Part 10

36 2 0
                                    

Attention!
Part ini banyak flashbacknya. Jadi buat yang tulisan miring itu berarti flashback ya.

01 Oktober 2018
01.45

••

November, 2017

Melbourne, Australia

"Kamu tau apa cita-citaku?"

Lelaki itu menggeleng pertanda tidak tau lalu perempuan itu membalikkan tubuhnya menghadap sepenuhnya kearah lelaki itu. perempuan itu tersenyum "Salah satu cita-citaku yaitu Kamu."

lelaki itu mengeryit. ia tidak mengerti apa maksud ucapannya. cita-citanya itu dia? tapi kenapa? apa maksudnya. Perempuan ini memang sulit ditebak.

Melihat reaksi lelaki disampingnya ini, perempuan itu terkekeh "Suatu saat kamu akan mengerti."

$

Gara memasuki ruangan tersebut. Gelap, satu keadaan yang menggambarkan ruangan itu. dia menyalakan lampu saklar disampingnya lalu mulai berjalan mengamati seluruh ruangan.

Ruangan yang awalnya Gelap kini menjadi terang. Dia dapat melihat dengan jelas kondisi ruangan tersebut. Semua tersusun dengan rapih pada tempatnya. Ini bukan Kamar ataupun Ruang kerja. Ini adalah ruang baca. dimana semuanya banyak rak buku yang terisi penuh oleh buku, berbagai macam buku. Lantai yang tertutupi oleh karpet warna coklat yang berbulu dan terdapat sofa dan meja kecil di tengah-tengahnya.

Dan juga, sekeliling tembok dengan penuh hiasan atau sticker tentang alam semesta. bahkan dilangit-langit rumah terdapat banyak berbagai macam planet yang bergantung menjuntai kebawah.

Ya, tidak bisa dipungkiri bahwa semuanya tau siapapun pemilik yang mengidekan konsep desain itu suka dengan segala hal yang berbau.

Gara menghentikkan langkahnya. Melihat ini semua, Dia kembali merasakan kerinduan yang ia simpan sejak lama. bukan hanya sesaat tapi semenjak keadaan dan kondisi semuanya mulai berubah. Sudah beberapa waktu berlalu lamanya, Ia masih saja tidak bisa melupakan itu. Seseorang yang sudah lama ia nantikan kembali kini tidak sesuai yang ia harapkan.

Hanya karena satu orang, semua kena getahnya. Jika bukan karena orang itu, mungkin Gara sekarang sudah bisa berkumpul kembali dalam keadaan yang sama seperti dulu, bukan seperti ini.

Dia perlahan menghampiri meja kecil disamping sofa. Kemudian, ia duduk dan tangannya mengambil sesuatu diatas meja. Matanya menelisik keseluruhan pada bingkai foto ditangannya.

Difoto itu, ia berdiri disana sambil tersenyum kecil dengan matanya yang ditutup oleh perempuan yang sedang digendongnya dari belakang. Perempuan itu tertawa hingga matanya tidak terlihat. Sama, tawa perempuan itu masih sama hingga sekarang tidak ada yang berubah.

Didukung dengan keadaan sekitar yang penuh pepohonan membuat atmosfir saat itu menjadi tenang dan sejuk. Membawa kehangatan bagi mereka berdua.

Gara ingat sekali, waktu itu. Ia dan Gadis itu sedang kemah bersama teman-temannya. kebetulan pada saat foto itu diambil, suasana sore itu yang lain pada sibuk sendiri-sendiri. Membuat moment yang pas untuk disimpan dan nyatanya sekarang dapat dikenang.

Tidak rugi, dari berapa banyak foto yang diambil hanya itu yang terlihat jelas dan alami. Itupun hasil candid. Perempuan itu yang menawarkan foto dengan pose seperti itu. Gara sih hanya menurut saja, yang penting gadis itu bahagia. Karena tidak berhasil naik kepunggungnya. Perempuan itu loncat secara tiba-tiba kepunggungnya yang menyebabkan tangannya langsung bertengger manis di matanya setelah dilehernya. Kesempatan itu tidak diambil sia-sia oleh temannya yang memang tadi menunggu untuk memfoto.

Always TogetherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang