VIII. Aku juga ibumu

20.1K 1.3K 16
                                    

ADITYA POV

Lagi-lagi wanita iblis tidak tahu diri itu datang mengganggu hidupku, saat aku sudah mulai bangkit dari kebangkrutan Papa dulu dan hidup dengan tenang tanpa gangguan. Wanita ini dengan seenaknya datang sambil tersenyum dengan liciknya dan mengaku bahwa dia sedang hamil anakku.

Hei? Apakah dia sudah kehabisan stock om-om kaya di luar sana?? Ataukah dia memiliki penyakit menjijikkan dan berbahaya hingga pria-pria tua yang tidak setia itu tidak mau membelinya.

Oh ayolah, walaupun aku sedikit payah dalam hal percintaan tapi aku tidak bodoh jika mengenai logika.

C'mon, semenjak pertunangan jahannam itu terjadi sampai berakhir dengan tragis aku tidak lagi menghubunginya bahkan tidak sudi.

Dan darimana pula dia tahu aku berada disini? Mengaku-ngaku hamil anakku sehingga membuat mamaku sekarang terbaring di rumah sakit karena cerita karangannya itu.

Lihat saja, jika sampai terjadi apa-apa terhadap mamaku, akan aku kejar dia kemanapun bahkan sampai ke lobang neraka sekalipun aku tidak peduli.

"Pak makan dulu!! Saya tahu bapak belum makan dari tadi pagi".

Iya Raskal, aku datang bersama dia karena dia yang memaksaku untuk membawanya. Belum sempat aku menolak perintah Raskal dia langsung menarik tanganku dan duduk di kursi tunggu rumah sakit yang sudah disediakan.

Dia membuka 1 bungkusan nasi padang dan menyodorkannya kepadaku dengan senyuman pepsodentnya.

"Ayo pak makan! Saya tahu ini bukan makanan berkelas yang biasanya bapak makan, tapi saya jamin ini sehat kok dan tentunya enak".

Karena aku sama sekali tidak merespon ucapannya, Raskal langsung membawa tangan kanannya yang sudah penuh nasi itu dan menyuapkan ke mulutku dengan paksa.

WAW AMAZING, rasanya benar-benar luar biasa. Aku terus mengunyah dan menerima suapan dari Raskal sampai nasi itu habis tak tersisa.

&&&

Di dalam sebuah kamar hotel, seorang wanita sedang mengamuk, membanting segala barang dan fasilitas kamar hotel yang ada di depannya.

Dia tidak peduli akan urusan pihak hotel nantinya, yang terpenting sekarang dia harus bisa melampiaskan kemarahannya sampai benar-benar lega.

"Kau hanya milikku Aditya Sadeva".

Wanita itu yang tak lain adalah Joana tersenyum licik sambil memikirkan rencana baru untuk memiliki Aditya.

&&&

Dokter keluar dari kamar perawatan Mama Adit dengan senyuman yang menenangkan.

"Bagaimana Dok keadaan mama saya?". Tanya Adit dengan tidak sabar.

Dokter muda itu tersenyum sekilas, lalu menengok ke Raskal sambil memberikan senyum sopannya dan Raskal membalas senyuman itu.

Entah kenapa hati Adit terasa sesak dan panas bersamaan saat melihat Raskal membalas senyum dokter muda nan tampan itu.

"Ibu anda baik-baik saja, dia hanya kecapekan dan terlalu shock makanya dia pingsan. Tensi darahnya juga rendah, tapi alhamdulliah sudah stabil kembali dan sekarang ia telah sadar". Jelas dokter itu.

"Apakah sekarang kami boleh menjenguknya dok?". Sekarang gantian Raskal yang bertanya.

"Ya tentu saja, kalau begitu saya pemisi dulu".

Setelah sang dokter pamit pergi, Adit langsung menarik tangan Raskal dan membawanya masuk menuju kamar rawat mamanya.

"Ma". Panggil Adit saat mamanya sedang melamun.

"Kenapa Adit?? Kenapa harus dengan wanita ular itu?? Mama memang ingin memiliki cucu, tapi bukan dari wanita ular itu?".

Aditya langsung memeluk mamanya dan mengucapkan kata maaf berulang kali saat melihat mamanya menangis.

"Maaf ma, maaf, dia bukan anakku, aku sudah lama tidak berhubungan dengannya sejak 8 tahun yang lalu. Demi Allah Ma!".

Adit menjelaskan dengan lembut kepada mamanya, suaranya serak karena menangis.

Raskal yang melihat adegan ibu dan anak itu, ikut menangis karena jujur ia sangat merindukan sosok ibu di kehidupannya.

Menyadari bukan hanya ada mereka berdua saja di dalam ruangan itu, Mama Adit langsung menoleh dan memberikan senyuman lebarnya kepada Raskal.

Mama Adit tentu ingat kepada Raskal, karena sebelum ia jatuh pingsan ia melihat seorang gadis yang menahan tubuhnya agar tidak terjatuh.

"Ayo kemari".

Mama Adit merentangkan kedua tanggannya kepada Raskal setelah Adit melepaskan pelukannya.

Dengan langkah pelan dan ragu-ragu, Raskal langsung mendekat ke ranjang rumah sakit itu, setelah mendekat tanpa ragu-ragu mama Adit langsung memeluk Raskal.

Raskal yang sudah lama tidak merasakan hangatnya dekapan seorang ibu langsung menangis dalam pelukannya. Tubuhnya bergetar pertanda ia benar-benar menangis.

"Hey ada apa nak?". Tanya mama Adit menenangkan dan mengelus punggung Raskal.

"Aku rindu pelukan seorang ibu".

Mama Adit langsung bertanya dengan kode mata kepada Adit, dan Adit menjelaskan bahwa Orangtua Raskal telah meninggal melewati isyarat yang ia berikan.

"Hey sudah jangan menangis lagi, kau boleh memanggilku dengan sebutan ibu, lagian aku juga sudah bosan dengan anak laki-laki tua bangka yang sampai sekarang masih jomblo itu".

Ejekan sekaligus sindiran yang diberikan Mama Adit itu membuat Raskal tersenyum.

"Yang sudah tua bangka itu anakmu nyonya, apakah kau tidak sadar diri semakin tua umurku semakin tua juga umurmu". Adit balas menyendir Mama Adit yang membuat 3 orang di dalam ruangan itu tertawa pecah.

TBC

My Lovely Old (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang