ONE and ONLY

22 5 0
                                    

Pernahkan kamu merasakan menjadi satu-satunya orang yang paling dicintai? Yang setiap hari selalu menjadi bagian istimewa dari kehidupan seseorang yang mencitaimu.

Bahagia rasanya mempunyai seseorang yang membuat dirimu selalu merasa istimewa dan sangat dicintai, bahkan rasanya setiap kali kamu bersamanya seperti tiba-tiba muncul bunga-bunga.

Seperti apa yang Vi rasakan selama beberapa tahun menjalin hubungan dengan Hanbin. Hanbin memang bukan seseorang yang romantis, tapi apa kalian tau bagian terbaik dari tidak memiliki pacar yang romantis? Bagian terbaiknya adalah, ketika dia menjadi romantis! Sensasinya akan berkali-kali lipat dari hal romantis yang biasa pria romantis lakukan.

Memulai hubungan sejak SMA, hingga terus berlanjut sampai ke perguruan tinggi. Percintaan remaja telah berganti menjadi percintaan yang beranjak dewasa.

Semua masih sama disemester-semester awal. Sesibuk apapun berusaha meluangkan waktu untuk bertemu bahkan Hanbin selalu menjemput Vi dikampusnya. Menjaga komunikasi seintens mungkin, mengingat mereka kuliah di universitas yang berbeda. Hanbin memilih kuliah jurusan musik di Institut Kesenian Jakarta, sementara Vi memilih jurusan ilmu komunikasi di universitas Paramadina.

Percintaan remaja itu kini telah beranjak dewasa. Dimana pertemuan dan komunikasi bukanlah sesuatu yang harus dilakukan setiap waktu. Bertemu, jika memang ada waktu. Berkomunikasi hanya sesekali.

Akhir semseter enam, Hanbin dan Vi lebih lagi memprioritaskan kehidupan pribadinya dibanding sebelumnya. Hanbin sibuk dengan kuliah dan aktivitas bandnya yang lebih padat, sejak mereka menjadi guest langganan pensi. Vi sendiri lebih memilih fokus pada kuliahnya.

Bin, kamu lagi dimana? Aku suntuk nih.

Sebuah pesan singkat yang Vi kirimkan pada Hanbin.

Ditempat latian, kamu kesini aja.

Segera setelah Hanbin membalas pesannya Vi bergegas untuk menemui Hanbin.

..................

Sampai ditempat Hanbin dan rekan sebandnya yang merupakan sahabatnya sejak SMA June ditambah satu teman lainnya yaitu Chanu latihan, Vi masuk begitu saja.

Tampak didalam mereka tengah mengobrol, obrolan yang selalu tidak Vi pahami ketika Vi menemani Hanbin latihan.

Tunggu, kok ada empat orang?

Vi maju semakin mendekat, menajamkan penglihatannya menelisik siapa yang sedang bersama Hanbin dan teman-temannya.

Cewek?

Samar-samar Vi mendengar obrolan mereka diselingi gelak tawa. Bukannya menghampiri Vi malah berdiri di ambang pintu yang menuju sebuah ruangan disamping ruang latihan dimana ada tiga sofa, televisi, lemari es dan kamar mandi, tempat itu biasa Hanbin dan yang lain gunakan untuk mengobrol atau sekedar tidur usai mereka latihan. Atau kadang mereka bermalam disana.

"Vi! Ngapain berdiri disitu?" June menyadari kehadiran Vi yang sedari tadi hanya berdiri mematung, Hanbin dan yang lainnya pun mengalihkan pandangan ke arah pandangan June.

Agak canggung Vi tersenyum, lalu berjalan mendekat.

"Kamu udah dari tadi?" Hanbin menyapa Vi, namun Vi hanya fokus menatap wanita yang duduk disamping Hanbin.

"Hah? Enggak kok."

Ini cewek siapa? Cantik banget.

"Oh iya kenalin, ini Jennie vokalis baru kita."

Mbak Jejen boorrrr :)

"Jen, kenalin ini Vi."

Gitu doang? Gak pake "ini pacar gue."

The Lost FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang