18 - Zero

29 10 0
                                    

"Aku memang manusia terbelakang, tetapi persentaseku adalah zero untuk bisa direndahkan."

[493 Words]

...

Jung menggebrak meja ketika bang Sih Hyuk pergi, ia menarik kerah bajuku dan mendorongku sampai tembok, wajahnya tampak memerah, aku tahu ia kesal.

"Apa kau tahu resiko kita ikut acara itu?" Tanyanya masih mencekam kerah bajuku.

"Ya." Jawabku datar.

"Acara paling bergengsi dan butuh latihan extra, berapa waktu yang kita punya, apa kau tahu?"

"Ya."

"Kau bahkan tak mempedulikan member lain, kau gila!"

"Ya."

"Apa kau fikir dengan bersikap sok keren kau akan bisa membuat segalanya membaik, fikirkan dampaknya, jangan membuat keputusan sepihak seperti ini!" Ia semakin mendorongku, nafasku berderu, dengan terpaksa aku mendorongnya, ia terpental.

"Aku memang manusia terbelakang, tetapi persentaseku adalah zero untuk bisa direndahkan, jangan kau fikir aku tak memikirkan dampaknya!"

Jung berdiri, ia menatapku penuh kebencian lalu pergi, saat menutup pintu aku bisa melihat ia membanting-nya hingga membuat suara mengejutkan.

Member yang lain hanya diam memperhatikan, dan Jeon disana terlihat berkedip-kedip tak percaya, aku bisa melihat ia menelan salivanya dengan susah payah.

"Namjoon," ujarku. "Bisakah kita bicara."

Namjoon menunjuk dirinya, lalu memperhatikan member yang lain. Ia lalu bangkit dari duduknya, dan kami berbicara berdua.

Tidak banyak yang kami bicarakan, hanya beberapa hal yang akan mempermudah semuanya, berbicata tentang apa yang akan ditampilkan dan bagaimana cara agar membuat mereka lupa bahwa Bangtan berasal dari agensi kecil.

Kami kembali ke-ruang latihan, mereka langsung memandang kami.

"Teruskan latihan kalian." Pinta Namjoon yang melihat mereka berhenti ketika kami masuk ruangan.

...

Banyak grup yang menampilkan sesuatu yang memukau, lagu, koreografi, suara dan kestabilan dalam bernyanyi membuat nyaliku sedikit menciut.

Sekarang giliran Bangtan, kami maju dihadapan juri, aku bisa merasakan leherku lengket, keringat dingin menjalar disana. Musik berbunyi, kami bersiap melakukan semuanya sebaik mungkin.

Sehari setelah seleksi, nama grup diumumkan, dan aku begitu terkejut ketika 50 dari 80 grup telah tersingkir. Sesuatu yang membanggakan ketika kulihat nama Bangtan Sonyeondan masuk kedalam grup yang bertahan ke babak selanjutnya. Urutan ke-29, sangat baik, bahkan lebih baik dari yang kubayangkan.

Mereka tertawa sekarang, menertawakan betapa konyolnya perjuangan untuk memperoleh urutan akhir itu.

Terutama Jung, ia terlihat biasa saja namun, dari matanya aku bisa melihat kebahagiaan, setiap hari ia mengajari member yang lain dance, bahkan ia jarang istirahat untuk itu. Yang difikirkan hanya satu, membuat semuanya terlihat sempurna, walau aku tahu, sebenarnya ia tak sesempurna itu, ia pun lemah sama sepertiku.

Seisi ruangan mendadak senyap ketika bang Sih Hyuk memasuki ruangan, ia membawa jadwal perubahan ajang musik itu.

Seleksi berikutnya 3 hari lagi, hanya akan ada 10 grup yang tersisa. Dan semi final, 2 hari setelah seleksi. Final! satu bulan dari sekarang.

Sesuatu yang membuat mereka termasuk aku harus berfikir keras, apa yang akan ditampilkan? Kami tak mungkin hanya mengandalkan lagu-lagu yang ada di album Bangtan. Ini jauh dari perkiraanku, ternyata semuanya tak semudah itu, proses menuju kemenangan itu berat, tak sebanding dengan angan-angan.

Setelah ini aku berjanji tak kan mengambil keputusan yang akan membuat Bangtan merasa tertekan, membuat mereka harus berfikir keras hingga melupakan kesehatan. Semua akan lebih baik setelah ini, aku berjanji.

The Last (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang