Chanyeol baru saja keluar dari kantornya, memang sedikit agak telat dari waktu yang diperkirakannya. Hari ini jadwal rapat akan proyek baru, dengan Namjin Architectㅡoh ralat! Bukan rapat, tapi masih dalam tahap diskusi antara dirinya dan perwakilan dari perusahaan arsitektur itu. Mengapa ia memilih menargetkan bekerja sama perusahaan arsitektur? Karena ayahnya ingin mengepakkan sayap bisnisnya lagi dalam bidang restoran. Ya, setelah sukses dengan bidang hotel, apartemen, pusat perbelanjaan, bahkan salon kecantikan, kini DnG Group akan merambah pada bidang kuliner, yaitu restoran yang menargetkan para anak muda, tapi masih tetap bisa dikunjungi oleh semua kalangan usia. Jika sekarang Chanyeol sedang dalam tahap diskusi dengan perusahaan arsitektur, maka dalam bidang furnitur, ia mempercayakan pada perusahaan tempat kekasihnya bekerja. Eunji bekerja pada perusahaan furniture, sebagai wakil kepala tim yang digawangi oleh Lee Jisung. Niatnya, ia ingin berdiskusi juga pada Jisung, saat restorannya ini sudah selesai dalam tahap pembangunan.
Mengapa tidak memakai bangunan ruko yang sudah ada saja? Bukankah hal itu lebih mengehemat biaya pengeluaran kas perusahaan? Jawabannya karena DewoongㅡAyah Chanyeolㅡ tidak mau mengambil risiko pada bangunan ruko yang sudah ada dan tidak sesuai dengan kriterianya. Bangunan ruko yang bagus, terlebih letak yang strategis tidak membuat Dewoong puas akan hasilnya nanti. Ia akan mencermati dengan teliti bangunan ruko yang sudah dilaporkan kepadanya dari Yumi, sekretaris Chanyeol. Sebenarnya, Yumi sudah memperlihatkan bangunan ruko yang menurutnya terbaik dari segi bangunan atau letak, tapi semua itu tidak ada yang masuk dalam kriteria seorang Park Dewoong. Jadilah, mereka mempekerjakan arsitek handal dibidangnya, dan Namjin Architect adalah pilihan Chanyeol.
Chanyeol sungguh tidak masalah, jika harus mengurus proyek dari ayahnya itu. Ia justru bangga, karena sang ayah mau mempercayainya untuk memegang proyek yang terbilang cukup besar. Kabarnya, selain menggaet arsitektur ternama, DnG Group juga akan mengikutsertakan para pemegang saham tertinggi di perusahaan untuk menginvestasikan uang mereka dalam proyek yang rencananya akan dijalankan bulan depan ini. Bukan rahasia lagi, jika DnG Group bisa menghasilkan pundi-pundi keuntungan yang besar. Maka dari itu, investor pasti dengan sukarela berdatangan untuk bekerja sama dengan perusahaan yang dipimpin anak kedua dari keluarga Park itu.
Saat ini Chanyeol sedang di jalan pulang. Sialnya, ketika sampai pada jalan raya yang menuju apartemennya, ia di hadapkan dengan macet yang hampir lumpuhㅡtak bisa bergerak. Awalnya, pria Park itu santai saja di hadapkan pada kemacetan yang tak bisa bergerak itu. Setelah sekitar dua puluh tujuh menit menunggu, Chanyeol mulai jengah pada keadaan macet sepulang kerja itu. Sungguh, tidak biasanya Seoul mengadakan kegiatan macet seperti ini. Lelah menunggu membuat Chanyeol jengah dengan keadaan sore itu. Ia hanya sendiri di dalam mobil, tanpa supir Ji yang sudah lama tidak menemaninya pergi kemana pun. Chanyeol mengambil ponselnya yang tadi ia letakkan di kursi sampingnya, mengecek sebentar isi ponselnya yang tidak terdapat satu notifikasi apapun.
"Eunji pasti masih di jalan juga."
Lelaki itu ingin mengetikkan sesuatu pada layar ponselnya, tapi belum sempat terlaksanakan, ponsel pintar miliknya sudah menampilkan layar hitam pekat. Ponselnya kehabisan baterai. Chanyeol menghela napasnya kasar. Ia lalu mencari benda penghubung arus listrik untuk ponselnya, dan laki-laki itu baru ingat jika chargeran yang ia miliki tertinggal di apartemennyaㅡtidak terbawa olehnya.
"Sial sekali."
Chanyeol menghela lagi napasnya, matanya ia alihkan pada sisi kiri jalan. Kebetulan yang ia dapatkan, karena mobilnya berada paling pinggir kiri, dan bersebelahan dengan toko boneka. Laki-laki itu memutuskan untuk turun terlebih dahulu. Sepertinya kemacetan ini masih akan berlangsung cukup lama, jadi ia tidak perlu repot memarkirkan mobilnya lebih dulu.
Chanyeol ingat, bahwa Eunji pernah meminta dibelikan sebuah boneka. Ya, wanita itu merengek tak tahu malu di jalan saat mereka akan menonton film di bioskop. Sungguh, Chanyeol benar-benar ingin memasukkan Eunji ke dalam paper bag seorang wanita paruh baya yang kebetulan saat itu sedang lewat di samping mereka. Rasa malu memang dirasakan oleh Chanyeol, tapi ia juga tidak tahan dengan suara merengeknya Eunji kala itu. Dan jadilah, Chanyeol hanya membelikan tiga gantungan kunci boneka boneka panda yang letaknya tidak jauh dari tempat Eunji merengek tadi. Entah mantra apa yang laki-laki Park itu ucapkan, Eunji jadi diam seketika saat Chanyeol membawakan tiga gantungan kunci tersebut di depan matanya. Satu panda seperti sedang berjalan dengan merangkang, dua lagi seperti sepasang kekasih, yang lelaki memegang tanda cintanyaㅡbantal merah hati ㅡdi depan perut dan yang perempuan memakai pita merah di kepalanya. Eunji tentu saja berteriak girang, sampai wanita itu melompat ke dalam pelukan Chanyeol. Iya melompat. Dengan kaki wanita itu melingkar sempurna di pinggang Chanyeol dan memeluk erat leher Chanyeol. Disaat Eunji memekik bahagia, Chanyeol harus rela membuang rasa malunya, karena mereka menjadi pusat perhatian.
KAMU SEDANG MEMBACA
La Nostra Storia D'amore (ChanJi)
FanfictionRepublish [Title In Bahasa; Kisah Cinta Kita] Bukan hanya sehari atau dua hari Eunji mengenal Chanyeol, keduanya sudah saling mengenal sejak beberapa tahun lalu. Memutuskan untuk saling terbuka, mencurahkan segala perasaan yang mereka alami satu sa...