Part 6

59 5 0
                                    


20 Agustus 2018
17.55

Semenjak kejadian beberapa hari lalu. Aku sama sekali tidak menghubungi dan bertemu Gara lagi---Walau pada dasarnya aku yang menghindar darinya. Gara memang menelfon ku dan sms, tapi tidak pernah ku angkat atau aku balas---Sampai sampai aku block nomernya.

Pernah beberapa kali ia datang kerumah ku disaat aku tidak ada dirumah, bukan tanpa maksud aku tidak dirumah melainkan aku tau bahwa dia--Gara---akan datang. Pasti, itu pasti. Bagaimana mungkin dia tidak datang? Disaat aku benar-benar menampikan itu semua---Menghindari.

Dan, pada saat setelah Ryan kerumah ku juga, Aku sama sekali belum bertemu dengannya lagi. Setelah ia pergi dari rumahku dengan kata-kata yang ia lontarkan penuh teka-teki. Dari awal pun aku tahu, bahwa tidak ada yang beres dengannya---Tingkahnya aneh. Tetapi, aku menutupi itu semua daripada ia merasa tersinggung dengan tindakan ku walau aku ingin bersikap apa adanya dengan dia. Dan, setelah itu juga, Aku terpikir akan ucapannya itu.

Dia berkata seperti itu apa maksud dan tujuannya. Sebenarnya aku tidak ingin terlalu berpikir atas apa yang dikatakannya. Tetapi, ucapannya  terasa janggal bagiku. Aku merasa ia mempermainkan ku atas perkataannya. Dan, itu seakan-akan bahwa Ryan akan kembali lagi dengan maksud tertentu. Aku tidak ingin menuduhnya dengan yang tidak-tidak. Tapi, itu semua terasa nyata bagiku bahwa dia seperti itu. Atas perkataannya pun, aku belum membicarakan ini dengan Gara. Jika dia tau, mungkin akan terjadi sesuatu hal---yang mungkin sendiri aku tidak mengetahuinya---karena dia melakukan sesuatu tanpa diketahui olehku.

Dan, untuk teman-temanku. Aku akan menceritakannya nanti. Pada saat aku benar-benar terbuka dengan mereka semua. Alasannya, aku masih belum mempercayai mereka semua sepenuhnya. Aku... tidak tahu mengapa.

Posisiku saat ini sedang berada ditempat yang menurutku dapat menenangkan semua pikiranku. Kata dokter, aku tidak boleh banyak pikiran atau strees agar tidak berpengaruh pada kesehatanku.

Sejujurnya, aku tidak tahu. Ya, aku tidak tahu. Aku sangat-sangat tidak tahu tentang penyakit ini. Penyakit yang diderita olehku. Entah itu penyakit berbahaya atau tidak. Dokter sama sekali tidak memberi tahuku, aku sakit apa. Aneh, bukan?

Yang tau semuanya tentangku itu hanya Gara. Bahkan, aku sendiri. Aku gila? Tidak. Nama ku sendiri aja, dulu aku tidak tau. Dan, yang memberi tahu itu pun Gara.

Dia bilang namaku Lavander Keyrl. Nama yang bagus menurutku. Entah itu nama asliku atau bukan, hanya Gara yang tahu. Sedikit yang aku ketahui---Aku hanya seorang diri, tidak punya keluarga ataupun saudara. Aku sudah lulus kuliah dan bekerja. Bingung? Tentu. Aku pun bingung dengan semua ini.

Memikirkan itu semua membuat kepala ku pusing. Niatku ke Pantai--melihat laut--hanya untuk menenangkan diri, tetapi malah menambah pikiran. Ya, saat ini hanya pantailah yang menjadi pilihan sebagai tempat yang kukunjungi. Karena, angin laut yang menyejukkan juga ombak yang tenang membuatku juga merasakannya. Lagipula, pantai ini sangat bersih.

"Permisi?"

Aku menengok keasal suara dan mendapati seorang lelaki---Aku tidak mengenalnya---dengan kacamata yang bertengger manis dihidungnya sehingga membuatku tidak dapat melihat matanya itu "Ya, Ada apa?"

Pada saat aku menengok tadi dan membalas ucapannya. Aku yakin bahkan sangat yakin. Ia---yang tidak kuketahui namanya---melihatku dengan raut wajah terkejutnya. Memangnya,ada sesuatu diwajahku sehingga ia terkejut begitu melihatku.

"Love.." gumamnya lirih

Aku masih memiliki pendengaran yang baik sehingga dapat mendengar gumamannya itu walaupun keadaan sekitar cukup ramai dan angin yang begitu kencang.

Always TogetherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang