Bunyi bel SMA Harapan Abadi menggema ke seluruh penjuru sekolah. Seluruh guru yang sedang mengajar langsung menutup pelajaran mereka dan buru-buru keluar karena kelaparan.
Sama halnya dengan para murid yang langsung menutup buku mereka dan berhamburan keluar dari kelas untuk langsung menuju kantin. Disisi lain, seorang gadis dengan rambut panjang lurus yang jatuh sampai bahunya melangkah cepat-cepat menuju ruang pengumuman.
Buku-buku tebal di tangannya juga ikut mempersulit perjalanannya, sampai-sampai ia hampir menabrak seseorang. Cepat-cepat ia meminta maaf, namun orang itu membiarkannya dan hanya memberikannya senyuman tipis. Setelah sampai di ruang pengumuman, ia langsung mengambil alih mic.
"Aduh, Pravitasari Utami, lo mau ngapain sih?" tanyanya. "Lo gak boleh ngasih pengumuman yang aneh-aneh!"
Gadis yang dipanggil Vita itu langsung cemberut, kemudian ia membiarkan laki-laki yang setahun lebih tua darinya itu mengambil alih lagi mic pengumuman. Gadis itu mengeluarkan sebuah lembaran kertas dan menunjukkannya pada laki-laki itu.
"Tuh, Kak Revo, umumkan ke anak-anak yang mau nonton ini."
Revo meneliti lembaran pengumuman itu dan ia menatap gadis itu. "Band kalian mau konser lagi? Kalian makin kaya aja deh. Yaudah, karena gue fans band kalian juga, gue bakal ngumumin ini secepatnya."
"Bagus! Makasih Kak Revo!" kata Vita sambil tersenyum lebar. Sedangkan itu, Revo mempertemukan jari tengah dan ibu jarinya membentuk huruf O. Revo pun menarik mic-nya dan berdeham disana.
Di kantin, murid-murid yang tengah sibuk makan langsung berhenti dengan aktifitas mereka masing-masing. Begitupula dengan murid-murid yang tengah dengan aktifitas mereka langsung diam.
"Pengumuman! Sekalian murid-murid SMA Harapan Abadi, ada yang udah lihat di papan pengumuman tentang konser The Milway?"
Sorak-sorak murid menyahuti pertanyaan Revo yang artinya mereka pasti sudah melihatnya. Mereka tampak sangat senang dan Vita langsung mengacungi jempol ke arah Revo.
"Kalian udah tau kan kalau konsernya Senin depan seperti biasa di aula sekolah? Kali ini, The Milway bakalan memperbolehkan murid luar untuk ikutan nonton, jadi kalian yang mengundang temen kalian dari luar sekolah harus bayar 5000 rupiah. Silahkan pemesanan tiket langsung ke ruang latihan khusus The Milway di gedung tiga lantai dua. Makasih!"
Setelah itu, Revo langsung mematikan mic-nya. Kemudian ia mengacak rambut Vita dan tersenyum. "Udah ya tuh," katanya. "Bilang apa?"
Wajah Vita sontak merona merah kemudian ia tersenyum kecil untuk menyembunyikan rona merah di pipinya itu. "Makasih Kak!"
"Gitu dong," kata Revo. "Mau ke kantin bareng gak? Gue juga belum makan nih. Gue traktir deh."
"Yehey!" seru Vita girang. "Ayo, Kak! Janji ya bayarin? Awas lo kak sampe bohong, gue gorok!"
"Emangnya lo berani?" Revo menyelipkan dompetnya ke dalam kantung celananya. Vita menggeleng pelan. "Gue kan bukan pembunuh," katanya.
Keduanya melangkah keluar dari ruang pengumuman. Revo pun merangkul Vita dengan hangat. Mereka melangkah menuju kantin sambil sesekali tertawa satu sama lain karena pembicaraan mereka.
Murid-murid yang memperhatikan mereka sudah biasa melihat pemandangan hal seperti itu. Pravitasari Utami dan Revo Rizky sering dianggap berpacaran, padahal Revo sudah mengatakan bahwa mereka berdua hanya berteman.
Walaupun, tidak ada yang tahu--kecuali tiga personil The Milway yang lain--jika Vita menaruh perasaan pada kakak kelasnya itu. Seorang kakak kelas yang sudah ia kenal sejak kecil dengan memberikannya harapan-harapan palsu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anything ✕ CJR
FanfictionIqbaal Dhiafikri Ramadhan tidak pernah menyangka bahwa keadaan band yang telah ia bentuk sejak SMA bersama ketiga sahabatnya akan terancam bubar. Pravitasari Utami yang selama ini bersahabat dengan Iqbaal sejak SMP sedang sibuk mengejar sosok kakak...