23 Juli 2018
02.56Aku sudah kembali berada diKamar tempat aku dirawat. Sendirian. Iya sendiri.
Tadi Gara aku suruh dia untuk pulang dulu untuk membersihkan tubuhnya. Awalnya dia bersih keras menolak tetapi aku memaksanya. Walau tadi sempat berdebat sebentar, akhirnya Gara mau pulang kerumahnya.
Sekaligus dia membeli makan untuk makan malam untuknya. Tidak mungkin untukku sedangkan dia saja tahu kalau aku tidak boleh memakan apapaun selain makanan rumah sakit.
Makanan rumah sakit gaada rasanya!!
Ruangan ini cukup besar dan fasilitas yang ada cukup bagus. Gara yang memesan Ruangan khusus untuk keluarganya untukku meski aku sudah bilang padanya jangan terlalu berlebihan.
Rumah sakit yang aku tempati ini salah satu milik Gara. Gara bukan keluarganya. Keluarganya beda lagi. Perusahaan yang Gara punya itu hasil dia sendiri tanpa dibantu siapapun. Keren 'kan?
Keluarganya juga punya perusahaan. Aku gak terlalu tahu perusahaan dibidang apa saja punya keluarganya itu. Yang aku tahu hanya Perusahaan milik Gara.
Sedikit aku tahu, Kalau perusahaan milik keluarganya tidak membangun Rumah sakit. Jadi, Gara'lah. Tidak heran jika Rumah sakit ini mempunyai Ruangan khusus Keluarganya.
Sudah dua jam aku duduk sambil membaca novel yang dibelikan Gara karena aku yang memintanya untuk mengisi waktu jika tidak ada Gara yang menemaniku atau jika Gara sedang sibuk dengan Kerjaannya.
Aku membaringkan tubuhku yang sudah merasa pegal karena terlalu lama duduk.
Rasanya aku ingin tidur karena mataku sudah berat. Aku menaruh novel yang sedang kubaca tadi di atas meja yang berada disampingku.
Aku memejamkan mataku berusaha untuk terlelap. Biarlah, jika Gara datang dan dia melihatku sedang tertidur.
°°°
Aku merasa kepalaku sedang diusap oleh seseorang. Aku tidak tahu siapa yang jelas dia sudah menggangu tidurku.
Aku mengambil selimut yang masih menempel ditubuhku bertujuan untuk menutupi semua tubuh ku hingga kepala.
Orang yang mengusap kepalaku terkekeh geli. Ah aku tidak perduli. Aku masih mengantuk. Mataku masih terasa berat untuk dibuka.
Setelah beberapa menit, aku sudah tidak merasakan usapan dikepala ku. Mungkin saja orang itu sudah pergi.
Aku masih memejamkan mata, belum membukanya sama sekali. Masih terasa berat walaupun aku tidak bisa tertidur lagi.
Aku sudah bangun tetapi tidak dengan membuka mata karena mengantuk.
"Hei, bangun" ucap dia membuka selimut yang menutupi kepalaku sembari menepuk pelan pipiku
Ah! Aku tahu siapa dia. Ya, Kalian benar. Siapa lagi kalau bukan Gara.
Perlahan aku membuka mataku dan yang pertama kali aku lihat. Gotcha! Dialah Gara. Bukan lampu ruangan.
"Ngantuk banget ya? Udah pagi lho Kamu masih tidur. Mandi dulu gih' abis itu sarapan" Ucap Gara membuatku membulatkan mata.
Aku tidak menyangka bisa tidur selama itu. Dari kemarin jam tujuh malam sampai sekarang udah pagi aku tertidur bahkan aku tidak merasa terusik dengan kedatangan Gara yang entah sejak kapan berada disini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Always Together
General FictionBersamamu membuat hidupku berwarna. Bersamamu aku menjadi lebih hidup Kamulah penyemangat hidupku Semua seakan mudah saat kamu ada Semua menjadi terang saat melihatmu tersenyum Senyummu, itu favoritku Ingin bersamamu terus tapi aku sadar Kamu gaperl...