Part 9

45 4 0
                                    

Gaess!
Stok partku abis masa :v
Alamat kejar target ya.
Tapi tenang, up sesuai jadwal kok 😆

10 September 2018
06.27

~~

Gara memarkirkan mobilnya diperkarangan rumah Keyrl. Ia segera keluar dan memasuki rumah. Sengaja, ia kesini karena ingin menjemput Karla yang katanya kangen Keyrl itu. Dan,  jadilah ia sekarang sedang berjalan keruang tamu yang terdengar berisik karena tawa.

"Serius key, gitu?" samar-samar, Gara mendengar suara Karla yang masih dalam mode ketawanya.

"Iya, beneran. Aku serius." ucap Keyrl mengacungkan dua jari yang berbentuk V "Kejadiannya gak lama kok. Pas itu, aku lagi lari."

Dan, sekarang suara jelas terdengar oleh Gara yang keluar dari bibir Keyrl. Makhluk yang saat ini mati-matian Gara hindari. Kalau bukan karena Karla, Ia tidak mau kesini meski nyatanya Gara tetap peduli dan tidak akan bisa.

"Karla.."

Suara Gara menghentikan perbincangan sesama perempuan itu. Keduanya lantas menengok. Yang satu tersenyum ceria dan satu lagi hanya bisa tersenyum kecut. Gara, ia hanya menampikan wajah datarnya saja. Tidak seperti biasanya, karena ia memang lagi dalam mode itu.

"Eh, Keenan udah dateng? Kenapa gak telfon aja. Biar gue yang kedepan." ucap Karla manis. Semanis wajahnya saat ini yang memiliki maksud.

Gara menatap kearah Keyrl yang sedang menatap ke Karla. Keyrl sengaja menghindari kontak mata dengan Gara---masih belum berani.

"Key.. "

Perlahan, Keyrl memberanikan diri untuk menatap matanya. Hanya dengan sekali lirikan mata. Gara terkejut dengan keadaan Keyrl saat ini.

Sedangkan, Karla yang dari awal mengamati kini ikut terkejut dengan kondisi Keyrl. Padahal dariawal Gara masuk, ia masih melihat Keyrl, baik-baik saja.  Tetapi, kenapa ia tidak menyadari itu "Key, kamu.. Itu.. "

Gara melangkah maju mendekati Keyrl yang saat ini memundurkan tubuhnya mencoba membuat jarak. Gara yang kesal dengan Keyrl pun lantas memengang bahunya menahan untuk menjaga jarak "Diam!"

Posisinya tadi, Karla dan Keyrl memang duduknya berhadapan dengan Keyrl yang membelakangi pintu masuk dan Karla sebaliknya. Jadi, pada saat keyrl memperhatikan karla, Gara hanya bisa melihat dari samping saja sedangkan Karla yang ditatap pun menatap Gara yang baru datang.

Karla juga baru menyadarinya jika bukan karena Gara yang memanggil Keyrl, mungkin mereka tidak akan tahu.

"Kok bisa sih Key." ucap Karla cemas.

"Kar, ambil tisu." titah Gara yang sekarang duduk disamping Keyrl.

Keyrl pun tidak bisa berbuat apa-apa. Sebenarnya, sudah lama ia menahan rasa pusingnya tetapi tidak bisa. Matanya sekarang sudah berkunang-kunang. Dan, ia baru menyadari tadi kalau darah keluar dari hidungnya, again.

Karla datang membawa tisu untuk Gara. Ia menerima itu dengan cepat dan mengelap darah yang masih keluar dari hidung Keyrl.

Gara mengurut hidung Keyrl pelan-pelan kebawah mencoba mengeluarkan sisa darahnya sedangkan Keyrl mendongak seraya memejamkan matanya, mencoba meredakan pusing yang mendera.

Ingin sekali ia bilang kepada manusia yang ada dihadapannya ini, tetapi Keyrl tidak mau. Dan, Gara tanpa dikasih tau pun sepertinya ia sudah tau.

Karla sedari tadi duduk diseberang sofa sambil menggigit jari---itu memang kebiasaannya pada saat cemas.

Always TogetherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang