Part 13

29 2 0
                                    


14 Oktober 2018
02.52

"Key, buruan! Udah jam berapa ini!"

Karla berkacak pinggang. Hah! Sudah berapa lama dia menunggu. Perempuan kalau bersiap memang lama! Sekarang Karla percaya kata itu meski dia sendiri perempuan.

"Maaf, Kar. Lupa taruh tas tadi, jadi cari dulu sebentar." ucap Keyrl dengan senyuman bersalahnya itu. Dia jadi tidak enak membiarkan Karla menunggu

Inilah salah satu kelemahannya, suka lupa menaruh barang. Ya, karena lantaran lupa naruh tas jadi ia terpaksa mencarinya terlebih dahulu.

Sebenarnya, bisa saja bagi Keyrl memakai tas yang lain tetapi ia tidak bisa melakukan itu. Karena, dompetnya ada disana. Kalau ia pakai tas yang lain percuma saja jika tidak bawa dompet. Hanya tas dan handphone.

Dan juga ia sangat menyukai tas yang dipakainya saat ini. It's a simple!

"Keyrl, kebiasaan deh." Karla menghela napas lelah. Bosan dengan kebiasaan Keyrl yang satu ini. Bingung baginya, kenapa kerjaannya lupa terus. Jangan sampe dimana rumah sama namanya bisa lupa. Bisa gawat.

Keyrl menyengir menanggapinya. Tidak punya alasan untuk mengelak karena memang itu kenyataannya.

"Yaudahlah udah gak ada lagi yang ketinggalan 'kan?  Langsung berangkat aja kalo gitu." putus Karla

Keyrl mengangguk menyetujui setelah mengecek kembali bahwa bawaannya sudah siap semua tanpa ada yang tertinggal.

Mereka berdua menaruh barang-barangnya di jok belakang karena tidak banyak. Lagipula mereka hanya pergi berdua.

Setelah semua sudah siap, Karla langsung menancap gas meninggalkan perkarangan rumah. Karena tidak ada waktu lagi untuk mengundur. Tenang, dia masih sadar untuk memakai kecepatan diatas rata-rata.

!

Selama diperjalanan, yang mereka lakukan hanya bernyanyi. Duet ala-ala..

"Key, Rest Area dulu ya. Gak nahan ini." ucap Karla setelah akhirnya melihat Rest Area. Dari tadi Karla mencoba untuk menahan, karena ia tidak ketemu Toilet.

Keyrl tersenyum geli "Iya ya. Kenapa baru bilang."

Karla membelokkan mobilnya untuk diparkirkan "Gak sempet bilang, Key." lalu ia turun meninggalkan Keyrl yang menatapnya prihatin. Pasti sakit, batin Keyrl.

Ia melihat-lihat keluar mobil. Area sekitar cukup ramai. Keyrl melihat banyak orang-orang yang berjualan. Dari kalangan orang dewasa sampai dengan anak-anak.

Dia miris jika melihat anak sekecil itu malah berjualan mencari uang untuk memenuhi kebutuhan kehidupannya. Keyrl taksir umurnya sekitar empat sampai delapan tahun.

Seharusnya anak-anak yang masih berumur segitu menggunakan waktunya untuk bermain dengan anak sebayanya atau paling tidak belajar dan sekolah bukan malah bekerja mencari uang yang tugasnya untuk orang dewasa.

Keyrl tahu posisi anak itu jika dilihat dari keadaan yang sekarang. Dia bekerja untuk menghidupi keluarganya dan dirinya sendiri, paling tidak untuk makan sehari-hari. Dimana orangtuanya? Yang membuat keyrl heran. Apa orang tuanya sudah tiada atau sakit? Keyrl sedih jika itu benar.

Ia turun dari mobilnya menghampiri anak itu "Dek, ini satunya berapa?" ujar Keyrl sembari mengambil tisu.

Anak itu menjawab "tujuhribu."

Always TogetherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang