Part 26 - In Broke

247 36 26
                                    

Happy Reading Chingu 😁😁😁

Dejavu
Part 26

🎳🎳

Kim Seokjin vs Kim Dongjun

Keseringan dimanfaatkan teman? Seokjin adalah sasaran paling empuk. Chanyeol, Yoongi, Luhan bahkan Soeun dan Sora pernah memanfaatkan kebaikannya. Seokjin tampak ikhlas saja dimanfaatkan mereka atau mungkin dia memang merasa paling tua dibandingkan sesama Light dan bisa jadi ia juga menganggap dirinya paling waras diantara mereka.

Entahlah apa yang dipikirkan namja itu sampai mau saja diperlakukan seeenaknya oleh teman-temannya. Tapi itu lebih baik dari nasib Chanyeol yang sering diusili Yoongi, yang berkolaborasi dengan Luhan. Tapi kali ini Seokjin benar-benar terima saja disuruh Yoongi untuk membantu. Ia memiliki ability special Psychometry dimana ia bisa memanipulasi benda mati sekaligus menggali informasi dan berkomunikasi dengan objek apa pun. Dengan berbicara pada benda, tentu saja ability spesialnya itu sangat berguna. Sebelumnya ia menolak ability spesialnya itu dimanfaatkan karena hal itu bisa membuat Chanyeol dan Yoongi malah malas bekerja. Lagi pula ability special bisa membuatnya habis tenaga.

Seokjin menatap harmonika bercak darah kering yang dibungkus plastik dan ada tulisan bahwa benda itu adalah barang bukti. Ia menaruhnya ke dalam tas dan akan memakai ability-nya di kamar dormnya. Tidak mungkin di kantornya. Seokjin kemudian memgambil map berisi daftar profil para tersangka yang diberikan Yoongi.

Dari daftar terduga itu, Seokjin merasa salah satu pelaku yang paling kuat alibinya justru yang paling membuatnya tertarik untuk diselidiki. "Hmm, namanya Kim Dongjun ya, jika lihat tampang sih, gak ada tampang kriminal sama sekali. Cendrung ramah kayaknya, tapi yang seperti ini pun bisa sangat menipu,"

"Seokjin, pacarmu nunggu di kantin tuh, katanya dia mau bicara," kata seorang rekan ketika melewati meja kerja Seokjin.

"Kenapa dia gak hubungin langsung?"

"Entah, katanya, hapenya hilang, cepat sana, jangan buat pacarmu menunggu,"

Seokjin akhirnya beranjak juga dari kursinya dan menemui si pacar, yang satu kantor dengannya. Seokjin melihat kekasihnya itu tampak menatap waspada orang-orang sekitar. "Kenapa memanggilku?" tanya Seokjin pada Boah. "Hilang kemana hapemu?"

"Oppa," Jo Boah segera memegangi tangan si pacar ketika duduk disampingnya. Seokjin terkejut tangan Boah gemetar saat menggengamnya. "Biarkan aku menginap di dormmu oppa, aku takut, Jjincha, aku takut,"

"Soal apa?"

"Pembunuh berantai itu, semalam dia membuntutiku, aku sungguh takut, aku lari sampai hapeku kubiarkan terjatuh di jalan, dan langsung masuk rumah tapi Oppa, dia sepertinya memantau rumahku,"

"Sudah lapor polisi?"

"Sudah tapi dia pakai masker dan topi, aku gak bisa kasih gambaran jelas gimana wajahnya,"

"Sial, berani sekali," geram Seokjin sambil memukul meja. "Oppa, kalau aku tidak boleh tinggal di dormmu, setidaknya menginap di rumahku, eomma dan appaku pasti senang melihatmu,"

"Mianhae, tapi Luhan sendirian di dorm,"

"Kau lebih mengkhawatirkan temanmu itu dibandingkan pacarmu? Aish Jjincha, pacarmu itu Luhan atau aku sih," Boah emosi.

"Jaga mulutmu," Seokjin langsung melepaskan tangan Boah. "Mianhae," Boah menarik tangan Seokjin lagi. "Aku tahu kau butuh dana dari ayahnya. Mianhae,"

Seokjin menarik Boah ke arahnya dan memeluknya untuk menenangkannya. Kemudian ia menyuruh yeoja itu kembali kerja dan berjanji akan membawa Boah menginap di dormnya. Luhan pun juga tidak pernah marah jika ia membawa pacarnya itu ke dorm.

DEJAVU [PCY ❤ KSE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang