SEMBILAN

4.6K 144 0
                                    

Sekali lagi Philip harus menahan diri agar tidak benar-benar merusak wajah cantik Silvia saat lagi-lagi ia menemukan fakta jika wanita itu kembali mengelabuinya. Setelah bercinta di sofa semalaman dan membuat Philip berpikir untuk membawa hubungan mereka lebih jelas harus hilang saat Samantha menghubunginya dan memaki Philip aras perselingkuhan yang dilakukannya bersama Silvia.

''Apa kau bodoh Philip?'' Tanya Samantha saat Philip menjawab teleponnya.

''Kau boleh melakukan apapun yang kau mau, bahkan jika kau ingin menceraikanku, tapi kau tidak boleh membuang Anne. Darah dagingmu sendiri.''

''Apa maksudmu Sam? Aku sama sekali tidak membuang Anne, dia sendiri yang memilih untuk pergi dari rumah."

Philip menjawab dengan tenang meski ia tidak tahu pasti apa yang tlah dilakukan oleh Silvia di belakangnya.

''Dan kau sama sekali tidak memiliki inisiatif untuk membujuknya?''

''Demi Tuhan, Anne sudah dewasa Samantha dan pula untuk apa kau mempermasalahkan caraku dalam menyelesaikan masalah? Bukankah selama ini kau tidak peduli?''

Samantha sama sekali tidak terpengaruh dengan kalimat tersirat Philip yang menyudutkan dirinya sebagai Ibu yang tidak becus.

''Aku ingin kau tidak menelantarkan Anne itu saja, atau kau ingin pelacurmu itu mendapat masalah? Oh jangan khawatir suamiku karena aku tahu betul bagaimana watak jalang itu. affair dengan pria beristri? Bukan hanya kau saja Philip.''

Setelah mengatakan ancamannya Samantha memutus sambungan teleponnya.

++++++

Philip memasuki kamarnya kemudian mengganti pakaian kerjanya dengan kaos lengan panjang dan celana training. Matanya menajam ketika menyadari jika ternyata Silvia tidak berada dalam kamar mewah itu.

Pintu kamar di belakangnya terbuka dan menampilkan pelayannya, Lawrence. Wanita itu meminta izin untuk mengambil pakaian kotor Silvia.

''Kau tahu kemana Silvia?'' Tanya Philip dengan malas.

Lawrence menatap wajah majikannya yang begitu kaku. Wanita itu selalu merasa jika pria yang sudah tidak muda itu masih saja nampak tampan dan panas. Lawrence merasa beruntung sebab pria itu pernah mengajaknya bercinta.

Meski kini pria itu begitu enggan untuk menatapnya. Lawrence berpikir wajah kaku pria itu pasti sepertinya ada kaitannya dengan Silvia.

''Tadi saya melihat Nona Silvia sedang berjemur di pinggir kolam.'' Jawab Pelayan sambil menunduk.

Philip melangkah untuk menyusul Silvia ke Kolam kemudian berhenti di depan pintu kamar. Pria itu lalu berbicara tanpa berbalik ke arah Lawrence.

''Aku akan menikahi Silvia segera perceraianku dengan Samantha selesai dan..'' Philip memberi jeda pada kalimatnya sebelum dengan kejam melanjutkannya.

''Pastikan kau melayani Silvia merasa betah dan nyaman di sini sebelum aku menikahinya. Kau harus tahu untuk itu kau dibayar di sini, untuk melayani Silvia''

Philip lalu meninggalkan Lawrence yang berdiri dengan bahu bergetar.

Tidak ada yang salah dengan kata-kata Philip. Namun rasanya wanita itu sedang mendapatkan hinaan yang tak kasat mata. Seolah Philip dengan jelas menyatakan pada Lawrence jika ia hanya seorang pelayan rendah yang melaksanakan semua perintah.

Lantas bagaimana dengan malam-malam panas yang biasa mereka lalui. Bahkan dulu Philip selalu bersikap lembut padanya dan memuji masakannya dan sekarang pria itu bahkan seolah jijik menatapnya.

Semua ini gara-gara Silvia.

Ia akan membuat wanita itu menyesali atas apa yang telah ia lakukan padanya.

Wrong Princess ---END---Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang