Jangan salahkan saya...
Tugas saya tuh numpuk..
Dan, sekarang udh selesai..
Jadi udh bisa up..
28 November 2018
15.15Keyrl mendapati Karla menangis didepan pintu rumahnya dengan Gara yang berada disampingnya. Ia menatap mereka berdua bingung.
Keyrl langsung membuka pintu rumahnya lebar-lebar, mempersilahkan mereka masuk. Tidak baik jika dilihat oleh tetangga.
Ia mengikuti dari belakang. Mereka duduk disofa sedangkan Keyrl berinisiatif untuk mengambilkan mereka minum---selain juga teringat ucapan Karla kala itu.
Setelah mengambil dan memberi kepada mereka yang langsung diambilnya. Keyrl duduk diseberangnya lalu mulai menanyakan apa yang terjadi.
"Gara, Ada apa?" Keyrl mengangkat alisnya, meminta jawaban yang jelas.
Gara menghela napas sebentar "Gapapa, Karla 'kan memang suka begini. Lebay." Kata Gara
"Aku nanya serius." Ujar Keyrl
"Ya, biasa. Kamu kayak gak tau Karla aja. Kalau liat yang sedih dikit kan langsung nangis. Emang terlalu bawa perasaan, perempuan satu ini." Ucapnya sambil melirik Karla yang sudah berhenti tetapi masih menyembunyikan wajahnya dibahu Gara.
"Gak mungkin," ucap Keyrl tidak percaya "Itu nangisnya juga beneran kok." Lanjutnya menambahkan
Gara terkekeh "Nangis ya beneran lah, Keyrl. Kamu gimana sih."
Keyrl mencebikkan bibirnya kesal "Ya gak gitu. Maksudnya, ini nangisnya kaya gimana ya," Ia bingung menjelaskannya itu seperti apa "Ya pokonya ini tuh kaya nangis karena sesuatu! Bukan sepele."
Karla mengangkat kepalanya sambil terkekeh "Gapapa kok. Aku nangis bukan karena apa. Jangan khawatir." Ucapnya seraya menatap Keyrl
Gara mengangguk-anggukan kepalanya, membenarkan ucapan Karla. Keyrl menatap mereka berdua dengan tatapan menyelidik---merasakan ada sesuatu yang mereka berdua sembunyikan darinya.
"Kamu gak percaya?"
"Bukannya gak percaya, tapi--- ah sudahlah." Keyrl menyerah. Dua lawan satu, ya jelas dia kalah. Apalagi mereka yang ada didepannya ini---entah kenapa memiliki aura yang sama.
"Tapi, kamu beneran gapapa kan? Kalau ada apa-apa bilang aku. Jujur loh, key!" tuntut Keyrl kepada Karla. Memang janji mereka seperti itu kan? Satu sama lain harus saling terbuka dan jujur, jangan ada yang disembunyikan.
Karla menatap Keyrl sejenak yang tidak bisa diartikan sendiri oleh Keyrl lalu tersenyum.
"Iya Keyrl. Aku gapapa,"
Hembusan napas keluar dari bibir Keyrl. Syukurlah, baginya melihat orang yang ia sayangi baik-baik saja keadaannya itu sudah lebih dari cukup. Selama ia melihat itu dari mata kepalanya sendiri, membuat perasaan gadis itu tenang. Sungguh! Tidak ada hal lain yang membuatnya resah selain menyaksikan kondisi orang sekitarnya baik. Ia mencemaskan lebih dari itu dilubuk hatinya meski ia bersikap biasa saja.
"Tapi..."
Keyrl memusatkan perhatiannya kepada Karla, penasaran dengan apa yang akan diucapkan oleh gadis itu
Karla menyederkan tubuhnya disofa "Sebenarnya, aku hanya sedang memikirkan seseorang, mungkin hanua untuk kali ini."
"Hah? Maksudnya,"
"Aku rindu dengannya," ucap Karla masam "Tapi aku sudah berjanji untuk tidak berlarut memikirkannya lagi kepadanya." Lanjut Karla tersenyum tulus
"Uh-oh em.. bisa kau ceritakan siapa orang itu? Kau tau, aku tidak mengerti jika kau tidak membicarakannya dari awal." Ucap Keyrl meringis, takut jika ia salah mengucapkan sesuatu dan juga bagaimana ia melihat Karla menangis---yang pasti karena hal itu menjadi salah satunya.
"Eh tapi jika tidak ma---"
"Akan kuceritakan dari pertama kali kami bertemu.."
°°°°
Hihiii
Pendek ya?
Udh telat, sekalinya up pendek lagi.
Huu maap, up berikutnya semula kok...
Dan part habis ini itu flashback..
Di part selanjutnya ada sedikit rahasia..
Simak aja lah ya...Kalo ada salah, bisa dikoreksi
26 Oktober 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Always Together
General FictionBersamamu membuat hidupku berwarna. Bersamamu aku menjadi lebih hidup Kamulah penyemangat hidupku Semua seakan mudah saat kamu ada Semua menjadi terang saat melihatmu tersenyum Senyummu, itu favoritku Ingin bersamamu terus tapi aku sadar Kamu gaperl...