"Kata Dilan; jangan rindu, berat. Kamu gak akan kuat, biar aku saja.
Kalo kata Rinai; jangan senyum-senyum sendiri. Berat, nanti disangka orang gila."
♡♡♡
Hari senin.
Cuaca hari ini cukup bersahabat karena gak terlalu cerah tapi juga nggak terlalu mendung.
Hari ini yang jadi petugas upacara kelas X MIPA 2.
Iya, kelasnya Arga.
Ingat Arga aku jadi senyum-senyum sendiri. Tadi malam kami bahkan chat sampai larut malam.
Haduh, kayak orang lagi pedekate aja.
"Ngapain senyam-senyum?" Nadia menyentakku dari lamunan singkat tentang Arga.
"Hah?" Sahutku linglung.
"Kamu.. senyum-senyum gak jelas kayak orang gila sambil liatin bagian paduan suara. Liatin siapa sih?" Bisik Nadia.
Aku nyegir, "Itu loh yang nyanyi paling depan gak ada buka suara. Mulutnya doang yang gerak."
"Siapa?"
"Gak tau."
"Yee dasar gaje!"
Hehe bodoamat lah gue gak denger.
Padahal sih sebenarnya aku lagi liatin Arga, dia dapat bagian paduan suara.
Masa, yang lain nyanyi dia gak ada buka mulut sama sekali dari awal?
Gak ada niat banget kayaknya haha.
Itu mulut dikasih lem apa ya?
Dasar cowok aneh.
'Tapi cowok aneh itu yang kamu suka, Nai.' Batinku geli.
♡♡♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Adiksi
Short Story[Lengkap] Entah sampai kapan kamu akan menjadi sebuah adiksi paling menyakitkan untukku. Written by Asharumi. Start: 08 November 2018 End: 25 Desember 2018