Kemarin aku coba bikin trailer-nya Wrong Princess hehehe..
😍😍😍
Frank hanya menatap Anne diam-diam sewaktu wanita itu memberikan Fiona beberapa baju. Ia tahu jika Anne merupakan anak orang kaya, tapi bukankan wanita itu ada masalah dengan ayahnya? Lalu dari mana Anne mendapatkan uang?''Hmm Frank?'' Sapa Anne dengan canggung. Frank hanya menatap wanita itu datar. Sebenarnya Frank tidak begitu menyukai Anne. Ia tidak bisa melupakan kekesalan di masa lalu saat dia dengan bodohnya mempercayai Anne dan berujung dengan dia yang dipermalukan oleh Silvia.
Ia ingat dengan jelas waktu itu, Frank yang bingung namun tetap berjalan ke arah ruang Dosen, namun tiba-tiba saja Silvia datang dan meminta tolong untuk membantunya mengambil barang di gudang atas permintaan salah seorang Dosen.
''Bisakah kau membantuku Franky? Aku tidak bisa membawanya sendirian.''
Dengan wajah polos Silvia memintanya.
''Baiklah.'' Frank mengangguk dan mengkuti langkah Silvia dari belakang. Frank tahu bagaimana wanita yang mengenakan pakaian minim itu bisa menarik perhatian siapapun. Termasuk dirinya yang pengecut. Frank menyukai Silvia, jelas. Dia tahu jika untum mendapatkan isi hati wanita itu ia harus berhadapan dengan pria-pria gila yang rela membunuh siapapun untuk Silvia.''Di sini.'' Silvia tertawa senang saat mereka sudah berada di gudang yang Silvia cari. Sejujurnya Frank sempat heran sebab keberadaan gudang itu agak susah untuk ditemukan.
''Ayo masuk.''
Mereka pun masuk.
''Kau tahu di bagian mana benda yang ingin kau cari?''
Silvia menautkan kedua tangannya dengan bingung, seolah berusaha berpikir dimana benda yang dicarinya.
''Hmm mungkin yang itu.'' Silvia menunjuk kardus yang berada di belakang rak buku tua.
''Tapi euhhh!'' Silvia melenguh jijik pada tampilan kardus yang penuh debu dan hampir rusak itu. membuat Frank tertawa.
''Hahaha tidak usah khawatir aku yang akan mengambilnya. Karena itu kan kau memintaku untuk menemanimu?''
Wajah Silvia memerah.
+++++
''Frank terima kasih ya kau sudah mau membantuku.''
Frank tersenyum lalu menggelengkan kepalanya.
''Tidak usah sungkan begitu.''
Silvia mengigit bibir bawahnya sambil menatap Frank, bukan karena ia ingin menggoda pria dengan penampilan kuno itu, melainkan ia berpikir dengan cara apa kiranya ia bisa mengajak Frank untuk keluar bersama.
''Apakah kau ada acara sabtu ini?'' Tanya Silvia setelah lama diam.
''Sabtu ini hmm...'' Frank sengaja mengulur waktu untuk menjawan pertanyaan wanita itu dan cukup puas dengan reaksi lesu yang ia lihat.
''Sepertinya tidak ada.'' Mata mereka saling berpandangan. Cukup lama Frank menatap sepasang mata biru keabuan milik Silvia.
''Kau mau nonton konser? Kebetulan aku punya dua ticket.'' Alasan yang klise namun Frank berusaha untuk membuat Silvia senang dengan menyambut antusias ajakan Silvia itu.
Frank tidak terlalu menyukai acara musik, baginya acara musik dalam bentuk apapun selalu berisik.
Tapi yang mengajaknya kali ini adalah Silvia. Wanita yang dikaguminya.
++++
''Frank.'' Pria itu tersentak dari lamunannya. Ditatapnya wajah Anne yang keingungan.
''Kau tak apa?'' Tanya Anne terdengar khawatir. Dalam pikiran Anne merasa bersimpati. Frank pasti banyak pikiran karena pekerjaannya.
''Ya aku tak apa Anne.'' Jawaban Frank terdengar kurang meyakinkan tapi Anne tak mau terlalu ikut campur dengan hal apapun yang membuat Frank yang biasanya fokus menjadi linglung.
''Aku memasak makanan untuk makan malam nanti.'' Kata Anne denga malu-malu.
''Lantas?'' Sebelah kening Frank terangkat karea dari yang dilihatnya Anne nampak ingin mendengar sesuatu darinya.
''Oh, bukan apa-apa. Segeralah mandi dan ke ruang makan.'' Kata Anne lalu meninggalkan Frank di ruang tengah.
+++++
Silvia berjalan memasuki gedung perusahaan Philip dengan lenggokan bagai model catwalk. Ini adalah kali kedua wanita itu menginjakkan kaki indahnya di tempat itu.
Berulang kali Silvia mendapati tatapan menilai dari para pegawai Philip baik wanita maun pria. Sudah jelas jika mereka mengetahu bila Philip tidak memiliki keluarga seorang wanita muda selain Anne.
Apapun yang mereka pikirkan Silvia tidak peduli, lagian dia memang simpanan Philip dan segera statusnya akan berubah setelah Philip menceraikan Samantha.
Di dalam Lift matanya tak sengaja menangkap sosok yang satu-satunya orang selain dirinya dalam Lift itu.
Proa yang kini berdiri di belakangnya menatap ke depan di mana pantulan Silvia yang mengenakan kacamata itu terlihat.
Silvia berbalik dan melepas kacamatanya. Wanita itu memekik saat pria yang sejak tadi memerhatikannya itu adalah orang yang ia kenal.
''John!'' Pekik Silvia lalu dengan segera melempar tubuhnya ke dalam pelukan pria itu dengan keras hingga John menabrak dindinf beton di belakangnya.
''Oh Silvia.'' Pria itu mendesahkan nama Silvia dengan girang. Ia luar biasa senang akhirnya bisa bertemu wanita itu setelah menyisir isi kota dan tidak mendapatkan petunjuk apa-apa.Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Wrong Princess ---END---
General FictionPart masih lengkap. Dia cantik bagaikan putri dalam dongeng. Namun sayangnya hidupnya tidak mudah seperti Cinderella yang berakhir dengan pangerannya. Dia juga tidak memiliki hati yang baik seperti Belle yang mampu menerima tanpa memandang fisik. D...