Happy Reading 😀😀😀
Dejavu
Part 02🐈🐈🐈🐈🐈🐈
Oh Sehun menganga melihat isi kulkasnya yang kosong. Beginilah nasib bila tinggal sendiri di apartemen sederhana yang cicilannya lumayan murah. Sehun melihat jam di dinding yang menunjukkan pukul 7 malam. Mini market 24 jam di depan gang masih buka kalau jam segitu.
Ia mengambil dompet dan jaket cokelatnya karena dinginnya malam bisa membekukan tubuhnya. Di mini market ia memilih membeli mie Ramyeon dan beberapa cemilan untuk dikulkas. Ia harus pulang cepat, makan lalu tidur cepat demi bisa bangun pagi seperti biasa. Pekerjaannya sebagai staff managemen perusahaan besar dan asisten sutradara menguras pikiran dan tenaganya.
Tidak berapa jauh dari apartemen Chigu, tempatnya tinggalnya, ia melihat beberapa gerombolan tampak memukuli seseorang yang dikeroyok oleh 5 orang yang 3 diantaranya memakai senjata tajam. Tapi orang yang dikeroyok itu tampaknya lebih berani dari para pengeroyok. Sehun berpikir dulu untuk membantunya secara mendadak karena ia tak ingin terluka.
Dilihatnya beberapa tongkat kayu terselip di dekat tempat sampah di sampingnya. Sehun mengambilnya dan menerjang orang-orang itu secara membabi buta demi menakuti mereka. Melihat bala bantuan itu, pemuda yang dikeroyok itu tersenyum dan berdiri membelakangi punggung Sehun. Keduanya menatap para pengeroyok yang mengelilingi mereka.
Sehun yang tak sempat melihat orang yang dibantunya itu mengacungkan tongkatnya ke arah para pengeroyok. "Cepat pergi dari sini, sebelum masuk ke perkelahian ini aku sudah telepon polisi." gertaknya. Lima orang bertampang sering keluar masuk bui itu langsung saling melihat dan mereka telah terluka dipukuli Sehun pakai kayu. Mereka pun berpikir tak ingin berurusan dengan polisi dan segera melarikan diri.
Setelah memastikan mereka tak kembali, Sehun melempar kembali tongkat kayu itu ke tempat semula. Sebenarnya ia tidak berencana melukai mereka tapi tiga orang diantara mereka memakai senjata tajam yang bisa melukainya.
"Aish, tanganku jadi kotor." omelnya menyadari tangannya jadi hitam-hitam.
"Kamsahamnida, atas bantuannya." kata pemuda yang ditolong itu sambil menunduk. "Ah, tidak usah sungkan begini, sudah kewajiban untuk menolong orang yang kesulitan." kata Sehun menerka kalau usia pemuda itu mungkin lebih muda darinya. Terlihat masih sangat muda dan tampan meskipun rambutnya tertutupi jaket topi hitamnya itu.
"Kau sepertinya bukan orang sini?" terkanya karena perawakan pemuda itu seperti orang China. "Nama dan usia?" tanyanya.
"Zhang Yizing imnida, maksudku panggil saja Lay, kalau usia---hmm, mungkin 25 tahun." ujar Lay sambil mengulurkan tangan.
"Kenapa pakai mungkin, kau tidak tahu jelas umurmu?" Sehun tertawa. "Aku Sehun kalau usiamu memang 25, berati aku dongsaeng bagimu ya karena usiaku 24 tahun." ujarnya setelah mengusap tangan dibajunya sebelum bersalaman. Terdengar olehnya suara gemuruh angin di dalam perut yang ia tahu dari pemuda di depannya.
"Kau lapar?" tanyanya takjub.
Lay tersenyum malu. "Kebetulan, aku juga belum makan, dormku tak jauh dari sini, tuh disana, kita makan bersama aja." ajak Sehun pada orang yang baru dikenalnya.
"Apa tidak apa, nanti pacarmu.....-" Lay terlihat ragu. "Oh, pacarku tidak kesini, sebenarnya mau ke sini, lagi dalam perjalanan, lagipula aku gak pernah bawa dia ke dormku, pemilik apartemen bisa sangat marah, kebanyakan yang menghuni disana orang sudah berkeluarga yang punya anak-anak, jadi gak pantas menurutnya kalau ada cowok lajang bawa cewek ke kamar." kata Sehun sambil memeriksa apa Ramyeonnya pecah.
"Namja pernah?" tanya Lay usil.
"Kau mau dipukul ya." gerutu Sehun sebal. "Pernah sih, tapi hanya teman-teman kampus."
KAMU SEDANG MEMBACA
DEJAVU [PCY ❤ KSE]
Fanfiction[TAMAT] Pertemuan mereka seharusnya tak terjadi lagi.... Mungkin, seharusnya sejak awal memang tak usah bertemu... Masing-masing ingin melupakannya.... Namun, ada satu yang tetap menginginkannya.... Hingga permintaan itu......terkabulkan.... Ini...