*Happy Reading
Lima sekawan Beby tampak sedang fokus duduk dibangku kelasnya. Begitu pun para penghuni kelas yang lain. Mereka sangat serius karna sedang mengerjakan ujian harian dari Ms. Ratih, Pronunciation Class.
Soal2 tersebut cukup menguras pikiran mereka karna jika salah satu huruf saja maka sama dengan nol.Maklum mereka harus menuliskan cara pengucapan tiap2 kata, tentu dengan konsonan atau vokal yang benar dalam bahasa inggris dan itu cukup, sulit.
Sesekali terlihat ada yang menggaruk2 kepalanya mungkin bingung. Ada juga yang menggigit ujung penanya seraya mengerutkan kening tampak sedang berfikir. Ada lagi yang kesulitan menelan ludahnya sendiri akibat terus melototi soal2 yang belum sama sekali tersentuh penanya. Atau juga yang mengendus sebal berkali2 karna menurutnya soal2 tersebut sangat sulit untuk dikerjakan. Malah ada yang terus saja mengamati jam tangannya agar ujian tersebut segera berakhir.Tapi tidak untuk lima sekawan Beby yang terlihat santai. Bahkan mereka senyum2 melihat soal2 tersebut. Tentu saja karna mereka sudah mempersiapkan diri dan belajar bersama untuk ujian ini.
Keadaan sangat hening. Tak ada yang berani buka suara apalagi melihat ekspresi datar dibalut dengan tatapan tajam dari Ms. Ratih selaku dosen mata kuliah ini.
Teng.. Teng.. Teng..
Nafas lega seluruh penghuni kelas terdengar di telinga Ms. Ratih. Ia pun bernafas lega karna baru saja selesai mengerjakan tuganya sebagai dosen di kampusnya. Lalu ia pun menutup kelasnya setelah mengumpulkan semua kertas ujian mereka.
Kring.. Kring..
Tiba2 Handphone Bella berdering, muncul nomor tak dikenal di layar handphone nya. Ia mengerutkan alisnya karna ia selalu tidak suka jika menerima telpon dari nomor tak dikenal seperti saat ini.
"Kenapa gak diangkat, Bel?" tanya Dila.
"Gak kenal nomornya!" balas Bella menaruh lagi handphone nya.
Dering berhenti. Mereka melanjutkan obrolan lagi. Belum lama setelah itu, Kring.. Kring.. Handphone Bella bunyi kembali, masih nomor yang tadi. Bella mengacuhkannya lagi.
"Angkat aja, siapa tau penting," bujuk Beby.
Dengan malas, Bella akhirnya mengangkat panggilan itu dan sedikit menjauh dari para sahabatnya itu." Apa?" terdengar ia bicara sedikit keras yang membuat keempatnya menoleh dan menghentikan obrolan mereka.
Wajah Bella tampak cemas dan tangannya gemetar selagi memegang handphone nya yang masih dalam mode panggilan itu.
"Oke. Saya kesana sekarang juga." Bella langsung masuk mengambil tasnya lalu turun tanpa berkata apa2 pada para sahabatnya yang masih melongo bingung dengan hal yang baru saja terjadi pada Bella. Raut wajah mereka tampak penuh tanda tanya.
"Ada apa lagi ini?" racau Kiki dalam hati.
Mereka pun segera menyusul Bella yang berlari sangat terburu2 menuju boilnya."Kalian mau kemana?" teriak Paris tapi tak ada yang menjawab.
Beby hanya menoleh sebentar lalu menahan Paris yang hendak menyusul. Ia pun mengerti karna menurutnya itu urusan cewe jadi ia hanya berlari menuju balkon dan melihat Bella dan yang lain dari atas sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Heart Chooses You
Jugendliteratur#11 - Yuri rank May '18 #44 - friend on early August' 18 Cerita kali ini akan disajikan sedikit berbeda.. Cerita kelima.. Semoga suka... Aku buat mature content ya, soalnya ada banyak kata2 sedikit kasar saat adegan action. Tapi tenang aja, adegan...