27 Agustus 2018
07.52"Kau, tidak ingin mampir dulu?" Aku menawarinya hanya untuk sekedar basa-basi. Sepulang dari sana, tadinya aku ingin pulang sendiri. Tetapi, ia menawariku tumpangan yang sebenarnya aku tolak mentah-mentah. Memalukan jika mengingat kejadian tadi.
"Ini sudah malam. Dan, kau perempuan. Bahaya jika pulang sendirian" katanya memberikan pengertian kepadaku
"Tidak, Ren. Aku kesini sendiri dan pulang juga harus sendiri." ucapku yang ada benarnya juga.
Setelah itu, aku langsung pergi dari hadapannya yang masih tetap berada diposisinya sedang menatap punggungku---aku merasakannya.
Aku tetap berjalan tanpa harus menengok kebelakang lagi, dan aku sadar pada detik itu aku salah jalan.
Well, menyebalkan memang. Jika aku harus memutar balik dan kembali menerima tawarannya itu. Memalukan!
Aku memberhentikan langkahku perlahan dan menimang keputusanku apa.
Melanjutkan jalanku tetapi ada segerombol lelaki yang tidak wajar
Atau,
Berbalik lalu menerima tumpangan yang diberikan padanya---yang awalnya aku menolak dengan berbagai alasan.
Setelah dipikir-pikir, sepertinya aku tau akan mengambil langkah yang mana. Karena sepertinya orang-orang itu menyadari kehadiranku.
Bersiap-siap untuk berbalik dan berlari karena para lelaki didepanku perlahan berjalan kearahku.
Sebelum pada akhirnya, ada orang yang menarikku berlari memasuki mobil yang tidak jauh dari tempat aku berdiri.
"Sudah ku bilang bukan?" ucapnya dengan wajah yang menyebalkan "Kalau perempuan tidak baik sendirian dimalam hari." lanjutnya tanpa nada.
"Em.. Ya. Terima kasih." Para sekumpulan lelaki tadi tidak mengejarku dan Ren pada saat kami memasuki mobil tadi.
"Tidak, ini sudah malam."
"Hati-hati" ucapku setelah keluar dari mobilnya dan menunggu Ren pergi dari rumahku.
Setelah benar-benar menghilang dari pandanganku. Aku berbalik untuk masuk kedalam rumah seketika berhenti.
Untuk pertama kalinya aku ingin menghilang dalam satu kedipan mata. Disana, Gara sedang bersidekap memandangku dengan tatapan tajamnya itu dan raut wajahnya yang tidak biasanya---sulit diartikan.
Seseorang tolonggg akuuuuu!
:
Dari awal hanya keheningan menghiasi diantara kami. Tidak ada yang berbicara satu patah katapun. Aku juga tidak ingin mengeluarkan suaraku, takutnya jika aku melakukan itu hanya menambah kecanggungan diantara kita.
Aku hanya menunggu, Gara mengatakan sesuatu. Melihatnya yang tidak seperti biasanya membuatku ingin memukul kepalanya itu supaya ia merintih kesakitan.
Jika disuruh memilih, antara Gara yang cerewet dan Gara yang diam seperti ini. Aku lebih baik gara yang cerewet karena melihatnya seperti sekarang terlihat lebih... Menyeramkan.
Jujur saja, sebenarnya aku takut duduk dihadapannya dengan keadaan yang seperti ini. Tetapi, aku tidak menunjukan itu semua.
"Tidak ingin menjelaskan sesuatu" ucapnya dengan pelan tapi tajam dan menuntut.Merinding bro! Ya, aku pikir itu bukan pertanyaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Always Together
General FictionBersamamu membuat hidupku berwarna. Bersamamu aku menjadi lebih hidup Kamulah penyemangat hidupku Semua seakan mudah saat kamu ada Semua menjadi terang saat melihatmu tersenyum Senyummu, itu favoritku Ingin bersamamu terus tapi aku sadar Kamu gaperl...