DIA ( Vi Vers. )

49 8 0
                                    

Biayaz Kimma Hanbin.

Aneh, kesan pertama yang aku dapat darinya.
Nama yang sama sekali tidak familiar ditelingaku.
Bukan hanya namanya, tapi prilakunya juga.
Siapa yang tidak akan terperanjat dan heran, ketika tiba-tiba ada seorang pria yang tidak kau kenal menangkupkan sebuah jaket ditubuhmu.

Terimakasih sudah melindungiku.

Misterius dan arogan.
Begitulah dia dimata orang yang tidak mengenalnya, pun bagiku saat itu.

Asumsiku terbantahkan.
Tak ada arogansi dalam dirinya.
Jauh, dia adalah seseorang yang sangat lembut didalam.

Aku selalu kagum dengan bagaimana dia sangat menghormati wanita.
Dia selalu mengatakan bahwa Ia tak memahami apapun tentang wanita dan cinta.
Namun, aku tak merasa begitu.

Aku ingat, kala itu ketika pertama kalinya aku memakai rok pendek diatas lutut saat duduk berdua di teras rumahku.
Dengan sigap, segera Ia buka jaketnya dan Ia tutupkan dikakiku.

Manis sekali.

Kita bersama untuk waktu yang cukup lama.
Sekalipun, tak pernah Ia mencoba untuk menodaiku.
Bahkan hanya sekedar mencium bibirku.
Dia selalu mengatakan 'aku ingin melindungimu bukan merusakmu'

Terimakasih selalu menghormatiku.

Terkadang Ia memang sangat menjengkelkan.
Salah satu yang selalu membuatku kesal adalah, kadang Ia tak mampu mengontrol ucapannya.
Pernah beberapa kali aku tersakiti oleh ucapannya, aku memakluminya dia adalah seseorang yang lebih banyak menggunakan logikanya.

Realistis katanya.

Terlepas dari kekonyolan dan kebodohannya.
Dia adalah seseorang yang sangat menggemaskan, siapapun tak akan mampu menahan untuk tidak jatuh cinta padanya, terlebih ketika melihat bagaimana dia begitu mencintai Ibu dan adiknya.

Aku pun jatuh cinta padanya.

Tidak mudah menyerah, begitulah dia.
Pun ketika Ia berusaha menaklukan diriku.
Ku kira Ia tak akan bertahan selama itu.
Aku salah, Ia tak kan berhenti begitu saja untuk sesuatu yang diinginkannya.

Segala tentangnya selalu mengagumkan.
Dan aku tidak keberatan untuk selalu terkesima dengan bagaimana mengagumkannya Ia.

Hingga saat itu tiba.
Aku tak mengenalnya.

Kemana perginya Hanbin yang selalu mengagumkan?
Kemana perginya Hanbin yang rela ku gantungkan perasaannya hingga tiga bulan?

Dia telah pergi.

Apa kau lelah melindungiku?
Apa senyumku sudah tak kau sukai?
Atau kau menyerah untuk merangkaikan sebuket bunga untukku?

Lihatlah aku lagi.

Sudah hilangkah aku dihatimu?
Sudah lupakah pada semua janjimu?
Sudah tidak inginkah membuat lelucon tak lucu didepanku?

Kembalilah, aku akan tertawa meski kupaksa.

Kesanku tentang cinta selalu indah, itu karenamu.
Hingga pada akhirnya kau sendiri yang membuat cinta begitu menyedihkan untukku.

Tidak ada yang pernah memberi tahuku bahwa cinta akan sesakit itu.

Benar, seseorang yang mencintai dan kau cintai adalah seseorang yang berpotensi besar menyakitimu.

Sekali lagi, kau masih mengagumkan.
Hanya, menghilanglah.
Agar hilang setiap kekagumanku yang membuat rasa cintaku semakin besar.

Berpalinglah, karena mungkin aku tak melihat ke arahmu lagi.
Dan jika nanti kau melihatku lagi, abaikanlah.
Karena kau untukku telah berlalu.

~ Zaviara Dahlia Shanum

The Lost FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang