DIA ( Hanbin Vers. )

47 8 6
                                    

Zaviara Dahlia Shanum,

Aku tidak akan pernah lupa.
Bagaimana aku bertemu dengannya.
Si gadis konyol itu, ku kira dia gadis menye-menye biasa, ternyata dia berbeda.

Aku tidak pernah mengira gadis konyol itu, mampu menghipnotisku untuk ingin melindunginya bahkan di kali pertama.

Dan aku tidak pernah mengira, bahwa aku akan jatuh cinta padanya.

Apa yang menarik dengan dirinya?
Dia bukan seseorang yang terlahir dengan kategori sangat cantik, tapi dia menggemaskan.
Tubuhnya pun tidak terlalu tinggi, tapi pas untukku.
Sudahlah, aku menyukainya.

Entah magic apa yang Ia miliki.
Setiap kata yang terlontar dari bibir manisnya seolah mebiusku.
Setiap tingkah lakunya seolah menghipnotisku untuk jatuh lebih dalam, dan lebih dalam lagi ke dalam dunianya.

Hipnotis aku sepanjang hidupku, aku rela terus terjebak dalam duniamu.

Aku adalah seseorang yang bodoh dalam urusan cinta.
Aku bahkan tidak tau apa itu cinta, sampai aku bertemu dengannya.

Tidak pernah terpikirkan olehku bahwa cinta akan serumit itu.
Bersamanya aku merasakan rindu dan juga cemburu.
Lebih dari itu, ada banyak rasa dalam cinta.
Namun rinduku selalu lebih mendominasi.

Dia cinta pertamaku.

Aku tidak menyangkal ketika orang mengatakan bahwa cinta membuatmu menjadi bodoh.
Seperti ketika aku selalu menjadi korban atas eksperimen-eksperimen ajaib Vi ketika Ia mencoba membuat roti.
Dia selalu mengatakan 'aku suka membuat roti' namun pada kenyataannya, hasilnya selalu jauh dari ekspektasi.
Bodohnya, aku akan menelannya meski bahkan mulutku ingin menolaknya.
Dan lebih bodoh lagi aku selalu mengatakan 'lumayan, namanya juga baru belajar. Nanti coba lagi ya'
Padahal hatiku ingin mengatakan 'berhentilah, kau tidak berbakat'
Aku tidak sekejam itu, membuat seseorang berhenti dari mimpinya.

Prinsipnya tentang mencintai dan dicintai sangat Ia junjung tinggi.
Hal itu membuatnya berpikir selama tiga bulan untuk menerima perasaanku.
Bila ku pikir, bodoh kenapa aku mau membiarkan wanita jahat ini menggantungkan perasaanku selama tiga bulan dan kenapa aku tetap datang padanya.

Dia, aku sering membuatnya jengkel dan kesal karena sifatku.
Aku bukan seseorang yang romantis dan mudah memahami wanita.
Tak jarang aku membuat ekspresi wajahnya menjadi masam karena tingkah lakuku.
Tapi itu tak pernah bertahan lama, segera Ia akan kembali tersenyum lagi.

Ah, aku selalu suka senyumannya.

Dia, tak pernah menuntutku ini dan itu.
Tidak, dia bukan seseorang yang seperti itu.
Sungguh dia menyukaiku karena ini adalah aku.
Begitu katanya.

Aku juga selalu menyukaimu.

Sudahlah, ribuan kata tidak akan mampu mendeskripsikan bagaimana spesialnya dia untukku.

Aku beruntung sempat memilikinya.

Semuanya baik-baik saja.
Hingga saat itu terjadi.
Aku kehilangan kesadaranku.
Aku lupa dengan janjiku.
Aku lupa bagaimana dia mencintaiku.
Aku lupa bagaimana aku mencintainya.
Dan aku lupa siapa jati diriku.

Aku terlalu naif, seolah aku begitu mengenal diriku.
Ku pikir, aku telah menemukan tempat baru untukku memulai.
Tidak, tak ada yang lebih mengertiku selain dirinya.
Aku kehilangan dirinya.

Aku rela pergi kemanapun hanya untuk melihat satu senyuman darinya.
Aku rela jika harus terus menjadi korban eksperimen ajaibnya, sungguh seperti apapun aku akan memakan apapun yang Ia buat .
Aku rela untuk terus merasakan rasa menjengkelkan yang disebut dengan cemburu itu sepanjang waktu.
Aku rela menemani ayahnya bermain catur sepanjang hari.
Aku rela harus bersikap konyol sepanjang hidupku, untuk terus mendengar tawa riangmu.
Aku rela, apapun itu.

Asalkan itu adalah kamu.

Maaf telah sempat membuat senyuman yang sangat aku sukai itu menjadi tangisan.
Maaf telah kurang ajar membuatmu membalas cintaku lalu ku patahkan hatimu.
Maaf telah pergi mengejarmu meski kau katakan untuk jangan pernah mencarimu.
Maaf karena aku terlambat untuk menyesal.
Maaf karena aku masih menginginkanmu.

Maaf, bisakah kau mencintaiku lagi?

~ Biayaz Kimma Hanbin.

The Lost FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang