24. Berburu (Bagian 2)

5.2K 516 29
                                    

Matahari memancaran sinarnya yang terang, menembus hingga kulit yang terlapisi kain indah di tubuh para prajurit maupun pemimpinnya. Panas luar biasa yang mereka rasakan tidak sebanding dengan semangat yang ada di dalam diri mereka.

"Apa masih jauh?" Tayrl mengibas tangannya menciptakan angin ke dalam tubuhnya. Keringat yang keluar benar-benar menyiksa. Ervin mendengus, masih seperti dahulu Tayrl sangat menjunjung kebersihan dan itu sangat menyusahkan untuk misi mereka.

"Bukankah sudah aku bilang, jika kau bertingkah pulanglah!"

Tayrl mengerucutkan bibirnya kesal.

Ervin terus mengintai suasana yang berada di sekitarnya. Dengan kekuatan yang dimiliki Arhies mereka terselamatkan dari deteksi para iblis. Arhies membuat tubuh mereka tersamarkan dengan bau pepohonan yang ada.

"Tuan,sepertinya itu pintu masuk ke dalam hutan." Arhies berseru seraya menunjuk sebuah pohon yang menjulang tinggi dengan aura gelap yang terpancar dengan dahsyatnya. Ervin mengangguk dan meminta semua prajurit memasuki dimensi yang menghubungkan mereka dengan istana di dalamnya.

"Baiklah, perburuan segera di mulai!" teriak Tayrl bersemangat. Ervin dan Arhies tersenyum simpul sedangkan Yasa menggeleng tidak paham melihat tingkah Tayrl.

Sementara para pemuda berjuang menemukan istana Iblis Hitam, para wanita telah sampai di kuil suci. Mereka tidak membuang waktu dengan beristirahat. Tuan Alardo memberikan beberapa pakaian laki-laki kepada Naya dan Juga Azzurri. Mereka harus berlatih dari dasar, membawa barang berat hingga tubuh mereka kuat menerima latihan lainnya.

"Kalian akan merasakan bagaimana kami berjuang untuk kerajaan kami, apa kalian sanggup menerima semua yang akan aku ajarkan?" Tuan Alardo berucap lantang. Naya dan Azzurri yang kini berpenampilan beda dari biasanya mengangguk mengerti dan menatap Tuan Alardo dengan tatapan semangat penuh juang.

Jika para pemuda bertempur dengan musuh sungguhan berbeda dengan para wanita yang bertempur dengan diri mereka sendiri. Kemampuan yang masih tertidur harus segera di bangunkan untuk tujuan mulia yang mereka rencanakan.

***

Ervin menatap ke sekeliling lembah yang berada di depan mereka. Ia tersenyum mendapati ujung istana yang mulai terlihat. Kabut yang menghalangi istana itu telah menghilang. Aura yang kuat terasa menusuk tulang mereka. Para prajurit mulai menggigil merasakan hawa yang menusuk itu. Kekuatan Iblis Hitam mulai meningkat membuat mereka semua waspada. Menurut perhitungan Tuan Deka, bulan purnama akan datang seminggu lagi, selama itu Naya harus bisa menguasai ilmu pengendalian diri.

"Aku harap kita masih punya banyak waktu untuk sampai di istana itu sebelum bulan purnama tiba." ujar Tuan Deka yang di angguki Ervin. Ia yakin mereka dapat mengalahkan Iblis Hitam itu.

Ervin dan rombongan berjalan menyusuri lembah dan juga hutan di depan mereka. Sampai saat ini suasana masih terasa aman, namun itu tidak bertahan lama. Lolongan para serigala mulai terdengar. Ervin menghentikan langkahnya dan mengangguk kepada Arhies. Begitu juga Tayrl yang memberikan izin kepada Yasa menggunakan kekuatannya.

Yasa dan Arhies maju ke depan. Mencabut pedang yang berada di pinggangnya. Pedang dengan dua mata di gagangnya menyala terang. Mereka berdua mengibaskan pedang itu menciptakan angin yang melaju kencang menebas pepohonan hingga rumput yang menghalangi pandangan merka.

Crat!

Crat!

Beberapa serigala buas terkena angin mematikan itu menyisakan kepala yang terlepas dari badannya. Lolongan semakin kuat. Mereka tertegun menatap serigala hitam yang berjumlah ribuan di depan mereka. Serigala dengan mata merah dan air liur yang menjijikan terlihat begitu mengerikan. Ervin segera mengibas tangannya menampilkan pedang berwarna emas dengan ukiran naga yang terlihat jelas.

Devil Beside Me [END] [REUPLOAD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang