REUNI

38 7 12
                                    

Beberapa hari berlalu sejak terakhir kali Hanbin berusaha mencari Vi dan berakhir dengan terbaringnya Hanbin di ruang rawat inap rumah sakit. Meski kini Hanbin telah pulih kembali, tak lantas ada waktu untuk mencari Vi kembali. Pekerjaan yang menumpuk karena beberapa hari Hanbin tinggalkan sangat menyita waktunya. Hanbin lupakan misi pencariannya sementara. Meski pikirannya tak bisa ikut melupakan Vi. Deadline demi deadline Hanbin targetkan untuk selesai sesegara mungkin, pagi hingga larut malam hanya berada di ruang kerjanya. Terkadang mengabaikan perut yang meronta minta diberi asupan, mata yang protes minta ditidurkan, dan tubuh yang memohon untuk diistirahatkan. Pekerja keras atau gila kerja kah Hanbin?

Bin, lu jadi ikut kaga? Tar sore reunian gua tempatnya nggak jauh dari kantor lu

Sebuah pesan yang June kirim ditengah kesibukan Hanbin yang masih berkutat dengan pekerjaannya.

Gue sibuk.

Singkat Hanbin membalas pesan June, memahami kesibukan Hanbin, June disebrang sana hanya mengendikan bahunya.

********

Sore kala itu, ketika satu-persatu kawan lama June mulai memenuhi hall sebuah hotel, June masih berjibaku dengan kemacetan. Sepertinya June akan terlambat.

Halo Di, gua kayaknya telat deh sampe sana. Tadi gua ngedadak ada urusan, gua masih dijalan. Macet!

Ditengah kemacetan June menyempatkan menelpon salah satu temannya, memastikan bahwa June akan datang namun terlambat.

Acaranya sampe malem kan?

Ok thanks.

"Ah masih banyak waktu kalo acaranya sampe malem." Ucap June dengan dirinya sendiri, sembari terus memandangi dirinya di kaca spion. June memang selalu suka melihat dirinya sendiri. "Ganteng banget si lu Jun." Tambahnya lagi.

June mencintai dirinya lebih dari apapun.

******

Dua jam, hampir dua jam June terlambat datang. June melewatkan beberapa acara, tapi June merasa sangat beruntung. June melewatkan acara yang membosankan, ramah tamah, sambutan, ini itu, dan serangkaian acara membosankan lainnya. June sampai tepat ketika acara makan-makan dan hiburan.

Begitu memasuki hall dengan gaya so cool June menyapa satu persatu orang yang June kenali. Menyusuri kerumunan June mencari-cari seseorang atau mungkin beberapa orang.

"Jun, sini!" Seseorang berteriak di salah satu meja ketika mendapati June celingak-celinguk ditengah kerumunan.

"Dikeeeyyy, haaahhh akhirnya ketemu juga, sampe pegel leher gua nengok sana-sini mulu." Tukang mengeluh ini selalu mengeluh dengan sedikit kesusahan saja.

"Dikey Dikey enak aja lu, Dicky! Lu masih ya Jun, ngeluh mulu."

Dikey, Dicky. I mean DK.

"Ya gua masih kayak dulu, bedanya sekarang gua lebih ganteng."

As always, June love himself. Lebih tepatnya, June narsis.

"Lu mau ngapain Jun?" June memulai aksi narsisnya lagi, miring kanan miring kiri dengan sebuah ponsel didepannya, kamera depan sudah menyala. Senyum sendiri, mencari angle yang tepat.

Cekrek

"Selfie lah bego masa gak tau."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Lost FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang