17 - Source of Income

35 11 5
                                    

Army, keberuntunganku. Mereka benar-benar membuatku yakin bisa mendapatkan Yura kembali. Walau aku tahu setelahnya akan mengecewakan mereka.

Setiap malam tanganku terus bekerja, aku memikirkan apa yang akan membuat orang terkesan nanti, bukan hanya padaku tapi pada bangtan. Mereka akan bersorak, pujian terhadap bangtan akan terdengar, walau dipelosok desa sekalipun.

'Apa aku pernah bertanya, 'berapa gajimu selama sebulan?', kalau iya, segera tinggalkan aku'

Ucapan Yura terus berputar dikepala-ku, sebuah ancaman yang akan meruntuhkan gedung terkuat sekalipun.

Ketukan pintu membuat aku menghentikan aktivitas, pensil digenggaman kukembalikan pada tempatnya.

Perasaan terkejut, senang, gembira, sedih bercampur menjadi satu. Aku bahkan tak bisa membedakannya.

Seorang wanita paruh baya berdiri disana, menenteng tas plastik, ia tersenyum, senyuman yang sangat kurindukan, kurengkuh tubuhnya, ia semakin kurus dan aku dapat melihat beberapa helai rambut putih di kepalanya.

"Aku merindukanmu Yoon," Ujarnya, ia mempererat pelukan. Aku bisa merasakan sesuatu membuat bajuku basah.

"Aku juga merindukanmu."

Pertemuan kembali seorang ibu dengan anaknya, setelah sekian lama kami beradu argumen tentang keputusanku menjadi anggota boygrup, ibuku tak pernah suka aku menjadi rapper. Tapi sekarang, ia bilang bahwa dirinya dan ayahku sekarang sudah baikan, mereka sudah menyelesaikan masalah dan mereka sekarang mau menerimaku kembali dirumahnya.

Aku sangat senang, tapi sangat tidak mungkin untukku kembali kerumah dalam keadaan yang buruk ini.

"Apa kau sedang sibuk nak?"

Aku tersenyum. "Tidak, aku sedang bersantai saja." Dustaku diakhiri cengiran, beliau ikut tersenyum, Satu hal lagi yang membuatku merasa bahagia.

Senyumnya~

...

Pagi, sebelum member bangtan datang, aku telah sampai digedung Big Hit, menemui bang Sih Hyuk diruangannya.

Aku membicarakan sebuah rencana yang nantinya akan membuat agensi untung besar, membuat agensi kecil ini tidak dipandang sebelah mata oleh netizen.

Satu per satu keinginan telah aku ucapkan, ia tampak ragu dengan akibatnya, ia takut apa yang akan terjadi justru sebaliknya. Namun, setelah pembicaraan panjang dan permohonanku ia menerimanya, yang membuatnya menyetujui adalah saat aku bilang bahwa ini keinginan terakhirku, aku tak akan menuntut setelah ini.

Tidak terasa percakapan itu berlangsung selama 1 jam, aku berjalan keruang latihan. Member yang lain mulai berdatangan, seperti biasa sebelum latihan dimulai kami mengobrol terlebih dahulu.

Aku bisa membayangkan wajah-wajah kebahagiaan yang akan terlukis diwajah setiap member setelah ini.

"Hyung, Kau datang pagi sekali." Ucap Jimin menampakkan eye smile-nya.

"Kau juga pagi sekali."

"Kau meledekku."

"Kau memang berangkat pagi, lihatlah jam disana." Aku menunjuk Jam dinding, ia diam sekarang.

Bang Sih Hyuk tiba-tiba datang, ia menyuruh kami berkumpul. Dan suasana bisa dibilang tegang, pasalnya mereka tak mengerti rencanaku.

"Sebuah acara besar akan diadakan."

Semua member menatap heran, matanya seolah takjub mendengar kata 'acara besar'

"Kita akan masuk bagiannya, semua akan dimulai 2 hari lagi, seleksi, hanya boygrup terbaik yang akan bertahan."

"Kita akan ikut acara musik dunia, pertama kalinya diadakan. Yoongi telah mendaftarkan BTS, jadi tak ada waktu lagi untuk bermain-main, kalian pasti paham acara apa itu."

Semua ternganga menatapku tak percaya, mereka masih diam terpaku, membayangkan betapa menyedihkannya nasib mereka kedepan, grup baru dapat penghargaan kemarin sudah berani masuk ajang musik dunia, yang isinya adalah orang-orang paling berbakat dari setiap penjuru.

Bang Sih Hyuk berdiri, ia menghela nafas lega, mungkin ini keputusan terberat yang diambil tanpa persetujuan member yang lain.

Riuh, semua mentapku.

The Last (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang