9. Kipas Angin

678 133 10
                                    

Jam weker itu berbunyi dengan nyaringnya, melakukan tugas utama tuk membangunkan sang pemilik. Si pemilik yang mulai terusik akan suara yang berbunyi nyaring itu, akhirnya membuka mata. Diambilnya jam tersebut, lalu dimatikannya suara yang sudah merusak mimpi indahnya. Sekilas, ia melihat jam yang sempat di genggamnya.

"Masih jam 5," ucapnya pelan lalu mengeratkan selimutnya lagi, hingga batas leher.

Dan ya, sosok itu tertidur lagi setelah ia membenarkan selimut yang menghangatkan tubuhnya.

*

"Selamat pagi, Jung kesayangan Park."

Eunji hanya memutar malas bola matanya. Wanita itu masih berada di ranjangnya, lengkap dengan selimut yang masih menghangatkan tubuhnya. Mengangkat kepalanya sekilas dan menengok ke arah Chanyeol, lalu membaringkan lagi kepalanya di atas bantal empuk yang menanti dirinya. Ia enggan menanggapi ucapan Chanyeol, yang baru saja muncul dengan memakai celana jeans dan kemeja pink polos yang ia biarkan di luar celananyaㅡtidak dimasukkan ke celananya. Tunggu! Celana jeans dan kemeja yang tidak rapi? Kenapa rasanya Chanyeol bukan seperti akan pergi ke kantor?

"Chanyeol," panggilnya dengan suara khas bangun tidur.

"Ya." Lelaki itu menjawab tepat di samping Eunji. Ia tadi berjalan menuju ranjang, ketika selesai menyapa sang kekasih.

"Kenapa memakai pakaian seperti itu?" tanya Eunji heran.

"Aku?" tanyanya membeo.

"Iya kau. Memang aku bertanya pada siapa lagi di ruangan ini, selain kau?"

Eunji bangun dari posisi tidurnya. Wanita itu bersandar pada kepala ranjang, dengan selimut yang masih menempel di tubuhnya. Ia masih menunggu jawaban dari Chanyeol yang sekarang masih saja tersenyum bak orang bodoh.

"Ingin mengantarmu ke kantor, Sayang."

Eunji menautkan alisnya, mendengar jawaban konyol Chanyeol. Entah ia masih mencerna omongan Chanyeol, atau masih mengumpulkan nyawanya sehabis bangun tidur. Satu menit kemudian, ia baru membuka mulutnyaㅡmembalas ucapan Chanyeol.

"Huh? Apa? Mengantarku ke kantor?"

Chanyeol mengangguk.

"Dengan pakaian seperti itu?"

Chanyeol juga mengangguk untuk kedua kalinya.

"Kau yakin?"

Lagi, Chanyeol menggangguk dalam jawabnya.

"Tidak pergi ke kantor?"

Kali ini kepala Chanyeol menggelengkan untuk menjawab pertanyaan Eunji.

"Kenapa?"

Chanyeol mengangkat bahunya acuh tak acuh. Dirinya malah menidurkan kepalanya di paha sang kekasih yang terbalutkan selimut hangat. Memejamkan matanya sejenak pada posisi ternyamannya.

"Chan!" teguran halus itu diberikan oleh Eunji.

"Apa?"

"Jawab pertanyaanku."

"Yang mana?"

"Kau tidak ke kantor?" tanya Eunji sambil mengelus rambut hitam Chanyeol.

"Hanya bosan saja," jawabnya tanpa beban.

Mata Eunji melotot mendengar jawaban Chanyeol. Hanya bosan saja? Heol! Kasihan sekali kantor yang mempunyai majikan macam kekasihnya.

"Hanya?" Chanyeol mengangguk imut.

La Nostra Storia D'amore (ChanJi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang