23. Menginap Bagian II

928 142 68
                                    

"Iya, Bu. Aku sudah melakukannya." Chanyeol memasang earphone pada telinganya. Lalu, ia mengambil beberapa tumpukkan pakaiannya yang terletak di atas ranjang, untuk memasukkannya ke dalam lemari.

"Jangan menyusahkan Eunji, Chanyeol. Menantuku tidak boleh terlalu lelah."

Sora memperingati Chanyeol untuk yang kesekian kalinya. Anak bungsunya itu sama sekali tidak pernah mendengar ucapannya. Yang ia tahu, tiba-tiba ia mendapat kabar dari Jina atau Minkiㅡbisa juga dari Chanyeolㅡyang kalang kabut saat Eunji jatuh sakit. Menurutnya, tingkah Chanyeol bisa saja sangat menyusahkan Eunji disaat tertentu.

"Ayolah, Bu. Aku tidak pernah berbuat seperti itu pada Eunji. Semalam saja hanya lima ronde, Bu. Tidak lebih," ucap Chanyeol dengan suara memelasnya. Padahal, lelaki itu tengah menyembunyikan senyum tipisnya.

"Lima ronde apanya? Aku akan memukulmu jika sampai menyentuh Eunji sebelum waktunya!" Chanyeol terkekeh saat mendengar jawaban Sora.

"Jadi, kau sudah puas membohongi ibumu, Anak Nakal?" Sora mendengus setelahnya.

"Hehe, aku hanya bercanda, Bu. Jangan terlalu serius, oke."

"Kapan kau akan pulang, Chanyeol? Ibu sudah merindukan Eunji yang menginap di rumah." Suara Sora berubah sendu, seperti mengandung sang rasa rindu yang mendayu.

Chanyeol menyelesaikan pekerjaannya. Ia menutup kembali lemari pakaiannya kala pintu kamarnya terbuka, menampilkan satu sosok yang sejak tadi menjadi topik pembicaannya dengan sang ibu.

"PARK CHANYEOL!"

Seruan itu memekakan telinga bagi yang mendengarnya, tak terkecuali Sora. Wanita paruh baya itu langsung menjauhkan ponselnya dari telinga. Setelah dirasa tak ada lagi suara yang mengganggu, Sora kembali mendekatkan ponselnya pada telinga kanannya. "Chanyeol?" panggilnya pelan.

Saat Sora memanggil Chanyeol dengan pelan, lelaki itu masih saja terdiam di tempatnya. Chanyeol menatap datar Eunji yang sedang tersenyum tiga jari. Wanita itu datang menghampiri Chanyeol, lalu langsung memeluknya erat. Menggoyangkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri, membuat tubuh Chanyeol bergerak satu arah dengannya.

"Bisa, kau menghilangkan kebiasaanmu yang teriak di atas batas normal itu?" Chanyeol membalas pelukan Eunji, tapi tidak erat seperti biasanya. Ia menepuk pelan rambut Eunji.

Eunji melepaskan pelukannya, menatap netra Chanyeol yang juga menatapnya. Tersenyum polos, lalu berjinjit mengecup pipi Chanyeol. "Tidak bisa," jawab Eunji pelan.

"Eh, kau sedang menelpon siapa?" Eunji melingkarkan tangannya di leher Chanyeol dengan sebelumnya menginjak kaki Chanyeol untuk menggapai leher itu.

"Ah iya, ibu!" seru Chanyeol yang mendapatkan kesadarannya setelah Eunji bertanya.

"Ibu?" Eunji membeo.

"Halo, ibu?"

"Hm, sudah bermesraannya? Kau masih ingat dengan ibu?" Sora berkata dengan nada datar.

"Maaf, aku lupa, Bu. Ibu sedang apa sekarang? Ayah sudah pulang?"

Chanyeol bertanya pada Sora sambil menatap Eunji. Satu tangannya memeluk pinggang wanita itu, sedangkan tangannya yang lain merapikan tatanan rambut Eunji. Eunji hanya tersenyum. Ia melompat ke dalam pelukan Chanyeol, kakinya dilingkarkan pada pinggang Chanyeol. Wajahnya ia benamkan di perpotongan leher dan bahu Chanyeol, mencoba menghirup aroma mint dari tubuh Chanyeol sambil memejamkan matanya. Kesigapan Chanyeol rasanya tidak perlu ditangguhkan lagi, kedua tangannya tanpa aba-aba sudah memeluk tubuh Eunji begitu saja. Pria itu menepuk pelan punggung Eunji yang tertutup surai panjang kekasihnya.

La Nostra Storia D'amore (ChanJi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang