Maaf ya baru up sekarang. Selamat membaca. Dan, selamat menyimak.
Mungkin , bisa diSiapkan tisu disebelah anda~~~17 Oktober 2018
14.27"Hati-hati, Kar!" ucap Keyrl setelah turun dari mobilnya.
Karla tersenyum "Jalan ya, Key." lalu menjalankan mobilnya. Ia harus segera pergi menemui Keenan, Kasihan kalau lelaki itu lama menunggu.
Setelah lama diperjalanan akhirnya Karla sampai juga di Kediaman Keenan. Rumah Keenan dengan Rumah Keyrl bisa dibilang lumayan agak jauh meski masih satu kota.
Ia langsung memasukkan mobilnya di rumah Keenan dan keluar menemui Keenan. Dilihatnya Keenan saat ini sedang memasuki mobil. Tak ingin ketinggalan, Karlapun melakukan hal yang sama.
Kediaman Keenan ini sangat besar yang saat ini hanya ditempati olehnya, sepasang suami-istri yang merangkap menjadi bibi serta satpam atau penjaga rumahnya. Keenan sudah menganggap mereka seperti keluarganya sendiri karena suami-isteri tersebut sudah cukup lama mengabdi pada keluarganya. Ah, jangan lupakan penghuni satu lagi yang membantu bibi.
"Key udah sampe rumah 'kan?" Tanya Keenan disela-sela mengemudinya.
Karla mengangguk "Tenang, Ken. Semua udah beres. Lagipula, tadi Keyrl kelihatannya capek banget. Matanya udah sayu."
Keenan tersenyum kecil yang tidak bisa dilihat oleh Karla "Kebiasaan. Pasti langsung tidur." gumamnya
"Apa, Ken?" Ucap Karla karena ia tadi mendengar Keenan berbicara sesuatu.
"Oh, enggak."
Karla menyerngit. Telinganya berfungsi dengan baik jadi ia pasti tidak salah dengar. Sudahlah! Jika Keenan tidak ingin bilang apapun.
Ia melihat pemandangan diluar. Waktu semakin sore. Karla memikirkan tujuan kemana ia dan Keenan akan pergi. Apa ia sudah sanggup atau semua akan menjadi terbalik?
Karla takut jika nanti ada sesuatu hal terjadi. Ia tidak tahu harus apa jika nanti Karla bertindak diluar kendalinya. Karla bersyukur ada Keenan disampingnya karena hanya dialah yang dapat menyadarkan Karla nanti.
Hanya Keenan yang dapat mengerti dirinya.
"Karla, nanti jangan kelepasan ya?" Ucap Keenan dengan lembut.
Lamunan Karla terhenti ketika ucapan Keenan masuk kedalam indra pendengarannya. Ia menengok menatap Keenan ragu "Aku.. gak janji."
Sebelah Tangan Keenan yang kosong ia gunakan untuk mengambil tangan Karla dan mengelusnya pelan---Mencoba untuk menenangkannya.
"Kamu harus bisa." tambahnya seraya mengeratkan pegangan tangannya.
Karla melepaskannya dengan kasar dan menatap Keenan tajam "Bagaimana aku bisa diam aja, saat sampai sana nanti! Apalagi jika sampai bertemu mereka semua, mengingatkan ku akan semuanya! Dia penyebabnya! Ini semua terjadi karenanya! Karena keluarganya apalagi anaknya! Dan kamu suruh aku tenang?"
Karla menggeleng tidak percaya "Apa kamu gak mikir? Kalau bukan karena mereka semua, ini semua gak akan terjadi. Kalau bukan karena mereka, saat ini kita semua gak akan seperti ini, Keenan!" ujarnya frustasi.
Keenan menghela napas, melihatnya seperti ini juga dapat menimbulkan kembali amarah yang dipendam olehnya. Karla berbicara seperti itu, membuat luka lamanya sedikit demi sedikit terbuka. Pegangan tangan pada stir mobil mengetat.
"Lalu, kamu suruh aku tenang? Seandainya aku bisa, akan aku lakukan itu Ken. Tanpa kamu suruh pun akan aku lakukan, Ken." lanjutnya lirih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Always Together
General FictionBersamamu membuat hidupku berwarna. Bersamamu aku menjadi lebih hidup Kamulah penyemangat hidupku Semua seakan mudah saat kamu ada Semua menjadi terang saat melihatmu tersenyum Senyummu, itu favoritku Ingin bersamamu terus tapi aku sadar Kamu gaperl...