XI. Pendekatan

18.5K 1.2K 3
                                    

Suara Adzan subuh menggema di kawasan komplek ini, sementara 3 manusia yang berbeda jenis kelamin masih asik tidur di atas kasur empuk di kamar yang menggambarkan aura maskulin, hitam putih.

Raskal dan Aditya masih asik bergelung selimut, sementara Mama Adit dan Dewa telah sibuk berwudhu untuk menyembah sang ilahi.

"Dewa, bangunin kakak-kakak kamu dong, kita shalat berjamaah barengan".

"Baik bu"

Perintah Mama Adit setelah mengambil wudhu. Dewa segera menuju kamar Adit yang berada di lantai atas.

"Kak Adit, Kak Raskal bangun!! Ini sudah waktunya shalat subuh".

Raskal perlahan-lahan membuka matanya, ia merasakan ada tangan kekar yang melingkari perutnya, seketika rasa kantuknya hilang digantikan dengan rasa kaget.

"TIDAAAAAAKKKKK". Teriak Raskal kaget yang membuat Adit terbangun, sementara Dewa telah pergi ke bawah untuk mengambil air wudhu setelah mendengar teriakan kakaknya. Biarkan kakaknya sendiri yang menyelesaikan urusannya.

"Raskal, masih pagi kok udah teriak-teriak sih". Protes Adit menahan kantuk.

"Kok bapak ada di sini sih". Tanya Raskal polos.

"Ini kan kamar saya, lagian semalam kamu yang nggak mau saya lepas". Jelas Adit yang membuat Raskal malu sendiri karena mengingat kejadian semalam.

Raskal yang tadi malam takut karena mendengar suara petir dan mati lampu jadi teringat kematian orangtuanya. Ia terus mengeratkan pelukannya di pangkuan Adit.

Raskal menangis sesenggukan, sementara Dewa dan Mama Adit telah tidur di kamar masing-masing.

Saat Raskal sudah tenang dan Adit ingun melepaskan pelukanya, petir kembali berbunyi seakan menandakan bahwa ia tidak ingin memisahkan mereka berdua.

Raskal kembali memeluk erat Adit, hingga ia tertidur dengan tenang. Sementara Raskal, ia sedang menetralkan detak jantungnya karena kembali perasaan aneh dihatinya.

Karena waktu sudah tengah malam, Adit pun membawa Raskal ke kamarnya. Mereka pun tidur dengan saling berpelukan.

Raskal yang masih sibuk dengan ingatan semalam, sementara Adit telah turun dari kasur untuk bersiap-siap shalat subuh.

"Kalau sudah selesai, ayo turun kita shalat subuh berjamaah".

&&&

Shalat subuh hari ini terasa berbeda bagi Adit, biasanya ia hanya shalat berdua dengan mamanya dan sekarang ia merasa telah jadi imam seutuhnya karena ada 1 perempuan cantik yang ikut jadi makmumnya dan 1 orang adik laki-laki baru.

Selesai berdoa, mama Adit sudah memulai aktivitasnya memasak di dapur ditemani Raskal, calon menantunya. Ya, ia sudah mengklaim Raskal sebagai calon menantunya karena Raskal sangat cocok dengan Adit.

Sementara Adit dan Dewa telah sibuk berlari pagi.

"Kamu rencana mau kuliah kemana? Setelah lulus dari SMA ini". Tanya Adit saat mereka sedang berjalan untuk pulang ke rumah.

"Aku sih berencana ambil beasiswa di Malaka, soalnya aku nggak mau jauh-jauh dari kak Raskal". Jawab Dewa.

"Emang kamu ambil jurusan apa?". Tanya Adit penasaran.

"Arsitektur kak, dari dulu aku suka itu. Sebenarnya aku ingin ambil kuliah di Malaysia, tapi aku takut ninggalin kak Raskal karena dia sendirian di sini". Ungkap Dewa dengan nada kekhawatiran.

"Gimana kalau saya yang menjaga kakak kamu?".

Pertanyaan yang sebenarnya pernyataan tiba-tiba itu membuat Dewa terkejut.

My Lovely Old (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang