8. Sepatu

1K 181 35
                                    

"Saya harap, kinerja dalam tim akan tetap dimaksimalkan tanpa alasan apapun. Terima kasih untuk rapat hari ini, selamat siang."

Chanyeol mengakhiri rapatnya dengan memberikan ultimatum halus pada bawahannya. Lelaki itu ingin, bawahannya tetap memiliki rasa tanggung jawab meskipun dirinya tidak selalu memantau pekerjaan mereka yang berada di lapangan. Omong-omong, Chanyeol sekarang sedang memegang proyek baru lagi. Berbeda dengan proyek sebelumnya yang berada di Seoul beberapa bulan lalu, proyek kali ini berada di Pulau Jeju. Perusahaannya baru saja ikut berpartisipasi dalam bentuk investasi yang cukup besar, untuk proyek pembangunan hotel dengan fasilitas lengkap di Jeju. Proyek ini melibatkan sekitar seribu lima ratus orang dalam prosesnya. Itu sudah termasuk orang-orang yang bekerja di lapangan, juga orang yang mendanai proyek tersebut.

Chanyeol keluar ruangan rapat setelah mengucapkan kalimat terakhirnya tadi. Ia langsung berjalan menuju ruangannya, sambil melihat ponsel pintarnya. Sama sekali tidak menghiraukan para bawahannya yang menundukkan kepala, demi menghormati sang Direktur Utama apabila, si tokoh utama perusahaan itu berjalan di depan mereka. Jika diamati secara kasat mata, tampaknya Chanyeol mempunyai sifat sombong. Anak kedua dari keluarga Park itu, memang terkenal dingin di kantornya. Pernah sewaktu moodnya sedang diambang batas buruk, salah satu karyawan yang entah berada di bagian apa, tidak sengaja menabrak dirinya. Padahal, jelas-jelas karyawan itu sedang membawa tumpukan dokumen yang akan diperiksanya, sampai wajah yang membawa tumpukan itu tidak terlihat, jadi ia tidak dapat melihat apa yang ada di depannya. Salah Chanyeol? Mungkin iya, karena bila ditelisik lagi, Chanyeol yang berjalan dengan emosi yang mulai naik itu, tidak menatap orang di hadapannya. Tabrakan antara atasan dan bawahan pun tak terelakan. Saking buruknya perasaan Chanyeol, bukannya meminta maaf, dirinya malah membentak si karyawan lalu meninggalkan karyawan itu sendiri tanpa ikut membantu menyusun dokumen yang berceceran di lantai. Meskipun begitu, bukan berarti Chanyeol tidak pernah tersenyum pada bawahannya, Chanyeol akan tersenyum sepanjang hari jika moodnya dalam kondisi baik. Tentu saja, wanita bermarga Jung itu ada dibalik alasan perubahan moodnya.

"Apa ada jadwal lagi setelah rapat tadi?"

"Tidak ada, Presdir," jawab sang sekretaris yang berdiri di belakang mejanya itu.

"Aku ada urusan setelah ini. Jadi, tidak akan kembali lagi ke kantor. Kalau ada yang ingin disampaikan padaku, besok saja dibicarakan. Ingat, jangan ganggu waktuku, dengan kau yang menelpon untuk urusan tidak penting. Mengerti?"

"A-ah, i-iya Presdir Park. Saya mengerti."

*

Ting!

Bunyi pesan itu berasal dari ponsel yang tergeletak seorang diri di atas meja, yang entah di mana si empunya meja tersebut.

Ting!

Benda elektronik itu, mengeluarkan lagi suaranya. Kali ini, sang empunya sudah berada di tempatnya. Diliriknya lalu diambilnya, benda mati yang mengeluarkan bunyi tadi. Icon amplop tertutup seketika muncul dalam penglihatannya. Bukan hanya satu, tapi dua pesan sekaligus kini terlihat dari layar ponsel itu.

From : Tiang Listrikku ❤

Kau sudah pulang?

02:46 PM

Temani aku keluar, sehabis kau pulang kantor. Tapi, kau pulang lah dulu ke apartemenmu. Setelah itu, baru kita berangkat. Aku mencintaimu.

02:50 PM

Eunji mengerutkan alisnya, kala ia membaca pesan dari sang kekasih. Pikirnya, tumben sekali Chanyeol menyuruhnya pulang lebih dulu, jika akan pergi langsung setelah jam pulang kerja. Tidak perlu repot-repot membalas, Eunji langsung memasukkan ponselnya ke dalam tas jinjingnya. Lalu, membawa tas itu keluar ruangan kerjanya, menuju mobil yang terparkir cantik di parkiran kantor.

La Nostra Storia D'amore (ChanJi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang