ENAM

7.3K 187 5
                                    

Mohon untuk tidak mengopy cerita ini. 😊😊😊

Oh ya sebelumnya saya mau bilang kalau cerita ini saya tandai ke mature konten...

Philip begitu fokus dengan lembaran kertas di tangannya saat sekretarisnya datang mengatakan jika ada seorang wanita yang ingin menemuinya.

Membuat Philip mengerutkan keningnya namun tak urung mengangguk. Sebagai tanda Philip menerima tamunya itu.

Sang sekretaris keluar dan disusul masuknya seorang wanita muda yang pernah dilihatnya. Silvia Clarice, teman Anne.

"Hai paman."

Silvia tersenyum padanya. Dan Philip berani bersumpah jika senyum Silvia seakan memberikan undangan tersirat padanya.

"Well, kau..."

"Aku Silvia." Kata wanita itu saat Philip seolah tak yakin dengan namanya.

"Hmm ya Silvia ada keperluan apa kamu kemari?"

Philip mengedarkan matanya ke seluruh bagian tubuh Silvia yang hanya menggunakan dress ketat di tubuhnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Philip mengedarkan matanya ke seluruh bagian tubuh Silvia yang hanya menggunakan dress ketat di tubuhnya. Ia jadi bisa mengerti tadi sekretarisnya kelihatan bingung saat mengatakan ada wanita yang mau menemuinya. Jelas saja. Silvia seperti seorang pelacur yang dipanggil kemari untuk memuaskannya. Sangat tidak terhormat.

Untuk beberapa saat wanita itu berubah kikuk dan berdiri tak tenang dihadapan Philip. Ia terlihat menyampirkan rambutnya ke balik telinga dan menghindari tatapan Philip yang seakan begitu menusuknya.

"Aku hanya ingin melihat paman." Ucap Silvia saat sudah bisa menguasai dirinya.

Philip tertawa. Ia tahu jika bukan hanya itu saja alasan Silvia.

Sementara Silvia masih tetep berdiri tak jauh dari tempat di mana Philip duduk. Pria itu berdiri dan menghampiri Silvia. Selama berjalan mendekati wanita itu mata mereka saling lekat. Dan Philip merasa jika Silvia berniat menggodanya dengan tatapannya itu.

"Duduklah dulu sementara kau memikirkan alasanmu." Philip menarik lengan Silvia mengikuti dirinya berjalan ke arah sofa yang khusus disediakan dalam ruangan Philip.

Philip tidak tahu apa yang harus membuatnya tubuhnya begitu berdesir karena sentuhan tangan mereka. Philip merasa betapa lembutnya pergelangan tangan Silvia. 

Philip tak ingin duduk tepat di samping Silvia, namun ia mengurungkannya pada detik terakhir. Philip sadar jika dirinya bukanlah pria suci yang tidak mengharap kehangatan wanita cantik seperti Silvia. Ia hanya berpikir harusnya ia mencari wanita lain. Bukannya malah membiarkan dirinya tergoda oleh sahabat putrinya sendiri.

"Kau mau minum apa?" Saat Philip akan berdiri untuk meminta sekertarisnya membuatkan minum. Silvia menahan tangan Philip dan menatap pria itu sambil menggigit bibir bawahnya.

"Tidak usah report. Aku hanya sebentar di sini."

Philip tidak bisa mencegah rasa kecewa yang mulai menyusup. Sebentar saja? Sialnya Philip ingin wanita itu lebih lama agar ia bisa memandani keindahan Silvia. Atau dia bisa mencoba peruntungannya dengan melihat keindahan Silvia yang 'lainnya'.

Wrong Princess ---END---Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang