LIMA

9.1K 217 4
                                    

Jika orang-orang bahwa Anne begitu malang saat ini maka dia tidak akan menyangkal itu. Anne yang tidak beralaskan kaki sedikit mengernyit kala telapak kakinya merasakan dingin dan kasarnya jalanan yang dilapisi aspal.

Tapi begitu lebih baik. Dari pada melihat sahabat dan ayahnya berselingkuh. Anne tertawa hambar mengingat Silvia. Ia merasa bodoh karena bisa-bisanya ia berpikir jika sahabatnya itu tidak mungkin menggoda ayahnya.

Silvia itu binal. Apalagi ayahnya sangat kaya dan masih terlihat muda. Tidak ada alasan yang cukup membuat Silvia mengadakan pengecualian. Meski itu ayahnya Anne.

Sudah begiti larut malam. Anne berbalik beberapa kali untuk mencari tahu apakah dua orang yang begitu berarti itu mengejarnya atau tidak.

Mereka tidak muncul. Mengindikasikan bila Anne tidak begitu penting bagi mereka. Jika sudah begitu untuk apa dia terus berada di sekitar pandangan mereka.

Anne bukannya terlalu baik hingga ia tidak begitu menunjukkan kekesalan pada sahabatnya. Ia hanya terlalu kecewa.

Dan Anne tidak mau memikirkan masalah itu. Ia tidak bisa menguatkan hati untuk melihat mereka lagi.

Wanita itu mengernyit jijik. Tidak seharusnya ia membiarkan dirinya dekat dengan jalang pirang itu. Wanita yang tidak pernah menggunakan otaknya. Anne sudah tahu jika Silvia itu terlalu bodoh hingga dia tidak bisa menghargai dirinya sendiri dengan membiarkan dirinya dijamah oleh sembarang pria.

Kasihan sekali Silvia. Bagaimana wanita itu bisa hidup dengan seperti itu? Anne ragu jika dengan melakukan hal memalukan seperti yang ia lihat tadi bisa membuat wanita bahagia. Tanpa orang yang menyanginya dengan tulus?

Anne sangat kecewa dengan ayahnya tapi ia bisa memahami jika ayahnya terlibat affair dengan wanita murahan, mengingat betapa jarangnya ibunya berada di negara ini. Anne hanya tidak menyangka jika wanita itu adalah sahabatnya sendiri.

"Dia bukan lagi sahabatku." Kata Anne dengan tegas pada dirinya sendiri. Ia mungkin bisa memaafkan Silvia kelak jika wanita itu memohon maaf padanya, namun ia tidak akan sudi untuk melihat Silvia dalam jangka waktu yang lebih lama.

Memang perbuatan apa lagi yang lebih kejam selain mengkhianati kepercayaan orang lain? Saat seseorang sudah begitu percaya dan berpikir dia baik, namun dia malah melakukan hal yang berlawanan dengan kepercayaan itu.

Merusaknya.

Anne memeluk lengannya yang tidak tertutup kain. Begitu heran mengapa udara malam bisa sedingin itu. Benaknya berpikir dan menebak dimana sekiranya ia akan menginap sampai besok pagi Anne akan menyuruh orang untuk mengambil barang-barang berharganya yang berada di rumah itu.

Sebuah mobil berhenti di sampingnya. Membayangkan Anne bertanya-tanya. Apakah ia sedang menerangkan seorang tokoh dalam cerita. Jika tidak ia merasa hidupnya sekarang seperti dalam drama. Apalagi seolah seperti sudah diatur sosok pria muncul.

Dari penerangan di bawah sinar bulan yang seadanya Anne bisa memastikan jika pria itu berkacamata. Satu nama muncul dalam benaknya.

"Frank?"

Pria itu tidak menjawab. Saat sepenuhnya berada di depan Anne hingga wanita itu benar-benar bisa mengenalinya pria itu bersuara dengan nada yang jauh dari kata ramah.

"Sepertinya Cinderella sudah terlalu terlambat untuk pulang."

Kedua tangan Anne terkepal di sisi tubuhnya. Alisnya hampir bersentuhan. Bertemu dengan pria aneh yang pernah digilai oleh Silvia tidak lebih baik dari mengetahui fakta perselingkuhan ayah dan sahabatnya. Tapi tetap saja melihat Frank kembali setelah bertahun-tahun tidak ketemu membuat Anne mau muntah.

Wrong Princess ---END---Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang