Part 5

53 6 0
                                    


13 Agustus 2013
08.48

Aku sedang menyiapkan jamuan untuk tamu 'tidak diundang' yang datang kerumahku di malam hari ini.

Setelah selesai, aku berjalan kearah dimana 'tamu' itu berada. Aku tidak tahu kenapa harus bertamu disaat aku-- Oke, tidak usah diperjelas aku kenapa yang jelas juga aku pun tidak tahu.

Ya! Dimalam-malam begini, kenapa harus dia yang datang. As you know, mungkin jika perempuan tak apa. Tetapi, ini seorang lelaki. Dan, lebih parahnya lagi yang datang itu- Ryan Iksana- Lelaki yang entah kenapa pun aku tidak terlalu menyukainya. Kalian benar, dia lelaki yang tadi pagi menyapaku dikantor. At least, aku tidak tahu mengapa ia ada disini. Maksudku, bukan tidak suka ia kemari. Aku sih tidak terlalu mempersalahkan orang yang datang kerumahku. Ya, yang namanya juga tamu. Maybe, ingin bersilaturahmi. Mengapa tidak?

"Silahkan diminum"

"Terima kasih" ucapnya seraya mengambil gelas dan meminumnya.

Setelahnya, ia masih tetap diam- memandangi disekeliling rumah. Entah apa yang ia pikirkan saat ini begitu melihat disekitarnya, aku tidak perduli. Yang aku pikirkan disini ialah apa tujuan ia datang kerumahku dimalam hari.

"Ada apa?" ucapku mulai membuka pembicaraan karena dia masih terdiam duduk dihadapanku tidak membuka suara. Ya, daripada membuang waktu hanya diam saja.

"Ah ya, maaf. Jika aku mengganggumu dengan datang kesini dimalam hari"

Ya, sudah tau begitu.

"No, it's okey. Jika ada yang bertamu, mengapa tidak?" Memang benar, kan? Kalau ada tamu, tidak baik jika diusir, suka atau tidak sekalipun.

"Terima kasih, Kau memang baik. Sebenarnya, ada hal yang ingin kusampaikan padamu"

Gila! Jangan sampai seperti di novel-novel atau film yang sering kutonton.  Jika itu sampai terjadi---

"... Aku men--"

"Maaf, Ryan. Handphone ku berbunyi. Aku harus mengambilnya terlebih dahulu" Gawat! Terpaksa aku harus memotong ucapannya itu.
Aku beranjak meninggalkan dia sendiri diruang tamu. Biarlah dia berpikir apa tentangku. Yang penting sekarang, aku harus menghindar darinya meski dengan alasan yang sudah terlihat jika aku membohonginya.

Aku mengecek handphone-ku, barangkali ada balasan dari Gara. Dan, Ya!

Missed Call from Gara (10)
Message (16)

Lihatlah! Apa yang harus kukatakan jika ia menelpon lagi. Tapi, yang penting aku harus menyelesaikan urusan yang dibawah.

Aku turun dengan membawa handphone-ku menuju ruang tamu.

"Ryan, Apa yang kau lakukan?"

Bagaimana tidak aku berkata seperti itu. Saat ini, dia terlihat membelakangiku dengan posisi berjongkok dan laci dibawah TV yang berada diharapannya.

"Uh, oh ya. Itu aku sedang mencari barangku yang terjatuh dan sekarang sudah ketemu." ucapnya gelagapan serta mengelus tengkuknya. Aku tidak menuduhnya tapi dia terlihat seperti seseorang yang sedang kepergok?

Always TogetherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang