15 - They said

33 11 0
                                    

Malam ini adalah malam paling membanggakan untuk para member, kami mendapat 3 penghargaan di acara Soompi Awards, salah satunya adalah best choreography, semua ini karena dukungan army hingga bangtan bisa bertahan sampai sekarang.

Di backstage, tidak sengaja aku melihat Yura, ia bilang tak akan datang tapi nyatanya ia disini.

Aku menghampirinya, ia sibuk  bermain ponsel sampai tak menyadari kehadiranku. Yura mendongak, tepat saat itu juga kupasang ekspresi terbaik.

"Kau datang?"

"Untuk Namjoon, ia yang meminta."

"Selain itu?"

"Tidak ada." Jawabnya ketus, aku masih tidak menyangka semudah ini ia melupakanku.

...

Jalanan lenggang, dengan bebas  kukendarai mobil. Padahal acara belum selesai dan aku pergi tanpa pamit, biarlah mereka mencari toh aku bukan anak kecil yang harus kesana-kemari diawasi.

Yura disana terlihat kesal, itu wajar karena aku memaksanya.

"Berhenti Yoon!" Yura menepuk tanganku membuat aku terkejut, aku mengerem mendadak, lalu kutepikan mobil dijalanan.

"Aku senang kau datang ke-acara itu, untukku bukan?"

"Namjoon, dia yang memaksa."

"Ya, aku yang memintanya membujukmu."

Yura melotot, ia terlihat garang. "Jadi karenamu acara makan malam bersama calon mertuaku gagal?!"

Aku mengerutkan dahi tak percaya, sepenting itukah acara makan malamnya dibandingkan aku.

"Apa kau tak bahagia?"

"Untuk apa?"

"Keberhasilan bangtan, ini juga menunjukan keberhasilanku, kau yang membuatku bisa mengenal mereka hingga aku sukses, walau belum sepenuhnya seperti ekspetasi-ku."

"Kenapa aku harus bahagia? Sepenting itukah kau untukku?!"

Aku merasakan angin berhembus kearahku, ubun-ubunku langsung dingin. Aku tak percaya, tak pernah percaya bahwa ini nyata, ia berubah.

"Sudah berapa kali aku katakan, jangan menemuiku, aku tak suka!"

Kujangkau tangannya. "Kenapa kau berubah? Aku ini ayah dari anak yang kau kandung, kenapa kau ingin menjauhkanku darinya? Setidaknya jangan jauhkan aku dari anak itu."

"Apa kau akan mengakuinya? Kau akan menjadi artis besar! Kau akan melupakanku!"

"Tidak! Itu takkan terjadi, aku memilihmu, bahkan jika harus keluar dari bangtan sekalipun."

Matanya memerah, "Aku akan bahagia jika kau sukses bersama bangtan, dan aku juga akan bahagia bersama calon suamiku."

"Bahagia kau bilang? Kau dan aku sama-sama akan menderita, jika mereka tahu kau hamil anakku, apa yang akan kau lakukan? Kau hanya akan dibuang."

Yura menunduk, ia terlihat pasrah dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Aku," Ucapnya. "Tak mungkin menolak permintaan ibuku.... Kau pasti sudah mendengar tentang ibuku dari Namjoon bukan?"

Aku mengangguk, aku benar-benar ingat, dan jika ibunya ingin ia menikah dengan orang kaya, aku mungkin kalah. Hartaku tak sebanding dengan CEO itu.

"Aku tak pernah ingin jauh darimu Yoon, tapi ini harus terjadi."

"Aku akan memperjuangkanmu, bagaimanapun caranya." Tekatku sudah bulat, membuatnya jauh dari hidupku justru akan menghidupkan dunia suram kami.

Yura tersenyum, ia terlihat tidak yakin dengan nasib kami kedepannya, tidak mudah untuk meluluhkan hati nyonya Park, seorang ibu yang menggunakan anaknya untuk kepentingan pribadi, itu sangat naif.

"Aku hanya ingin kelak kita hidup bersama, kita bahagia dan menderita bersama, tidak akan ada perasaan dimana kau menderita dan aku bahagia, perasaan kita sama," ucapku.

"Itu hanya harapanmu."

Aku menggenggam tangannya. "Bukan aku, tapi kita, biarkan aku mengusahakannya, jika aku gagal, kurelakan kau pergi."

Keputusan paling beresiko yang kuambil. Namun, tidak ada pilihan selain mengatakan itu.

The Last (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang