Lembar 8

878 71 4
                                    

Ada satu hal yang masih ku pertanyakan sedari dulu. Mengapa setiap hal yang menyangkut tentangmu selalu sukses membuat jantungku berdetak tak menentu?

♡♡♡

Petuah tetua zaman dulu ternyata tak lekang oleh waktu.

Setiap ada kemauan pasti ada jalan.

Setiap ada kesulitan pasti ada kemudahan.

Setiap hal memuakkan pasti ada sebuah kelegaan.

Dan itu ada hanya karena dua hal,

Kerja keras atau ikhlas, atau keduanya.

***

"KASAR!" Sukma, temanku menyentak bukunya dengan kesal.

Aku sontak tersadar dari ketertenggelaman diriku pada sebuah novel yang ku pinjam tadi pagi lalu menatapnya heran.

"Perasaan minggu kemaren kita pramuka deh, masa minggu ini pramuka lagi? Mana pelantikan, gimana bisa istirahat coba? Dikira tugas gak banyak apa." 

Aku tertawa kecil, memilih untuk mendengarkan saja ucapan temanku satu itu.

Bukannya aku tidak ingin protes, malahan ada banyak sekali protes yang ingin ku suarakan. Namun, aku memilih untuk memendamnya.

Karena kurasa, untuk mengomel pun percuma.

Aku tidak terlalu suka dengan kegiatan di luar ruangan, bukan karena tidak ingin kulitku semakin menghitam --fyi, kulitku berwarna sawo matang-- hanya saja, membaca buku sambil mendengarkan musik di dalam kamar kedengaran lebih menarik di telingaku.

"Malesin." Sambung Nadia dengan wajah bersungut.

"Paling aku gak masuk," ucap Manda ikut menimbrung pembicaraan kami.

"Kita bolos aja, yuk!"

Aku menghela napas panjang. Lalu mengambil sampah tisu yang ada di atas meja ku dan berjalan keluar kelas.

"Kemana, Nai?"

"Buang tisu." Sahutku tanpa menoleh ke belakang.

Dan saat ingin membuka tutup tempat sampah, napasku seketika tercekat.

Arga lewat bersama Rama sambil tertawa, mungkin sedang saling melempar lelucon. Entahlah.

"Pelantikan ini, tenda kita deketan ya sama tenda cewek?" Tanya Rama tanpa melirik kearahku yang mematung.

Aduh Rinai bodoh, ya jelaslah gak lirik kamu, orang dia ngomong sama Arga!

Arga langsung menjawab, "Nggak juga, tenda cewek di dekat lapangan basket. Tenda cowok di dekat lapangan voli."

"Ohh..."

Pandanganku masih mengikuti pada mereka berdua yang sekarang sudah memasuki kelas mereka yang berada di sebelah kanan kelasku.

Entah mengapa senyuman kecil langsung terbit di wajahku.

Aneh sekali, aku juga tidak tahu mengapa aku tersenyum.

Tidak ada alasan pasti.

♡♡♡

Adiksi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang