Enam

9K 607 15
                                    

Heloooo, happy weekend! Btw, part 6 here!😁😁 Semoga sukaaa!

---

Selama pelayaran ke Banjarmasin dan Balikpapan, lalu berlanjut tiba di Makassar. Dan akhirnya ia sudah memasuki jam tidur. Ia melihat jam dinding yang ada di kapal, sudah jam sembilan malam. Di Surabaya pasti masih jam delapan. Karena Banjarmasin dan Surabaya berbeda zona waktu satu jam.

Dika berada di kamarnya sendirian. Belum ada beberapa rekan-rekan satu kamarnya yang masuk. Dika beranjak dari tempat tidur dan keluar kamar untuk mencari sinyal.

Dika tiba di geladak kapal dengan penerangan yang cukup dan sepi. Ia ingin menelepon istrinya yang ia tinggal di Surabaya bersama kedua mertuanya dan kedua anaknya.

"Gimana, Mas? Udah sampai?" tanya Dara kepadanya, "Kak, Papa nelpon nih, Kak."

"Waaa, Papa! Beliin mainan lagi ya, Pa!" teriak Gema membuatnya terkikik.

"Nanti kalau nilai kamu bagus," kata Papanya, "Adikmu mana?"

"Adik udah tidur di kamar, Pa," kata Gema sambil menguap, "Katanya Mama, Gema mau punya adik lagi. Mana, Pa?"

Dika tertawa terbahak-bahak mendengar malaikat kecilnya berkata polos seperti itu, "Sabar ya, adiknya lagi tidur di perutnya Mama. Jangan rame-rame, nanti adiknya nangis gimana?"

"Oh, iya-iya, Pa," Gema mengangguk, "Adiknya cewek apa cowok, Pa? Kalau cowok nanti Gema ajak main perang-perangan, tapi kalau cewek Gema juga ajakin main perang-perangan."

"Lho, jangan dong, masa cewek disuruh ikutan perang? Laki-laki harus jagain perempuan dong," Gema pun menguap, "Kan, udah ngantuk. Ayo tidur, besok sekolah."

"Papa juga tidur, udah malam. Besok kerja," celetuk Gema membuatnya semakin tertawa.

Gema pun berjalan memasuki kamar. Dara masih saja duduk di ruang tengah sambil makam keripik singkong.

"Ayah sama Bunda mana?" tanya Dika.

"Udah tidur di lantai atas, Mas."

"Terus, kamu kenapa kok belum tidur?"

"Iya, Mas, nanti aja tidurnya. Masih belum selesai drama koreanya. Nanggung tinggal satu episode."

"Nggak-nggak, besok aja dilanjutin lagi. Besok kamu kesiangan lho."

"Yo wes lah, aku tak tidur dulu ya, Mas. Mas juga harus tidur, besok kerja lagi, pelayaran lagi. Hati-hati pokoknya."

"Selamat malam, cinta. Aku sayang sama kamu."

***

Pagi itu Dara menyiapkan kopi dan teh untuk orang tuanya yang sedang menikmati pagi harinya. Sang Ayah sambil merokok dan membaca koran di ruang tamu, sementara Bunda pun duduk agak jauh dari Ayahnya.

"Dara, tunggu. Duduk sini," kata Ayahnya membuat laju jalannya terhenti.

Dara berbalik, "Iya, ada apa, Yah?"

"Yah, Ayah mau nanya sesuatu sama kamu," ucap Ayah sambil mematikan rokoknya di dalam asbak kecil.

"Nanya apa, Yah?"

"Ayah mau nanya, apa Dika lebih baik berhenti dinas di kapal?"

"Maksudnya?" tanya Dara tak mengerti.

"Aku nggak tahu, Yah, itu semuanya urusannya Mas."

"Tapi coba lah kayak Mas Indra, sekarang udah nggak tugas di kapal lagi. Sekarang malah dinas di kantornya. Apa Dika enggak bisa kayak gitu?"

SANDARANDIKA 4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang