36. Kematian Alceo dan para iblis

4.6K 458 33
                                    

NOTE: KALIAN HARUS BACA SAMPAI BAWAH DAN ADA KEJUTAN UNTUK KALIAN BUAHAH

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA!!

***

Azzurri berlari menghampiri tubuh Naya yang tergeletak. Darah keluar dari sela bibir dan kening membuat Azzurri gemetar ketakutan. Ia tidak ingin suatu hal terjadi kepada Naya. Hal ini sama seperti dahulu, saat sahabat baiknya mati di depan matanya.

"Naya bangun! Aku mohon!" teriak Azzurri seraya menepuk pelan pipi Naya. Hal itu rupanya berhasil, Naya perlahan menggerakkan matanya dan menatap Azzurri yang terlihat kalut. Naya tersenyum menahan sakit di tubuhnya.

"Bodoh!"

Azzurri membantu Naya berdiri dan memeriksa tubuh gadis itu. Ervin yang melihatnya menghela napas lega dan kembali melanjutkan pertarungannya dengan Alceo. Ia menatap bengis pemuda itu dan melayangkan serangan membabi buta. Amarahnya telah sampai di titik terbesarnya. Siapa saja yang berani menyakiti Naya akan ia hancurkan tidak peduli siapa itu.

"Mati kau!" Ervin melesat menghunuskan pedang naga miliknya kearah Alceo. Ia terus mengayunkan, menghunuskan dan melukai tubuh Alceo tanpa ampun.

Pranggg!

Alceo menahan serangan Ervin, ia menatap ngeri kekuatan Ervin yang mulai terasa kuat. Entah sejak kapan, kekuatan Ervin bertambah berkalilipat dari biasanya.

"Ini pertemuan pertama kita setelah kejadian itu, aku rasa kekuatanmu bertambah." Alceo berujar sinis, menatap Ervin penuh keremehan mencoba memprovokasi sehingga Ervin lengah.

"Berhenti berbicara, bedebah!"

Ervin mendorong Alceo mundur membuatnya leluasa mengayunkan pedangnya kembali.

Trang. Trang. Trang.

Dentuman pedang milik keduanya terdengar memekakkan telinga. Pertarungan mereka terlihat sengit baik Ervin mau pun Alceo tidak ada yang mengalah dan menurunkan kekuatannya.

Sementara itu Naya menatap keluar portal. Ia menggeram, alam semakin rusak. Iblis Hitam terus menguras energi alam untuk kepentingannya.

"Bagaimana ini, aku harus berbuat apa, Kakak?" Azzurri menatap Naya yang terlihat gundah, ia pun mengikuti arah pandang Naya dan menelan salivanya sulit. Pepohonan yang tumbuh subur kini berubah menjadi ladang abu hitam.

"Aku akan menghabisi iblis yang berdatangan, setelah itu kau hancurkan portal yang ada. Aku yakin, jika portal itu hancur para iblis akan mundur dengan sendirinya."

"Bagaimana kau bisa seyakin itu?"

Azzurri menggeleng, "Entahlah, meski Iblis Hitam yang menggerakkannya sekalipun. Para iblis tidak akan datang dengan mudah dan seberani ini. Semua pasti ada pemicunya."

Arhies melompat mendekat ke arah Naya dan juga Azzurri. "Putri, kau harus merobohkan portal yang terbuat. Mereka di kendalikan dari portal berwarna merah itu. Sebanyak apa pun kita membunuh mereka, mereka akan terus kembali."

"Ternyata benar!" Azzurri menimpali menatap Naya pasti. Ia menggenggam tangan Naya memberikan kekuatan.

"Baiklah aku akan menghancurkan portal itu, kalian bantu aku menghalangi iblis-iblis itu." Azzurri dan Arhies mengangguk mereka berkolaborasi saling membantu untuk menghalangi iblis yang menyerang.

Naya terdiam, memejamkan matanya perlahan dan membukanya dengan warna yang berbeda. Warna merah di sertai kilatan yang terang membuatnya terlihat mengerikan. Portal yang ia lihat sebelumnya kini berubah menjadi hitam kelam di matanya. Ia menelisik ke sepenjuru portal mencari titik hancur portal itu.

Devil Beside Me [END] [REUPLOAD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang