IX. Rata dengan tanah

19.1K 1.3K 11
                                    

1 bulan setelah kejadian pingsannya mama Adit di rumah sakit kehidupan Adit berjalan agak normal, dikatakan agak normal karena Joana, si wanita iblis itu selalu mengintili hidup Adit kemana saja.

Karena kejadian datangnya si wanita penganggu itu, dinner perjanjian Adit dan Raskal terpaksa di tunda sampai batas waktu yang belum di tentukan.

Kehidupan Raskal sampai sekarang masih berjalan dengan lancar, aman, damai, dan sentosa tanpa ada hambatan. Ia masih sibuk dengan kuliah dan kerja part timenya.

Sesekali Raskal akan mengajak Dewa menjenguk Mama Clara (Mama Adit) ke rumahnya. Ya, semenjak kejadian 1 bulan yang lalu Raskal sudah mulai dekat dengan Mama Clara.

Mama Clara sudah mengganggap Raskal dan dewa sebagai anaknya sendiri dan begitupun sebaliknya.

"Kak nanti malam jadikan, kita ke rumah mama clara?"

Dewa yang sudah pulang dari sekolahnya segera menghampiri kakaknya yang sedang memasak makan siang di dapur.

"Aku sudah merindukan Ibu Clara kak". Ucap Dewa sambil mencomot pisang goreng yang barusan ditiriskan kakaknya.

Raskal langsung memukul tangan Dewa.

"Hey cuci tangan dulu! Tangan habis dari mana-mana, itu kuman semua isinya".

Dewa mendengus kesal kepada kakaknya, tapi ia masih menuruti perintah kakaknya.

"Iya-iya bawel".

Dewa langsung berjalan menuju kamar mandi.

"DEWA SEHABIS MAKAN KAMU KE SUPERMARKET YA, BELI BUAH NAGA UNTUK IBU CLARA!"

Teriak Raskal dari kejauhan, supaya Dewa bisa mendengarnya.

&&&

Malam hari di rumah Aditya terlihat ramai, karena ada acara barbeque. Suara canda dan tawa terdengar dimana-mana.

"Adit itu dari kecil manja banget, dia nggak mau tidur kalau Mama nggak nyanyiin dia lagu nina bobok, bahkan sampai sekarang kalau dia ingin tidur dia akan tidur di bawah ketiak mama!"

"Dulu sewaktu masih hidup, papanya Adit akan berebut tidur dalam ketiak mama, mereka bahkan saling bersaing. Jika salah satu dari mereka kalah, mereka berdua tidak akan tidur sampai keesokan harinya".

Lanjut Mama Clara sambil mengenang memori indah di masa lalunya.

"Hahahahahahahahah".

Semua yang ada di sana tertawa, kecuali Adit yang memasang wajah cemberutnya.

"Serius Bu, padahal waktu pertama kali ketemu kak Adit, dia itu dingin, pemarah, angkuh. Aku sampai nggak nyangka lo ternyata kak Adit hahahaha".

Dewa tidak menyelesaikan ucapannya, karena tidak kuat menahan tawanya lagi.

"Mama, jangan membuka aibku. Aku malu ma!"

Mulai deh bayi besar ini merajuk.

"Adit kamu nggak malu sama Raskal, udah tua tapi tingkahnya kayak bayi beruang". Ledek mama Clara.

"Ih mama". Lagi-lagi Adit merengek tanpa malu.

Raskal yang asik dengan daging panggangnya hanya bisa menggeleng-geleng kepala saja.

"Ibu, Dewa, Pak Adit dagingnya sudah matang, ayo kesini!".

Raskal membawa daging matang itu ke dalam rumah setelah membereskan semua peralatan memanggangnya.

Setelah acara makan malam hasil masakan Raskal, mereka berempat melanjutkan ke acara nonton film di ruang keluarga.

Hujan di sertai angin kencang memporak porandakan rumah dan lingkungan sekitar, saat asyik dengan tontonan filmnya, mati lampu datang dengan tiba-tiba hingga hanya kegelapan yang menyelimuti keempat orang itu.

Mama Clara dan Dewa saling berpelukan, sementara Raskal sudah ketakutan di dalam pangkuan Adit. Adit hanya bisa mengelus punggung Raskal untuk menenangkannya.

"Ayah...Ibu". Lirih Raskal

TBC

Jangan lupa vote dan comment.

My Lovely Old (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang