#27

2.3K 165 11
                                    

*Happy Reading

Satu minggu sejak Beby memutuskan untuk menerima tunangan Paris. Pagi ini tampak Paris sudah berdiri di samping mobilnya, ia sudah siap dengan kemeja lengan panjang yang digulung sampai siku motif kotak2 warna hitam putihnya. Dipadukan dengan jeans hitam dan sepatu sneaker putih menambah kegantengannya. Rambutnya pun sudah rapi dengan balutan pomade dan wajah yang diselimuti senyum manis sedari tadi. Tak lupa kacamata hitam dengan lingkaran kaca berdiameter dua centimeter. Ia benar2 tampak ganteng, semua yang memandang pasti meleleh karna hal itu. Ia pun berjalan santai dengan gagahnya menuju pintu rumah kekasihnya.

Tring.. Tring..

Anggap saja itu bunyi bell rumah kekasihnya itu.

Clekk

"Eh, Den Paris? Mari masuk, Non sebentar lagi turun. Ia sudah berpesan jika Aden sudah datang, mohon untuk menunggu. Maklum Den, anak gadis dandannya pasti lama. Hehehe.." mbok Sumi menyambutnya dan menyuruh masuk dengan guyonan kecil untuk menggoda Paris.

"Makasih ya Mbok." Paris duduk masih dengan sudut bibir terangkat. Mbok mengangguk dan berlalu.

Tap.. Tap.. Tap..

Tak berapa lama terdengar langkah kaki dari arah tangga. Tentu saja itu adalah kekasihnya. Ia pun tampak bersemangat sekali siang ini. Maklum mereka akan dating setelah waktu itu resmi bertunangan.
Beby tampak sangat anggun dengan blouse putih polos yang dipadukan dengan sepan panjang hitam yang bagian bawahnya sedikit lebar dengan motif bunga2 dan wedges senada dengan warna sepannya, juga tas tangan yang juga hitam menempel di pergelangan tangannya.

Rambut panjangnya yang super lembut itu ia kuncir separuh dengan jepit motif menara Eiffel disisi kiri serasi dengan lesung pipinya yang saat ini tercetak sempurna di wajah manisnya. Ia tampak termangu melihat Paris yang sudah berdiri ketika mendengar langkah kaki tadi. Paris pun begitu, mereka sama2 terpaku seolah membeku akibat balutan warna hitam putih yang tercipta dari pakaian yang mereka pakai.

"Loh, kok bisa samaan?" Beby masih melongo begitu sampai di depan muka Paris.

"Mungkin ini artinya kita memang jodoh," katanya santai sudah tidak dengan cengonya. Beby pun tersipu malu dengan wajah sedikit merona.

"Sudah siap?" ia menyodorkan tangannya. Beby langsung meraihnya seraya mengangguk penuh riang. Mereka pun berpamitan dengan mbok Sumi karna ortu Beby sedang berada di luar kota.

"Silahkan my Beby," seperti biasa ia membukakan pintu untuk kekasihnya itu.

"Terimakasih my prince." Beby berbisik seraya mengelus pipi Paris.

"Seat belt nya jangan lupa," Paris menoleh setelah ia memasang miliknya.

"Sudah, sayang," kata Beby santai yang justru membuat Paris kembali cengo.

"Loh, kok bengong?" Beby kembali mengelus lembut pipi pacarnya itu.

"Ehm, gak kok. Hehehe,.. Mungkin aku salah dengar tadi." Paris mencoba santai dengan menampilkan deretan gigi putihnya sambil menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal.

My Heart Chooses YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang