Dua Puluh Enam

9.5K 697 110
                                    

PENASARAN SAMA KELANJUTAN CERITANYA YA WKWKWKWK ENJOY YAAA WKWK. PART 26 UPDATED! HAPPY READING!

---

Ini istri kau nih, coba kau ngobrol sebentar,” suara Afif samar-samar terdengar dari dalam telepon.

Udahlah, Fif, telinga gua masih sakit juga lu suruh angkat telepon,” rintih Dika kesakitan.

Kenapa?

Ada apa dengan telinganya?

Apa yang terjadi?

Pakai telinga satunya lah! Macam kau punya satu telinga saja!” jawab Afif, “Istri kau sudah angkat telepon ini, macam mana kalau aku putuskan? Aku bukan tukang php macam kau lah.

Ah, elu, sini-sini!”

“Halo, Dek?” suara Dika dengan suara yang sangat lemah.

“Mas, kenapa kok teleponnya kemarin dibiarin gitu aja? Mas kenapa suaranya kok pelan gitu? Suaranya kok lemes? Terus telinganya kenapa kok sakit?” Dara langsung menyerbu Dika dengan pertanyaan-pertanyaan yang membuatnya tidak tidur sepanjang malam.

Aku nggak apa-apa kok, ini Afif aja yang lebay sampe teleponin kamu,” Dika berkilah. Sudah jelas-jelas terdengar kalau telinganya sedang sakit.

“Jangan bohong,” celetuk Dara dengan nada bicaranya yang agak sinis.

Iya, iya, iya, telinganya Mas keserempet peluru. Sobek dikit sih, tapi enggak apa-apa kok.” ia memperteguh keadaannya yang seperti itu.

“Jadi Mas enggak jadi mati?!” teriak Dara kegirangan, “Alhamdulillah.”

Kamu kok malah doain Mas mati sih dek?” gerutu Dika dengan suara yang cukup lemah, “Mas masih sehat ini, cuma telinga kiri sobek dikit gara-gara keserempet peluru. Selebihnya enggak apa-apa kok.

“Habisnya aku tadi ngimpiin kalau Mas ditembak lawan, terus meninggal. Aku kan jadi kepikiran,” ucap Dara lirih, “Kok bisa sih telinganya keserempet peluru?!” cecar Dara lagi.

Ah itu biar besok-besok aja aku ceritain di rumah.”

“Terus telinganya dijahit? Jahitan berapa?”

Jahitan dua kayaknya sih, pendek kok. Setidaknya enggak mengurangi ketampananku,” Dika tertawa terbahak-bahak. Suaranya membuat Dara ikut-ikutan tertawa.

“Dih, sok cakep, Mas,” cibir Dara masih tergelak tawa.

Tapi meskipun nggak cakep begini, kamu doyan sama aku?” balas Dika yang tak mau kalah.

Dara hanya tertawa, lalu berusaha mengalihkan pembicaraan kalau ia sudah kalah, “Ngomong-ngomong, gimana tugasnya? Berhasil?”

Syukurlah berhasil, semuanya sudah selesai tinggal nunggu pagi buat nyetok persediaan logistik. Mas bakal pulang kok. Dua Minggu lagi kayaknya Mas sampai Surabaya. Doain aja sampai selamat.

“Itu mah otomatis, Mas,” Dara tersenyum.

Ya sudah, telinganya Mas perih kalo lama-lama nerima telepon. Nanti kita chat-chat-an aja ya, sementara.

“Iya, Mas, pulangnya hati-hati ya. Sehat-sehat ya.”

Pasti, Dek. Kamu juga sehat-sehat ya, anak-anak juga. Dan satu hal lagi--

“Apa itu, Mas?”

Tetap ajari Khalifa ngomong ya. Aku sayang sama kamu.

***

SANDARANDIKA 4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang