Hari ini, hari Chuseok. Bersama Seollal perayaan yang satu ini merupakan bagian dari perayaan penting di Korea Selatan. Seollal sendiri berarti Tahun Baru Imlek. Seollal merupakan salah satu hari libur nasional Korea yang dianggap paling penting. Ditetapkan dengan kalender lunar, biasanya hari perayaan Seollal berdekatan dengan hari tahun baru. Karena hal itu, banyak keluarga dari ibu kota memutuskan untuk kembali ke kampung, bertemu dengan kerabat untuk berkumpul. Sama seperti Seollal, Chuseok juga merupakan hari libur nasional untuk seluruh warga Korea. Chuseok sering juga disebut Hangawi, perayaan ini jatuh pada tanggal 15 bulan kedelapan pada penanggalan kalender lunar. Saat Chuseok, keluarga akan berkumpul dan menghabiskan waktu bersama, memakan Seongpyeonㅡsejenis kue berasㅡbersama dan melakukan kegiatan lainnya.
Ini hari libur untuk semua warga Negeri Gingseng itu. Tak terkecuali, dua makhluk yang tengah berdiam diri tak bergerak di atas ranjang. Mereka masih pulas tertidur sampai waktu menunjukkan pukul delapan pagi. Sinar matahari yang sedikit menembus tirai penutup jendela kamar itu tak membuat mereka kembali pada alam nyata. Sampai pada bunyi salah satu ponsel mereka, si wanita baru membuka suaranya lewat leguhan pelan.
"Ya?" suara serak khas bangun tidur itu menjawab telepon dari seseorang yang tidak ia lihat namanya. Ponsel itu sendiri ia letakkan di telinganya dengan mata setengah tertutup.
"Tu ... Eunji Eonni?"
"Iya, ini siapa?" Eunji bertanya dengan mata yang masih terpejam. Ia masih menunggu jawaban dari ujung telepon yang masih tersambung. Mungkin selama dua puluh detik Eunji menunggu sang lawan bicara untuk membuka suaranyaㅡwalau sangat pelan, sampai ia tersadar ini bukan ponselnya.
"Maaf, Eonni. Aku tidak bermaksud mengganggu tidurmu, tapi Tuan Park ada jadwal mendadak hari ini."
Eunji membuka matanya setelah helaan napas teratur terdengar dari ujung telepon sana. "Yoomi?" tanya Eunji ragu.
"Iya aku, Eonni. Ada apa? Apa aku mengganggu?" Meskipun samar, tapi Eunji mendengar suara itu terdapat nada menyesal.
"Tidak, Yoomi. Baiklah, jam berapa jadwalnya?" Eunji bangun dari tidurnya, ia menoleh ke arah sosok di sampingnya yang masih asyik memejamkan matanya. Mengalihkan tatapannya pada selimut tebal berwarna cokelat lembut itu, lalu menariknya hingga sebatas perut. Mengurut keningnya pelan untuk kembali mendapatkan kesadaran setelah tidur tadi.
"Setelah makan siang, Eonni. Maaf aku menerima tawaran Tuan Pyo untuk bertemu dengan Tuan Park."
Chanyeol bergerak dalam tidurnya. Pria itu membuka matanya sejenak, dan menemukan sang kekasih sedang menerima telepon sambil menyenderkan kepalanya pada kepala ranjang. Tangannya terangkat memeluk perut ramping Eunji. Wanita itu sempat terkejut, tapi ia langsung bisa mengatasinya. Chanyeol bertanya tanpa suara pada Eunji siapa yang menelponnya di pagi hari ini. Bukannya menjawab, Eunji malah menyuruh Chanyeol diam dengan isyarat tubuhnya.
"Aku juga tidak bermaksud mengganggu hari libur Tuan Park, tapi Tuan Pyo terlihat memaksa sekali. Sepertinya, pertemuan ini memang sangat penting."
"Iya, tidak masalah. Nanti akan aku sampaikan." Eunji mengelus kepala Chanyeol dengan lembut, membuat pria itu membawa kepalanya untuk berbaring pada paha Eunji. "Kau jangan merasa bersalah, Yoomi." Chanyeol yang mendengar nama sekretarisnya disebut langsung mendongakkan kepalanya ke arah Eunji. Ia menatap Eunji dengan segala keingintahuannya.
"Ah, terima kasih, Eonni. Kalau begitu aku tutup dulu telponnya."
"Ya." Setelah menutup dan meletakkan ponsel Chanyeol, Eunji langsung menatap kekasihnya yang sudah terlihat meminta penjelasan darinya. Tidak langsung memberikan apa yang Chanyeol minta, Eunji malah menyuruh Chanyeol bangun dari pahanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
La Nostra Storia D'amore (ChanJi)
FanfictionRepublish [Title In Bahasa; Kisah Cinta Kita] Bukan hanya sehari atau dua hari Eunji mengenal Chanyeol, keduanya sudah saling mengenal sejak beberapa tahun lalu. Memutuskan untuk saling terbuka, mencurahkan segala perasaan yang mereka alami satu sa...