2. Lost

11.9K 1.1K 11
                                    

"Sudah berapa lama aku berada di gua menjijikan ini?!" geram seorang pemuda dengan mata sipit dan rahang yang tegas. Ia menatap ke sekeliling gua yang ia tempati. Jika kalian berpikir gua itu sempit, kalian salah besar. Gua yang terletak di dasar jurang dengan kedalaman yang tidak dapat di prediksi itu tidak seperti gua pada umumnya.

Gua yang terlihat dari atas nampak kecil, namun siapa sangka jika di dalam gua terdapat hutan yang sangat luas dengan berbagai tumbuhan serta hewan langka yang hidup di dalamnya.

Gua penuh pesona indah yang sama sekali belum pernah terjamah orang lain. Bahkan iblis sekali pun belum pernah memasuki tempat ini. Kini hanya Putra Mahkotalah yang mampu tinggal di tempat itu.

"Aku harus pergi ke danau untuk mencari makanan," gumamnya dan berjalan meninggalkan tempat tinggalnya. Ia melangkah perlahan meninggalkan tempat itu. Di setiap langkahnya membuat tumbuhan yang layu mulai tumbuh kembali dan terlihat segar. Kekuatannya seakan tidak pudar sama sekali. Hanya saja ia tidak mampu menembus segel di permukaan gua. Sudah beberapa kali ia mencoba untuk keluar namun, semuanya nihil. Sampai saat ini, ia masih tetap terkurung di dasar gua itu.

"Apa kalian bersenang-senang hari ini?" tanyanya kepada kupu-kupu yang berterbangan mengelilinginya. Ia tersenyum membuat mata yang sipit terlihat semakin mengecil. Senyum yang menawan serta wajah yang terlihat lugu menjadi daya tarik Putra Mahkota. Namun, siapa sangka wajah lugu dan menggemaskan dapat berubah menyeramkan dikala ia mengeluarkan kekuatannya. Naga merah yang senantiasa bersemayam di tubuhnya membuat kekuatannya tidak pernah luntur.

"Aku mulai bosan, apa mungkin Dewi Pelindung  dengan bodohnya memasuki gua ini?" tanyanya kepada dirinya sendiri. Ia terkekeh mendapati kebodohannya itu. Sudah sejak lama ia kehilangan harapan untuk keluar dari sini. 500 tahun bukan waktu yang sebentar untuk dirinya tinggal di sini. Bahkan tumbuhan dan hewan seolah enggan melepaskannya dan justru kini menjadi keluarga yang sangat ia lindungi. Merekalah yang senantiasa menemaninya dalam sepi.

***

Hari terus berganti, tahun pun mulai berganti. Kehidupan dunia mulai berubah. Semua kerajaan mulai mengubah cara kehidupan mereka. Peperangan dapat di tekan namun tidak mampu di hilangkan. Perebutan kekuasaan masih terus terjadi tanpa ada yang mau mengalah. Kerajaan Emerland yang kini menjadi kerajaan yang sangat di kucilkan. Kerajaan yang menghilang dari daftar kerajaan terbesar sejak Dewi Pelindung dan Putra Mahkota tidak pernah ada.

Di kuil suci kerajaan Emerland kini tengah waspada. Pasalnya putri kepala kuil  tengah mengandung seorang anak. Mereka kini berkumpul di suatu aula besar. Beberapa petinggi kuil tengah berdiskusi tanpa seorang pun yang tahu. Semua pengurus kuil di perintahkan melakukan kegiatan seperti biasanya tanpa mengundang rasa curiga dari pihak istana.

"Apa yang akan kau lakukan dengan kehamilan Putrimu, Tuan Deka?" tanya seorang petinggi kepada Tuan Deka yang tidak lain adalah kepala kuil suci.

Tuan Deka menggeleng, ia mengusap wajahnya bingung, "Apa yang harus aku lakukan. Kalian pasti tahu hal apa yang akan di lakukan Perdana Menteri jika tahu putriku kini tengah mengandung," ujarnya dengan wajah cemas bukan main.

Semua petinggi mengangguk. Ini anugerah untuk mereka. Putri kepala kuil di sinyalir mengandung bayi perempuan dan dapat di pastikan bayi itu akan menjadi Dewi Pelindung untuk Kerajaan Emerland. Namun, mereka belajar dari beberapa ratus tahun ini. Dua orang penerus Dewi Pelindung di bunuh dengan kejam.  Wanita yang mengandung Dewi Pelindung secara misterius terbunuh dengan urat nadi di leher yang putus.

"Kau harus membuang Putrimu dari kerajaan ini," seru seorang petinggi di seberang Tuan Deka.

"Apa maksudmu Alardo?" Tuan Deka menatap sahabatnya tajam. Ia mengepal tangannya kuat. Tidak mungkin ia membuang Putrinya yang kini tengah mengandung. Bahkan usia kandungan Putrinya belum ada satu bulan.

Tuan Alardo menyila tangannya di dada dan menatap semua yang hadir di sana jengah. Ia memutar matanya dan kembali menatap Tuan Deka, "Kau membuangnya, bukan berarti kau benar-benar kehilangan dirinya. Kau harus mengungsikan putrimu dari jangkauan Perdana Menteri. Kita semua harus membuat seolah putrimu mati, sehingga tidak ada yang curiga akan kelahiran Dewi Pelindung kelak. Apa kau ingin, putri semata wayangmu itu terbunuh sia-sia?"

Tuan Deka dan yang lain terdiam memikirkan ucapan Tuan Alardo. Ada benarnya ucapan Tuan Alardo itu. Cepat atau lambat kehamilan putri Tuan Deka akan tercium hingga istana. Saat Perdana Menteri menemukan hal itu, mereka tidak akan mampu menjaga Olive dari Perdana Menteri.

"Tapi, apa kau tega melakukan itu?" tanya Tuan Deka kepada sahabatnya.

Tuan Alardo menghela napasnya. Ia menggeleng, "Bagaimana pun juga, Olive menantuku dan kau tahu anak di perutnya adalah cucuku. Meski anakku telah tiada, bukan berarti Olive juga ikut menghilang dari keluargaku," Tuan Alardo menatap nanar ke arah Tuan Deka. Mereka berdua sangat tahu kepahitan yang mereka rasakan.

Putra dari Tuan Alardo meninggal di tangan Perdana Menteri saat berusaha menyelamatkan seseorang. Putra Tuan Alardo meninggalkan istri yang baru hamil dan kepedihan di hati Tuan Alardo juga Tuan Deka. Semenjak saat itu kepemimpinan Tuan Alardo sebagai kepala kuil di gantikan oleh Tuan Deka selaku sahabat dan juga besannya.

"Jika memang itu jalan satu-satunya,  kita harus membuang Olive," ucap Tuan Deka pasrah.

Semua yang hadir mengangguk setuju.  Meski keputusan yang mereka ambil sangatlah berat,  namun semua itu demi kebaikan Olive dan juga calon Dewi Pelindung.

"Nanti malam kita akan membawa Olive ke daerah penduduk dekat gua sang Putra Mahkota di segel.  Di sana Olive akan aman karena sebagian besar penduduk  berpihak kepada Putra Mahkota."

Lagi,  mereka mengangguk mengerti. Rapat pun di tutup dan mereka menyiapkan segala keperluan Olive selama beberapa tahun ke depan.  Hanya satu dayang yang di utus menjaga Olive dan memenuhi semua kebutuhan Olive.

Semua semakin rumit jika berhubungan dengan kemakmuran kerajaan Emerland.  Mereka harus berusaha mengembalikan apa yang telah hilang sebelumnya.  Ketamakan harus segera di musnahkan.  Terlebih mereka telah mendengar kabar burung yang sangat mengerikan.  Kerajaan terbesar tengah menyiapkan kekuatan untuk menghancurkan kerajaan mereka dan menguasai kerajaan Emerland.  Mereka harus bergegas sebelum semua itu terjadi.

Putra Mahkota harus segera di bangkitkan.

***


Devil Beside Me [END] [REUPLOAD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang