#36

2.2K 165 0
                                    


*Happy Reading

Pagi ini dikediaman keluarga Kusuma. Pak Robby sudah duduk menikmati sarapannya bersama anak perempuan kesayangannya.
Mereka sedang fokus pada sarapan, walau terlihat berapa kali pak Robby seperti ingin mengawali obrolannya. Tapi hanya dentingan sendok garpu yang terdengar saling bersautan di tengah keheningan sarapan pagi mereka. Pak Robby selesai lebih dulu, ia pun menunggu anaknya dengan sabar.

"Sayang, ada hal yang mau papa sampaikan.." kata papa begitu anaknya sudah selesai.

"Apa, Pa? Aku siap dengerin." ia buru2 meminum susunya.

Pak Robby menarik nafas panjang lebih dulu, ia menatap anaknya dalam2. "Kamu sudah tau kan jika kamu memiliki kakak laki2?" tanyanya hati2 masih menatap ke dalam mata anaknya. Anaknya hanya menggangguk.

"Huh.. Seandainya ia melakukan kesalahan, entah itu dia sengaja atau tidak, maukah kamu memaafkannya?" tanya Papanya sekali lagi sangat hati2.

Alis anaknya bertaut, diam sejenak, lalu berkata dengan sangat lembut. "Tentu, Pa. Walau secara manusiawi aku pasti marah, tapi dia pasti punya alasan melakukan hal itu kan?" ia tersenyum tipis mencoba tenang.

"Baguslah.. Papa bangga sama kamu, Sayang." ia mengelus rambut anaknya penuh sayang.

"Memangnya kak Paris kenapa, Pa?" tanyanya kepo.

"Ehm,," perkataan pak Robby terputus karna salah satu pesuruhnya datang.

"Maaf Tuan, saya menganggu sarapan Tuan. Saya mau.. Eh, saya..mau.." salah satu pesuruhnya tiba2 muncul membawa sesuatu dalam genggaman tangannya.

"Ada apa, Rin? Kok kamu gugup gitu?" tanya pak Robby.

"Anu Tuan, sebetulnya sudah lama saya ingin melaporkan ini, tapi saya takut.." Rina menunduk tak berani menatap Tuannya yang sedang menatapnya datar.

"Melaporkan apa? Itu kamu pegang apa di belakangmu itu?" tanya pak Robby lagi.

"Ini, Tuan. Saat Non Bella kecelakaan, saya menemukan topi ini di garasi dekat motor non Bella diparkir. Saya pikir ini milik pekerja disini, tapi setelah saya tanya, mereka bilang ini bukan punya mereka," balasnya masih menunduk takut sambil menunjukkan topi yang dipegangnya.

"Kenapa kamu baru melapor sekarang?" tanya pak Robby masih mencoba datar walau ia sudah mulai terpancing emosinya.

My Heart Chooses YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang