750 tahun yang lalu.
"Apa kau tahu, dosa yang telah kau lakukan?!"
Pemuda itu hanya diam. Ia menunduk dalam diam, tangan yang ia kepal sekencang mungkin membuat kuku-kukunya memutih. Ia menatap nanar pedang yang kini berlumuran darah. Pedang yang menjadi saksi atas semua kesalahan yang ia perbuat. Alih-alih ia mendapatkan pujian dan sorak sorai kemenangan, justru hari ini ia berdiri di sidang penebus dosa.
"Aku tidak akan membela diri, hanya saja semua itu bukan sepenuhnya kesalahanku! Aku hanya mendapatkan tugas, tugas telah aku selesaikan tanpa kesalahan. Lalu dimana letak salahku?!"
"Lancang! Kau masih berani mengelak setelah melakukan dosa besar yang sangat keji? Dosa yang kau lakukan terhadap dewi pelindung kerajaan kita tidak dapat dimaafkan!"
Laki-laki paruh baya yang merupakan Raja di istana itu menatap bengis pemuda di depannya, "Kau harus menerima hukumanmu, Putra Mahkota!"
Semua yang hadir di persidangan menatap tidak percaya dengan keputusan Raja. Mereka semua tahu dalamg di belakang tragedi ini. Semua bukan kesalahan Putra Mahkota. Namun, hukum tetaplah hukum. Pada kenyataannya, Putra Mahkotalah yang melakukan kesalahan itu.
"Kau akan diasingkan di dasar jurang tengah hutan. Kau akan terkurung sampai Dewi Pelindung bereinkarnasi kembali. Sampai saatnya tiba merenunglah. Jangan berfikir untuk ke luar dari sana karena dengan cara apa pun kau tidak akan pernah bisa ke luar! Hanya Dewi Pelindung yang dapat mengeluarkanmu!!"
Putra mahkota terdiam. Ia menatap Raja tidak percaya. Amarah mulai menguasainya. Sejak awal ia tidak pernah menyukai Dewi Pelindung. Baginya sang Dewi hanyalah beban yang seharusnya dimusnahkan. Namun, siapa sangka niat awal untuk membantu gadis itu berujung petaka untuknya.
"Terserah jika memang itu keputusanmu, akan tetapi kau harus tau wahai Raja yang terhormat, ada seseorang yang kini tengah tersenyum bahagia dan ia akan terus berusaha membunuh Dewi Pelindung!" seru Putra Mahkota kesal.
Semua orang di dalam aula mendelik tidak percaya, mereka saling melempar tatapan menuduh. Ucapan yang sangat berbahaya itu seolah sengaja dilontarkan Putra Mahkota untuk melempar umpan.
"Lancang sekali! Tidak ada yang berniat membunuh Dewi Pelindung selain anda, Putra Mahkota!" seru Perdana Menteri.
Raja dan beberapa Menteri lain mengangguk setuju. Memang dari awal Putra Mahkota sangat membenci Dewi Pelindung, tidak heran jika mereka menuduhnya seperti saat ini.
"Kau hanya mengingkari apa yang seharusnya menjadi takdirmu. Hanya karena Dewi Pelindung akan menjadi pendampingmu, kau tega membunuhnya!" seru Perdana Menteri lagi.
Putra Mahkota menatap berang Perdana Menteri, "Bukankah kau yang menginginkannya mati? Kau yang paling tahu kekuatanku saat menyatu dengan Dewi Pelindung, bukan begitu, Perdana Menteri?!"
Lagi, semua yang ada di ruangan menatap penuh tanya Perdana Menteri yang masih menatap Putra Mahkota dingin. Ia seolah menyembunyikan semua tuduhan itu. Perlahan ia tersenyum dan menggeleng, "Tentu itu tidak benar! Aku sudah mengabdi di kerajaan ini sedari aku kecil. Aku menghormati Dewi Pelindung. Bagaimana bisa kau berkata seperti itu, Putra Mahkota?"
Putra Mahkota menatap Perdana Menteri dingin, perlahan ia membuang sikap angkuhnya dan tersenyum mengejek. Ingin rasanya ia meninju muka tua bangka yang kini tersenyum meremehkannya. Namun, semua itu harus ia tahan. Hukuman yang ada membuatnya terhalang untuk membunuh Perdana Menteri saat ini juga.
"Hentikan! Pengawal seret Putra Mahkota dan buang ia ke dasar gua di tengah hutan. Tidak boleh ada yang membantunya! Jika kalian berani melanggar perintahku, aku akan memenggal kepala kalian!"
Semua orang bernapas lega, setidaknya tidak akan ada pemenggalan di persidangan kali ini. Raja Emerland yang terkenal kejam, tidak segan memenggal kepala siapa saja yang melanggar peraturan kerajaan.
Kerajaan Emerland yang terletak di tengah hutan dengan bukit yang menjulang tinggi untuk menutupi kerajaan itu. Kerajaan Emerland merupakan salah satu dari tiga kerajaan terbesar di negeri itu. Kerajaan yang paling subur dan juga makmur. Semua rakyat hidup dengan damai. Namun, kedamaian itu akan musnah dengan terbunuhnya Dewi Pelindung.
Dewi Pelindung adalah Dewi yang dipercayai Kerajaan Emerland sebagai Dewi pembawa berkah. Jika Putra Mahkota dan Dewi Pelindung menyatu, kekuatan yang tiada tara akan tercipta dan menjadikan Kerajaan Emerland sebagai Kerajaan termakmur dan terkuat di antara dua kerajaan lainnya. Sudah beberapa generasi yang gagal menikah dengan Dewi Pelindung membuat Raja Emerland terobsesi menikahkan Putra Mahkota dengan Dewi Pelindung.
Dewi Pelindung yang lahir dari kuil suci di ujung kerajaan membuat keturunan Emerland tidak mampu menembus pertahanan kuil itu. Hingga pada saat Putra Mahkota terlahir dengan tato naga di punggungnya, membuat pertahanan kuil suci melonggar. Mereka semua percaya Putra Mahkota di lahirkan untuk menikahi Dewi Pelindung.
Bukan perkara mudah, seorang perempuan lahir di kuil suci itu. Kuil yang dihuni beberapa penduduk yang terbilang suci hanya mampu menghasilkan anak laki-laki untuk menjadi penerus penjaga kuil. Anak perempuan yang akan menjadi Dewi Pelindung sangat sulit di dapatkan meski mereka telah berusaha. Seratus tahun sekali, atau bahkan 2 abad sekali, kuil itu mampu menghasilkan Dewi Pelindung yang rakyat nantikan.
"Ervin Elenio Emerland, sampai saatnya tiba nanti. Kau akan diasingkan di gua terlarang. Kau akan bangkit saat Dewi Pelindung terlahir kembali dan menemukanmu di dasar jurang itu!!!"
Ervin Elenio Emerland, Putra Mahkota satu-satunya di Kerajaan Emerland. Putra Mahkota dengan tato naga di punggungnya. Putra Mahkota yang terkenal dengan sifat dingin dan angkuh. Putra Mahkota yang memiliki kekuatan iblis yang masih tersembunyi di dalamnya.
"Baiklah jika itu maumu, aku hanya mengingatkan sekali lagi. Aku harap kau tidak akan pernah lupa peringatanku, Yang Mulia Raja Emerland."
***
500 tahun berlalu.Setelah kejadian itu, selama beratus tahun Dewi Pelindung tidak pernah lahir di kerajaan Emerland. Semua rakyat seolah jenuh menunggu. Mereka menciptakan sistem tersendiri tanpa harapan Dewi Pelindung terlahir kembali. Kerajaan yang semakin melemah membuat Raja Emerland jatuh sakit. Berkali-kali ia mencoba menembus gua tempat Putra Mahkota diasingkan. Namun, semua yang ia lakukan percuma. Semua pengawal bahkan dirinya tidak mampu menembus gua itu.
"Sampai kapan kerajaan ini akan terus terpuruk seperti ini?" gumam Raja Emerland menatap nanar burung-burung yang kini berterbangan. Ia mendesah dalam lamunannya. Bagaimana bisa ia dibutakan amarah sehingga menghukum Putra Mahkota dengan sangat kejam. Ini sudah berlalu 500 tahun lamanya. Namun, tidak ada cahaya untuk kerajaan Emerland untuk bangkit kembali.
"Aku berharap Dewi Pelindung segera terlahir kembali dan melepaskan segel yang membelenggu Putra Mahkota. Bahkan aku berharap, Dewi Pelindung tidak lahir di kuil suci itu," ucap Raja Emerland lagi.
Bukan tanpa sebab Raja Emerland berharap Dewi Pelindung lahir di luar kuil suci. Selama beratus tahun kepergian Putra Mahkota ia mendapati kebenaran yang sangat mengejutkan. Perdana Menteri yang ia anggap setia justru berkhianat dan tidak segan membunuh Dewi Pelindung yang baru lahir. Selama lima ratus tahun sudah dua Dewi Pelindung yang ia bunuh. Perdana Menteri sangat licik dan pintar menghilangkan bukti membuat sang Raja kualahan menghadapinya.
"Cepatlah datang, Dewi Pelindung!"
***
![](https://img.wattpad.com/cover/136254529-288-k299439.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Devil Beside Me [END] [REUPLOAD]
FantasyKehidupan yang tidak pernah baik membuat Naya memutuskan terjun ke dalam jurang yang sangat gelap dan menjijikan. Terlebih ada seorang laki-laki yang ingin melecehkannya kala itu membuat Naya memantapkan pilihannya untuk terjun dan mengakhiri semuan...