#17

2.7K 213 7
                                    

*Happy Reading

Sunday Morning
Terlihat seorang pria paruh baya yang masih tampak gagah dengan tubuh tegapnya sedang menikmati sarapannya. Ia sendirian karna anak gadisnya belum keluar dari kamarnya. Nampak beberapa pegawainya bediri di sampingnya sambil menunggu perintah.

Sementara diruangan lain rumah ini, seorang gadis dengan mata birunya tampak sedang mengenakan baju karna dia baru saja selesai mandi dan hendak sarapan. Dia sedikit memoles wajahnya dengan pelembab agar wajahnya tak terasa kering sepanjang hari dan juga tampak lebih cerah.
Sedang asyik bersolek di depan kaca, ia mendengar seperti ada hal yang berbeda pagi ini dirumahnya, makanya ia pun segera turun.

Tap... Tap.. Tap..

Terdengar suara langkah kaki dari arah tangga. Ternyata anak gadisnya yang sangat cantik itu baru saja turun dan ia sudah mandi karna sudah tidak mengenakan piyama tidurnya lagi. Ia mendengar suara dentingan sendok dari arah meja makan, makanya dia segera berlari ke sana.

"Papa pulang? Kok gak bilang2?" tanyanya sumringah, ia langsung bergegas menuju kursi papanya itu dan mencium pipinya.

"Iya, Papa pulang semalam waktu kamu sudah tidur. Kebetulan kerjaan Papa sedikit senggang makanya Papa memilih pulang dan bertemu sama kamu, sayang. Papa kangen," Papa mencium balik pipi anaknya itu.

"Aku juga kangen banget sama Papa" ia memeluk papanya seerat mungkin. Terdengar tangis pelan dan pilu dari anaknya itu dan sepertinya papanya juga berapa kali menghela nafas berat mungkin menahan tangisnya sendiri.

"Gimana liburan kamu, sayang?" tanya Papanya lagi. Kali ini menangkup kedua pipi anaknya.

"Seru banget, Pa, malah liburanku gak pernah semenyenangkan itu. Aku bahagia sekali bisa berteman dengan mereka. Aku juga gak nyangka hidupku bakal seseru ini," balasnya yang sekarang sudah duduk dan mulai menyeruput jus jeruknya dan menyendokkan spaghetti ke mulutnya.

"Syukurlah kalo gitu, Papa gak terlalu khawatir lagi kalo Papa lagi pergi dan kamu sendiri," ucap Papanya sambil mengelus lembut rambut anaknya yang panjang terurai indah.

"Iya sih, Pa. Tapi tetep aja aku butuhnya Papa," cemberut anaknya.

"Iya, Papa ngerti. Maafin Papa ya, tapi kan ini semua untuk kamu, sayang," ucap Papanya lagi, ia sudah selesai dengan makannya dan sekarang sedang menatap anaknya intens. Anaknya hanya mengangguk pasrah saja.

"Btw, mana temen2 kamu itu? Ajak kesini dong, Papa pengen kenal mereka juga." Papanya mengelus kepalanya dengan penuh sayang. Ia pun segera menoleh dan mengangguk senang.

"Nanti aku hubungi mereka ya, Pa. Mumpung masih libur. Semoga aja mereka belum ada planning," balasnya sumringah dan Papa segera mengangguk senang dengan senyum lebarnya.

My Heart Chooses YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang