9. Terlewatkan

9.4K 885 10
                                    


Ervin meletakkan tubuh Naya dengan pelan seolah enggan membangunkan gadis itu.  Ia menatap lekat guratan wajah cantik Naya.  Wajah yang entah sejak kapan mampu membuatnya tersenyum.  Jika benar Naya seorang Dewi Pelindung,  bukankah berarti gadis di depannya ini Permaisuri untuknya? 

Ervin menarik sudut bibirnya.  Merasa bahagia dengan kenyataan yang ia hadapi kini.  Kebebasan yang telah ia dapatkan dan juga gadis cantik di depannya. Ervin menarik selimut tebal dan menutupi sebagian tubuh gadis itu.  Ia harus segera pergi menemui semua petinggi di aula istana.  Mereka pasti telah menunggunya.  Banyak pertanyaan yang akan keluar dari mulut mereka.

"Aku harus pergi dahulu,  kau tetaplah di sini."

Ervin mengecup pelan kening Naya sebelum pergi.  Ia melangkah pasti dan memerintahkan beberapa dayang untuk menjaga kamar itu.  Tidak ada yang boleh masuk ke dalam sana selain dirinya.  Jika ada yang melanggar maka mereka akan menerima akibatnya.

Ervin berjalan menuju sebuah aula besar yang telah terdapat para petinggi kerajaan beserta petinggi Kuil Suci Emerland. Mereka telah menunggu saat-saat ini dengan rasa yang berdebar.  Ada rasa bahagia, ada pula rasa takut yang menyelimuti mereka.

Brak.

Pintu besar terbuka menampilkan sosok yang mereka tunggu-tunggu.  Putra Mahkota Ervin telah tiba.  Mereka semua berdiri menatap pemuda yang kini berjalan mendekat. Aura gelap terlihat sangat jelas.  Tatapan penuh kebencian terpampang nyata di mata Putra Mahkota.

"Selamat datang,  Putraku." ucap sang Raja dan berjalan mendekat.  Ia memeluk putranya sekilas dan melepaskannya.  Ia tahu,  Putra Mahkota enggan mendapat pelukan darinya.

"Apa yang Raja lakukan ketika aku tidak ada?  Benarkah Emerland dalam keterpurukan?"

Ervin tidak ingin terlalu lama basa-basi.  Ia akan memastikan kebenaran semua ucapan Naya hari ini juga.  Bagaimana bisa Emerland yang telah ia perjuangkan dahulu harus dengan mudah di kalahkan dan di pandng menjijikan oleh kerajaan lain.  Benar-benar memalukan.

"Bagaimana bisa kau tahu?" tanya Raja Emerland bingung.  Yang ia tahu Ervin terkurung di dasar lembah jurang.  Meski ia mau namun,  Ervin tidak akan pernh bisa menembus segel itu.  Bahkan, untuk sekedar mendengar kabar mengenai Emerland ia tidak akan pernah bisa.

Ervin tersenyum dan menatap Perdana Menteri sengit,  "Tentu saja aku tahu,  sebanyak apa pun kalian mencoba mengurungku.  Dengan berjalannya waktu,  aku akan keluar dengan sendirinya!"

"Bagaimana bisa anda bertemu dengan gadis yang anda bawa tadi? Lalu, siapa dia? " tanya Tuan Deka mencoba mengorek informasi dari Ervin.  Meski ia tahu siapa gadis itu,  untuk sementara ia akan menutup rapat mulutnya.  Lalu,  setelah ia dapat berbicara berdua dengan Putra Mahkota,  ia akan menjelaskan semuanya.

"Gadis?  Ah,  maksudmu seseorang yang aku bawa ke istana ini?  Baiklah akan aku beritahu kepada kalian semua,  dia adalah Putri Mahkota!"

Semua mata membelalak tidak percaya.  Bagaimana bisa Putri Mahkota di tentukan secara sepihak.  Tidak pernah hal itu terjadi di Emerland.

"Tapi, Putra Mahkota.  Bagaimana bisa anda menunjuk seorang gadis yang tidak kami kenal menjadi Putri Mahkota?" Perdana Menteri mencoba membuat para hadirin setuju dengan ucapannya.

"Aku tidak butuh memperkenalkannya kepadamu terlebih dahulu. Lagi pula Putri Mahkota bukan alat untuk menguasai kerajaan bukan?  Jadi,  aku memilih siapa pun, itu urusanku!"

"Tidak bisa seperti itu,  kita harus tahu latar belakang Putri Mahkota.  Anda tidak bisa menyalahi aturan di kerajaan ini."

"Bukankah kau yang menyalahi aturan,  Perdana Menteri?!"

Devil Beside Me [END] [REUPLOAD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang