjalan.
"Ras, ni antar pesanan ke meja 13". Ucap mbak Rani, salah satu koki yang telah menikah dan sedang hamil 4 bulan ini.
"Ya oke mbak". Kulihat di meja itu terdapat 5 anak-anak yang sudah dewasa terlalu dini, anak SMA yang ku taksir baru kelas 1 SMA, ber-rok 10 cm diatas lutut, berbaju ketat dengan 2 kancing atas dibiarkan terbuka, bermake up setebal 50 cm (oke ini berlebihan), berlipstick merah darah.
Aku sedikit tidak yakin kalau mereka ini anak SMA, mereka lebih pantas disebut sebagai wanita penggoda atau si kupu-kupu malam.
Dan lebih parahnya lagi, atasanku si kulkas berjalan itu malah meladeni 5 wanita atau gadis, ah aku jadi bingung, sudahlah intinya mereka. 6 orang itu sedang tertawa terbahak-bahak, aku tidak tahu apa yang sedang mereka bahas sampai tidak menyadari ada wanita imut di belakangnya.
Oke aku terlalu narsis.
Aku berdehem untuk menghentikan acara tertawa mereka. Ini hebat!! Mereka langsung berhenti dan melihat ke arahku.
"Maaf mengganggu acara kalian, aku hanya ingin mengantarkan pesanan ini".
Aku berbasa-basi sambil menekankan kata 'acara' sekaligus menyindir atasan yang sayangnya tampan ini.
Setelah meletakkan seluruh pesanannya aku segera pergi, namun lenganku di pegang oleh tangan besar yang membuatku bertahan di tempat ini.
"Iya ada yang bisa saya bantu pak?". Tanyaku sesopan mungkin.
"Ke ruangan saya sekarang!! 5 menit lagi saya akan menyusul!!". Perintahnya dengan langsung menatap mataku. Aku yang gugup ditatap seperti itu segera pamit undur diri dan pergi ke ruangannya.
&&&
AUTHOR POV
"Raskal Maharani, mahasiswi semester 6 di Universitas Malaka jurusan Akuntansi, mempunyai seorang adik kelas 3 SMA yang sekarang sedang butuh biaya untuk membayar tunggakan SPP nya."
Raskal membelalakkan matanya dengan kaget saat mendengar ucapan pak bosnya yang sayangnya itu benar.
"Mata kamu biasa aja, saya tahu kamu kaget!! Saya akan membantu biaya sekolah adikmu sampai lulus, tapi...". Ucap Adit memotong perkataannya sehingga membuat Raskal penasaran.
"Tapi apa pak?". Tanya Raskal penasaran.
"Ada syaratnya". Ucap Adit misterius.
"Apa syaratnya?"
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Old (TAMAT)
RandomRaskal Maharani, mahasiswi jurusan Akuntansi semester 6 di Universitas Malaka. Ia adalah anak yatim piatu, kedua orangtuanya telah meninggal karena di bunuh perampok. Ia tinggal bersama adik laki-lakinya (Dewa) yang sekarang sedang bersekolah kelas...