Sebelas

8.3K 578 38
                                    

Yeah, update!!
Maaf ya guys, sering jarang update soalnya lagi berburu kelas buat ngurus kartu rencana studi :"" well, baru bisa update sekarang heahahahahahahhh xD maafkan kalau kemalaman, tapi ya begini keadaannya. Semoga suka ya guysss😘😘😘

---

Phew, phew, phew! Hahaha, menyerah lah, kau sudah ku kepung!” kata Dika mengacungkan airsoft tanpa peluru ke arah Gema yang sudah bersandar di dinding. Gema sudah terkepung oleh lawannya sendiri.

“Nggak semudah itu!” Gema pun menyeruduk kaki Papanya sehingga Papanya kehilangan keseimbangan. Papanya terjatuh telentang, Gema pun menduduki perut Papanya dan menembakinya, “Phew, phew, phew!”

PRUAK!

“Aduh, sakit kepala Papa, Lifa,” Dika mengusap-usap kepalanya saat baki minuman mendarat keras di kepalanya, “Kamu kok bisa ambil nampan sih?”

Lifa hanya tersenyum-senyum, lalu meletakkan baki minuman di lantai, dan lari memasuki kamar. Dika mengejar putrinya dan putrinya tertawa-tawa memeluk serta bersembunyi dibalik Mamanya.

“Huaa!” teriak Dika sambil mengangkat Lifa, “Anak Papa udah besar sekarang!” serunya.

“Mas, mana baju yang mau Mas bawa ke Jakarta?” tanya Dara sambil melipat-lipat bajunya, lalu dimasukkan ke koper.

Dika menurunkan Lifa, membiarkan ia bermain dengan Kakaknya. Dika berjalan ke arah lemari, membuka pintu lemari. Mengambil beberapa potong baju, celana, dan dalaman. Dika membantu istrinya melipat bajunya agar istrinya mudah untuk memasukkan bajunya ke dalam koper.

“Akhirnya long week kita bisa pulang ya, Mas,” kata Dara sambil melipat-lipat bajunya dan memasukkan ke koper besar, “Ini reuni pertamanya Mas kan?” katanya.

Dika tersenyum, “Yah, gitu lah, Dek, tahu sendiri kalau Mas pulang layar cuma berapa hari. Baru-baru ini aja agak lama nggak berangkat layar.”

“Nah, selesai!” seru Dara menutup kopernya, “Nanti ini dibawa masuk ke mobil ya, Mas.”

“Besok aja lah,” ucap Dika menepikan koper itu, “Akhirnya akhir tahun bisa pulang!” seru Dika sambil merenggangkan kedua tangannya.

Dika pun berjalan keluar kamar dan membanting pantatnya di atas sofa ruang tengah. Dika mengambil remot televisi yang ada di meja. Ia mencari saluran televisi yang memuat berita terkini.

Pemirsa, sekilas info pada sore hari ini. Berita tentang terjatuhnya--”

Klik

“Pemirsa, pada libur akhir tahun ini, Kebun Binatang Ragunan dipadati banyak pengunjung dari berbagai penjuru kota--”

“Pa, Gema mau ke sini, Pa,” kata Gema melihati Kebun Binatang Ragunan di layar kaca televisi.

“Iya, besok kalau sampai Jakarta, Papa ajak ke Ragunan ya,” kata Papanya sambil mengambil alih remotnya kembali. Ia menyetel kembali saluran itu. Acara beritanya malah sudah bubar.

“Papa janji?” Gema mengacungkan kelingkingnya.

“Janji!” ucap Dika sambil tersenyum, lalu menautkan kelingkingnya dengan kelingking anaknya.

Memang, besok adalah long weekend dari perayaan Natal sampai tahun baru. Bagi Dika, ia memutuskan untuk pulang ke Jakarta untuk menemui orang tuanya, mertuanya, dan mengikuti acara reuni kelas sepuluh SMA. Memang tidak lama sih. Tetapi, Dika tak sabar rasanya untuk mengikuti acara reuni, karena beberapa kali kesempatan mengadakan reuni, ia tidak pernah bisa atau punya waktu luang untuk mrngikuti reuni teman-temannya, dan baru kali ini ia bisa mengikutinya.

SANDARANDIKA 4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang