Part 1

136 6 1
                                    

15 Juli 2018
22.59

"Gara, besok pulang ya?"

Gara menengok kearahku dengan tatapan tajamnya. Aku yakin pasti dia melarangnya dengan alasan yang sama.

Sudah berkali kali, aku meminta Gara untuk pulang. Pasalnya, Aku memang enggak betah disini, ditempat ini.

Dan, sudah berkali kali juga. Gara pasti melarangku untuk pulang. Dia gak tau apa ya. Disini bosen. Kagak ada apa apa.

Aku tahu, Sebenarnya Gara melarangku pulang dengan cepat karena Alasan yang baik dan masuk akal.

Tetapi, pikir aja. Sudah berapa lama aku disini. Sudah satu minggu aku disini. Gara benar benar kelewatan.

"Engga ada pulang! Nanti yang ada kamu tumbang lagi! Gak aku gamau. Kamu belum sembuh! Aku gamau kamu tumbang lagi. Jangan membantah!" Katanya tegas. Itu mah Pernyataan.

Huh, bener kan? Aku bilang juga apa. Pasti melarangku untuk pulang. Alasan yang sama. Padahal aku sudah tidak kenapa kenapa tetapi Gara selalu bilang.

Kamu belum sembuh! Aku gamau kamu tumbang.

Tumbang? Memangnya aku pohon, tumbang!

Gara! Aku 'tuh udah sembuh. Dokter juga bilang aku udah mendingan. Ya, cuma emang sih masih disuruh dirawat beberapa hari lagi.

Tapi, oh Ayolah! Ini engga terlalu parah. Bosen ada diruangan ini terus. Gara 'gak pengertian!

Aku menatap Gara sendu berharap lelaki ini memahami kondisiku tapi apa yang aku dapat? Dia malah mengacuhkanku.

Mutlak! Ucapan Gara tadi berarti udah gabisa diganggu gugat kalau seperti ini caranya 'mah.

Gara duduk disebelah kanan tempat aku berbaring ini. Dia sedang memainkan handphonenya. Entah apa yang dia mainkan aku gatau.

Aku masih menatapnya yang sedang memainkan ponselnya. Mungkin dia menyadari kalau aku menatapnya makanya dia mendongkakan kepalanya menatap kearahku.

"Kenapa? Butuh sesuatu?" Tanya Gara dengan nada berbicara yang sudah kembali lembut seperti biasanya.

Aku menggeleng pertanda memang tidak membutuhkan sesuatu. Aku juga bingung mau ngapain.

Diruangan ini cuma hanya ada Aku sama Gara.

Gara mengangguk dan kembali memainkan ponselnya.

Gara sibuk dengan ponselnya sedangkan Aku hanya diam memandang langit langit atas ruangan ini. Bosen? Banget malah gak ada yang bisa dilakuin.

Aku menghela napas lelah. Kalau begini terus mana betah aku disini terus menerus.

"Mau keluar? Ketaman rumah sakit?" Tawar Gara mungkin dia peka kalau aku bosan disini terus menerus dan mungkin juga karena helaan napas ku tadi.

Haha beruntungnya aku. Kali ini Gara tahu kondisi aku yang bosan dan hanya bisa berdiam seperti patung.

Aku mengangguk. Gara mulai membantuku duduk di Kursi Roda dan membantu membawa selang infus.

Gara mendorong kursi roda yang aku pakai ketaman belakang rumah sakit. Dokter pun juga sudah mengizinkan aku keluar hanya untuk berjalan jalan sebentar.

Sesampainya ditaman, Gara langsung memposisikan aku didekat air mancur yang berada ditengah taman.

Taman dirumah sakit ini luas dan juga bersih. Apalagi udaranya sangat sejuk. Disini juga Ramai. Banyak orang yang bosan dikamar RS yang keluar hanya untuk menghilangkan penat karena bosan dan menghirup udara yang sangat sejuk ini.

Always TogetherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang