31. Keadaan Saat Ini

676 127 129
                                    

"Selamat pagi, Nona."

Sapaan dengan nada sopan itu menyapa rungu wanita yang menjinjing tas keluaran terbaru. Wajahnya nampak tidak tertarik untuk mengeluarkan senyum manisnya. Wanita itu hanya menatap salah satu pegawai bagian depan kantor dengan alis yang menukik.

Cih, bersikap sopan hanya karena ada tamu atau atasan. Aku yakin jika tidak ada atasanmu, kau sudah bergosip dengan temanmu.

"Direktur Park ada?"

"Direktur Park belum datang, Nona."

Pegawai itu nampak tersenyum menatap wanita di hadapannya. Namun, respon yang ditunjukkan oleh wanita itu hanya tatapan datar terkesan merendahkan. Tak lama dari itu, si wanita langsung meninggalkan tempat yang sudah sering ia kunjungi beberapa bulan terakhir.

"Kau lihat itu? Astaga, tingkahnya sungguh membuat aku muak. Wanita ular seperti dia tidak pantas bersanding dengan Direktur Park." Pegawai yang tadi berhadapan dengan wanita itu mulai membuka suara.

"Jadi, gosip itu benar? Direktur Park dengan wanita tadi?" Rekan kerja bagian depannya pun ikut mengeluarkan suara.

"Menurutku begitu. Soalnya, wanita itu kerap kali datang ke kantor ini semenjak lima bulan yang lalu. Dan yang selalu dicarinya itu, ya Direktur Park."

"Lima bulan yang lalu?"

"Iya, memang kenapa?"

"Itu kan bertepatan dengan Nona Eunji yang sudah tidak datang lagi ke kantor. Bahkan, lima bulan yang lalu itu tepat dengan perubahan sikap Direktur Park, bukan?"

"Atau, Direktur Park selingkuh dengan wanita tadi?"

"Ehey, tidak mungkin! Kalian tidak lihat perlakuan acuh Direktur Park pada wanita itu? Nampaknya, direktur risih dengan keberadaan wanita itu."

"Hei, wanita tadi itu punya nama. Pyo Nari namanya," sahut pegawai yang baru datang dari arah lift.

"Dia bermarga Pyo?"

"Iya. Kabarnya, dia anak tunggal dari pemilik resort terbesar di Asia. Ah!"

"Apa? Jangan mengagetkanku!"

"Jangan-jangan, ini pernikahan bisnis?"

"Bisa ja ...."

"Sudah puas bergosipnya?"

Sebuah suara menginterupsi kegiatan berbicara mereka. Dengan perlahan, kedua ㅡketiga dengan pegawai yang tadi baru begabung dengan dua pegawai sebelumnyaㅡmenoleh ke asal suara. Mereka nampak gugup dengan tatapan tajam dari orang yang jabatannya lebih tinggi dari ketiganya. Wajah mereka pun menunduk seketika.

"Astaga. Maafkan kami, Sekretaris Jeon. Kami tidak akan mengulangi lagi."

Jeon Yoomi hanya menghembuskan napasnya. Meskipun yang dibicarakan oleh ketiga orang di hadapannya ini bukanlah dirinya, tetapi ia merasa jengkel. Bagaimana pun juga, dirinya memang dekat dengan atasannya dan kekasih atasannya dulu. Jadi, kalau dirinya mendengar omongan orang yang membicarakan kedua orang yang dekat dengannya itu, maka ia tak segan-segan untuk menegurnya.

"Lanjutkan pekerjaan kalian. Jangan hanya sibuk mengurusi kehidupan orang lain!"

*

"Junmyeon, antar aku ke kantor setengah jam lagi."

"Junmyeon, persediaan makananku di kulkas habis. Antar aku ke toserba, ya."

"Junmyeon, aku bosan. Ayo jalan-jalan!"

"Junmyeon, hari ini aku pulang cepat, mau pergi ke sesuatu tempat tidak?"

La Nostra Storia D'amore (ChanJi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang