"Adikku ... ayo bangun!"
Suara Yoora sudah menggema di ujung lorong kamar Chanyeol. Setelah tadi dirinya turun lebih dulu menemui Sora, Yoora langsung saja membawa kakinya menaiki undakan tangga menuju kamar adiknya, begitu ia tidak melihat sepasang kekasih ajaib itu. Ketika ia ingin membuka pintu kamar Chanyeol, suara Bibi Shim lebih dulu menarik perhatiannya.
"Nona, apa ingin dibuatkan susu hangat? Tadi pagi, saya baru saja membeli susu untuk ibu hamil." Bibi Shim tersenyum menatap Yoora.
"Em, boleh. Ini tidak merepotkan, bukan?"
"Tentu saja tidak, Nona. Saya permisi dulu," ujar Bibi Shim seraya berlalu dari hadapan Yoora.
Yoora melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda tadi. Ia membuka pintu kamar berwarna putih itu, dan langsung melesat ke dalamnya. Dirinya sempat terkikik pelan saat membayangkan wajah terkejut Chanyeol juga Eunji saat melihat ....
"ASTAGA!"
Pekikan nyaring itu langsung saja membuat fokus kedua sejoli langsung mengalihkan tatapannya. Netra milik Chanyeol dan Eunji bertubrukan dengan netra milik Yoora yang masih mematung. Seakan tersadar, Eunji langsung mendorong tubuh Chanyeol yang tadi sempat menindihnya. Ia dibuat gugup dengan tingkah Yoora yang masih saja diam. Berusaha menyembunyikan wajah merahnya, Eunji memalingkan pandangan dari Yoora. Wanita Jung itu segera meraih baju hangat milik Chanyeol yang tergeletak tak jauh dari posisinya duduk.
"Noona! Bisakah mengetuk pintu lebih dulu, jika masuk kamarku?" tanya Chanyeol kesal.
"A-aku ...." Yoora kehilangan suaranya, dirinya masih tidak percaya hal apa dipenglihatannya kini.
"Aku apa? Mengintip?" sergah Chanyeol tidak sabar dengan jawaban kakak kandungnya itu.
Setelah berusaha mengumpulkan kesadarannya, Yoora mendelik tajam pada sang adik. "Mengintip dari mananya? Aku hanya ingin membangunkan kalian saja, ibu sudah menata makanan di bawah, dan aku tidak melihat batang hidungmu atau Eunji. Jadi, aku menyusulnya ke kamarmu. Tapi, aku mendapatkan pemandangan yang luar biasa seperti ini."
Yoora yang awalnya mengomel kini matanya berbinar. Raut wajahnya berseri seketika, kedua tangannya pun ia satukan di depan dada. Tak lama, ia melihat Chanyeol yang memandangnya datar juga Eunji yang berusaha mati-matian menahan malunya. Ide jahil nampaknya muncul di otaknya saat itu juga. Yoora mengembangkan senyumnya saat meninggalkan kedua sejoli yang terlihat lega akan kepergiannya.
"Chanyeol! Ini semua gara-gara dirimu!" sentak Eunji.
"Jangan salahkan aku, kau juga menikmatinya," sahut Chanyeol tak mau kalah.
Mata Eunji membola. Kekasihnya itu benar-benar! Sudah jelas ini kesalahannya, tapi masih saja menyalahkan orang lain. Sungguh ego yang tinggi sekali dimiliki oleh seorang Park Chanyeol.
"Ini salahmu!" Eunji tak terima dengan perkataan Chanyeol langsung memuntahkan kekesalannya.
"Salahmu juga tidak menghentikanku!"
Astaga, jika seperti ini tidak akan ada habisnya. Mereka terus saja menyalahkan satu sama lain. Tak ada yang mengalah, yang ada keduanya ingin menang berargumen. Sungguh, pasangan kekasih yang ajaib!
*
"Akhirnya, kalian turun juga!" Sora tersenyum saat melihat Chanyeol dan Eunji turun dari lantai dua.
Bibi Shim masuk ke dalam ruang makan saat Chanyeol duduk di samping kursi ayahnya dengan wajah kesal. Sedangkan Eunji, wanita itu memilih duduk di samping Sora yang seharusnya ditempati oleh Yoora. Oh ya, omong-omong Yoora belum menampakkan batang hidungnya di meja makan. Tentu hal itu tidak membuat Chanyeol ataupun Eunji penasaran, keduanya masih merasa kesal satu sama lain. Tak lama dari diamnya mereka, Daewoong datang disertai Yoora yang tersenyum senang di belakangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
La Nostra Storia D'amore (ChanJi)
FanfictionRepublish [Title In Bahasa; Kisah Cinta Kita] Bukan hanya sehari atau dua hari Eunji mengenal Chanyeol, keduanya sudah saling mengenal sejak beberapa tahun lalu. Memutuskan untuk saling terbuka, mencurahkan segala perasaan yang mereka alami satu sa...