"Jadi?"
Sebuah suara berat memecah di udara apartemen Eunji. Laki-laki yang baru saja memuntahkan suara beratnya itu, terlihat sedang menatap penuh tanya sang pemilik apartemen. Tangannya ia sedekapkan di depan dada, juga kepalanya ia miringkan ke arah kanan. Tubuhnya sendiri ia sandarkan pada meja konten dapur di samping kulkas.
"Keputusannya tetap pada jawaban awalku," sahut sang pemilik apartemen yang tidak bukan adalah Eunji.
"Mau pergi ke mana?"
"Apa kau akan mengabulkannya?" tanya Eunji lagi dengan nada santainya.
"Ya."
"Meskipun aku bilang, jika aku ingin berwisata kuliner di Myeongdong dan kita bermain wahana permainan di Lotte Word?"
Tak langsung menjawab pertanyaan yang dilontarkan untuknya, sang laki-laki lebih memilih memperpendek jarak mereka. Melangkah perlahan-lahan seraya matanya menatap satu titik fokus di hadapannya. Sejak awal sang pria memuntahkan kata demi kata dari mulutnya, objek hidup yang diajak bicara tersebut berdiri membelakangi dirinya, wanita bersurai panjang itu sibuk menyiapkan sarapan mereka. Tadi malam, si priaㅡyang tidak lain adalah Chanyeolㅡmemaksa untuk menginap di apartemen kekasihnya. Belum sempat Eunji mengizinkan, Chanyeol sudah memasuki kamarnya dan berbaring tenang di atas ranjangnya. Eunji hanya bisa menghela napasnya saja, saat kekasih tercintanya sudah mendekap erat bantal guling yang berada di atas ranjang tidurnya.
"Iya, Jung. Apapun itu, selama aku bisa dan selama aku mampu, aku akan mengabulkan semua permintaanmu." Chanyeol memeluk Eunji dari belakang. Eunji yang mendengar perkataan Chanyeol, sontak memutar tubuhnya refleks ke arah Chanyeol. Memeluk kekasihnya dengan perasaan gembira yang teramat ketara dari pekikan kecil yang memekakan telinga Chanyeol.
"Terima kasih. Aku mencintaimu," bisik Eunji di telinga Chanyeol.
Sehabis mengucapkan kalimat itu, Eunji mengecup berkali-kali leher Chanyeol. Geraman halus yang keluar dari mulut Chanyeol tak ia hiraukan sama sekali. Gerakannya terhenti, saat satu tangan kekar yang ia kenali sebagai milik Chanyeol memeluknya begitu posesif. Mengelus pelan pinggang ramping miliknya senada dengan kecupan ringan yang Eunji berikan di leher kekasihnya tadi.
"Jangan mulai menggodaku," ucap Chanyeol sengaja memotong kalimatnya agar terkesan misterius sambil menatap Eunji, "atau ...." Chanyeol menggantungkan kalimatnya. Ia menikmati ekspresi Eunji yang berubah tegangㅡah tidak, lebih tepatnya waspada. Dirinya tertawa dalam hati, menikmati ekspresi wajah Eunji.
"A-atau a-apa?" tanya Eunji yang hampir kehilangan suaranya.
Senyum separo terbit di wajah Chanyeol. "Kita berolahraga di ranjang."
"MESUM!"
*
"Chanyeol, aku mau nanti makan di pinggir jalan saja." Chanyeol hanya mengangguk mendengar ucapan Eunji. Ia lebih memilih untuk fokus pada jalanan yang dilalui oleh mobilnya.
"Kau ingin kita pergi ke mana dulu?" tanya Chanyeol sambil melirik Eunji.
"LOTTE WORD!" teriak Eunji bersemangat.
"Jika kau lupa, aku tidak tuli, Jung." Chanyeol mengusap pelan telinganya yang terjajah oleh lengkingan suara Eunji.
Eunji hanya tersenyum meminta maaf. Dengan tanpa suruhan Chanyeol ia melesakkan tubuhnya mendekati sisi pria yang tengah di balik kemudi itu. Mengusap dengan lembut penuh kasih telinga Chanyeol, lalu mengucapnya ringan.
"Maafkan kelancangan saya, Baginda Raja," ucap Eunji sambil menunduk kepalanya dalam.
Chanyeol mendengus mendengar kalimat yang ia serap dari telinganya. Sekarang, apa lagi? Kekasihnya kecanduan drama apa saat ini? Seingatnya, Eunji sedang tidak mengikuti satu judul drama manapun untuk sekarang ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
La Nostra Storia D'amore (ChanJi)
FanfictionRepublish [Title In Bahasa; Kisah Cinta Kita] Bukan hanya sehari atau dua hari Eunji mengenal Chanyeol, keduanya sudah saling mengenal sejak beberapa tahun lalu. Memutuskan untuk saling terbuka, mencurahkan segala perasaan yang mereka alami satu sa...